Semangati anak hadapi ujian akhir
Siswa Bina Amal bersama orang tuanya |
Sudah menjadi rahasia umum, bila anak memasuki jenjang akhir sekolah, banyak orang tua sibuk melakukan persiapan menjelang ujian akhir. Dari melakukan survei lembaga bimbingan belajar, sampai dengan mencari informasi tentang syarat masuk sekolah yang nantinya akan dituju. Keinginan mendapatkan sekolah yang diidamkan untuk anak dan kekhawatiran bila nilai anak tidak mencukupi, membuat orang tua menjadi panik. Kepanikan orang tua inilah yang secara tidak sadar menular kepada anak, sehingga banyak anak merasa bahwa ujian akhir adalah sebuah beban, bahkan momok yang menakutkan.
Ujian Akhir Bukan Segalanya
Orang tua sering melupakan bahwa Ujian bukanlah Akhir dari Segalanya. Kepanikan orang tua membuat mereka mencari berbagai cara supaya anak bisa mendapatkan nilaii terbaik saat ujian akhir. Mereka seringkali lupa, bahwa sebenarnya ujian adalah bagian dari proses belajar anak. Jangan pernah berharap anak yang tidak pernah belajar tiba-tiba mendapatkan nilai sempurna saat ujian. Ujian akhir merupakan evaluasi terhadap pembelajaran yang dilakukan anak selama di sekolah, bukan hanya di kelas terakhir. Ujian akhir hanyalah merupakan bagian dari proses yang harus mereka hadapi untuk melajutkan sekolah.
Hindari Stres Anak
Kekhawatiran yang berlebihan membuat anak menjadi stres atau tertekan saat menghadapi ujian. Pelajaran tambahan dan bimbingan belajar menjadi tidak artinya karena anak belajar di bawah tekanan dan bayang-bayang ketakutan gagal menghadapi ujian. Apa yang yang harus dilakukan oleh orang tua supaya anak bebas stres saat menghadapi ujian? Dety Anggraeny S.Sos, Kepala Sekolah Sabilina Islamic School memberikan tips kepada para orang tua supaya :
- Orang tua bersikap tenang. Kepanikan orang tua bisa menular kepada anak, dan anak menjadi tertekan setiap mengingat akan menghadapi ujian akhir.
- Hubungi guru untuk mendapatkaninformasi mengenai ujian. Orang tua perlu mengetahui informasi mengenai materi apa saja yang menjadi ujian, jadwal ujian, dan program sekolah menghadapi ujian akhir, supaya bisa mengkondisikan anak di rumah.
- Membentuk iklim belajar di rumah. Iklim belajar hendaknya dibangun bukan hanya menjelang ujian saja, tapi memang menjadi keseharian di rumah. Bila anak sudah terbiasa dengan pola belajar dengan waktu-waktu tertentu, maka tidak ada lagi istilah belajar dengan sistem kebut semalam menjelang ujian.
- Lingkungan rumah yang mendukung. Saat anak belajar di rumah, hendaknya tidak diganggu dengan aktivitas atau suara-suara yang bisa memecah konsentrasinya seperti program televisi dan lain sebagainya. Berikan asupan gizi yang cukup untuk anak.
- Berikan pendampingan. Tunjukkan bahwa keluarga mendukungnya dan mengahargai usahanya. Berikan pujian atas setiap kemajuan yang dia lakukan.
- Berikan motivasi positif. Bila kondisi anak belum stabil, kadang mengalami peningkatan, kadang penurunan, tetap berikan semangat kepada anak dengan pesan-pesan positif seperti, “Kamu pasti bisa!” atau “Lakukan yang Terbaik!”
- Bersikap Jujur. Ajarkan kepada anak untuk bersikap jujur saat mengerjakan latihan soal maupun saat ujian. Tunjukkan kepada anak, bahwa Anda menghargai hasil kerja kerasnya meski hasilnya belum sempurna. Berikan penghargaan atas kejujurannya dan tunjukkan bahwa Anda bangga saat dia mampu melawan godaan teman untuk menyontek atau mendapatkan bocoran jawaban.
- Bimbinglah untuk selalu berdoa. Setelah usaha dilakukan, bimbinglah anak untuk berdoa kepada Tuhan. Kegiatan spiritual seperti melaksanakan sholat tahajud, puasa, misa kebaktian, atau doa bersama, akan mempertebal keyakinan anak dan membuat anak semakin tenang saat menghadapi ujian.
- Berikan kesempatan untuk bermain. Persiapan menghadapi ujian jangan sampai membuat anak kehilangan kesempatan bermain. Jadwalkan waktu-waktu tertentu supaya anak bisa menikmati hobinya seperti bermain bola, berenang, berjalan-jalan dan lain sebagainya. Bermain membuat anak merasa senang, dan otak menjadi lebih segar dan terbuka.
Berbagi
Komentar