APA KATA MEREKA TENTANG KAMI

Testimoni
Pak Rahmat
Alumni

Kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada guru dan seluruh staff Bina Amal 03 yang sudah mendidik anak kami, baik saat di playgroup sampai di TK sekarang ini. Saya merasa bahwa kesabaran dan ketelatenan ibu-ibu guru di Bina Amal 03 bisa membimbing dan mendidik anak saya menjadi anak yang sholih, berbakti pada orang tua. Dan karena kesabaran, ketelatenan, serta pendekatan yang terus-menerus membuat anak kami yang awalnya dulu tidak mau bersekolah bahkan takut ke sekolah, sekarang sudah merasa enjoy dan happy bersekolah, bahkan jika diminta libur sekolah tidak mau. Hal yang tidak kalah penting di TKIT Bina Amal 03 mengutamakan pendidikan karakter ke anak, hal ini sangat bagus karena pendidikan karakter memang harus diterapkan sejak usia dini.

Testimoni
Pak Joko
Alumni

Kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada guru dan seluruh staff Bina Amal 03 yang sudah mendidik anak kami, baik saat di playgroup sampai di TK sekarang ini. Saya merasa bahwa kesabaran dan ketelatenan ibu-ibu guru di Bina Amal 03 bisa membimbing dan mendidik anak saya menjadi anak yang sholih, berbakti pada orang tua. Dan karena kesabaran, ketelatenan, serta pendekatan yang terus-menerus membuat anak kami yang awalnya dulu tidak mau bersekolah bahkan takut ke sekolah, sekarang sudah merasa enjoy dan happy bersekolah, bahkan jika diminta libur sekolah tidak mau. Hal yang tidak kalah penting di TKIT Bina Amal 03 mengutamakan pendidikan karakter ke anak, hal ini sangat bagus karena pendidikan karakter memang harus diterapkan sejak usia dini.

Testimoni
Pak Bambang
Alumni

Kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada guru dan seluruh staff Bina Amal 03 yang sudah mendidik anak kami, baik saat di playgroup sampai di TK sekarang ini. Saya merasa bahwa kesabaran dan ketelatenan ibu-ibu guru di Bina Amal 03 bisa membimbing dan mendidik anak saya menjadi anak yang sholih, berbakti pada orang tua. Dan karena kesabaran, ketelatenan, serta pendekatan yang terus-menerus membuat anak kami yang awalnya dulu tidak mau bersekolah bahkan takut ke sekolah, sekarang sudah merasa enjoy dan happy bersekolah, bahkan jika diminta libur sekolah tidak mau. Hal yang tidak kalah penting di TKIT Bina Amal 03 mengutamakan pendidikan karakter ke anak, hal ini sangat bagus karena pendidikan karakter memang harus diterapkan sejak usia dini.

Featured Posts

Featured Posts

Arsip

Error 404

Sorry! The content you were looking for does not exist or changed its url.

Please check if the url is written correctly or try using our search form.
Ekstrakurikuler

Sarana pengembangan bakat minat yang mewadahi kegiatan anak. Ada banyak pilihan Ekstra kurikuler, diantaranya : Akademik : Matematika, IPS, Fisika, Biologi, Desain Grafis, English Club, Arabic Club Kewiraan : Pramuka, PMR, Paskibra Seni : Teater, Nasyid, Cerpen, Kaligrafi, Qiroah, Rebana, Sinematografi Olah Raga : Basket, Futsal, Voli, Badminton, Beladiri, Panahan

Selengkapnya
Puncak Tema

PUNCAK TEMA Puncak Tema adalah kegiatan untuk memberikan kebermaknaan pembahasan tema, maka pada setiap akhir tema perlu dikokohkan dengan puncak tema.. Kegiatan puncak tema bersifat menggembirakan, penguatan sikap, pengetahuan, keterampilan yang melibatkan berbagai pihak terutama orang tua/keluarga. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan cara : Berdiskusi dengan anak tentang pengalaman yang berkaitan dengan tema yang sudah digunakan. Mengajak anak untuk menceritakan kembali hasil karya selama penggunaan tema kepada teman, orang tua dan atau keluarga. Kunjungan lapangan dalam rangka penguatan kompetensi yang sudah dimiliki anak. Mengundang orang tua untuk kegiatan bersama yang berkaitan dengan tema. Membuat setting lingkungan sesuai dengan tema TRANSISI ANTAR TEMA Setelah mengakhiri tema guru harus dapat mengkaitkan tema sebelum dan tema yang akan digunakan selanjutnya untuk membangun minat dan ketertarikan anak dalam memasuki kegiatan main di tema berikutnya. Proses ini disebut transisi antar tema. Transisi antar tema yang dilakukan dengan berbagai cara antara lain: Diskusi tentang pengalaman anak terkait tema lama Berkunjung ke suatu tempat yang terkait dengan tema baru Membacakan cerita yang terkait dengan tema baru Berdiskusi sesuai dengan pengalaman anak yang terkait dengan tema baru Mengundang narasumber yang memiliki keahlian/pengetahuan terkait dengan tema baru

Selengkapnya
Takhasus Al Quran

Adalah program menghapal Al Quran 30 Juz. Program ini diawali dengan tahsin, yaitu mengeluarkan setiap huruf-huruf al Quran dari tempat keluarnya dengan memberikan hak dan mustahaknya.” Atau dengan kata lain menyempurnakan semua hal yang berkaitan dengan kesempurnaan pengucapan huruf-huruf al Quran dari aspek sifat-sifatnya yang senantiasa melekat padanya dan menyempurnakan pengucapan hukum hubungan antara satu huruf dengan yang lainnya seperti idzhar, idgham, ikhfa dan sebagainya. Dengan kata lain adalah memperbaiki bacaan santri agar sesuai dengan kaidah yang berlaku. Adapun metode menghafal yang di terapkan menganut prinsip “Penambahan” (Ziadah) dan “Pengulangan” (Murojaah). Cara menghafalkan santri dalam satu hari harus mengajukan tambahan hafalan pada pagi dan malam hari serta mengulang kembali hafalan pada sore hari. Santri dibagi menjadi kelompok-kelompok/halaqoh hafalan yang dipimpin oleh satu ustadz pembimbing. Setiap ustadz pembimbing bertanggungjawab mengawasi dan mengoreksi kualitas bacaan santri

Selengkapnya
Pendidikan Karakter

Penanaman nilai-nilai karakter merupakan hal penting yang harus ditanamkan pada siswa dari jenjang sekolah rendah hingga perguruan tinggi. Religius adalah salah satu unsur utama dalam pendidikan karakter. Bina Amal adalah salah satu sekolah yang telah lama mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam pada diri siswa. Model penanaman Pendidikan karakter pada siswa di Sekolah Islam Terpadu Bina Amal Semarang meliputi dua ruang, yakni ruang dalam sekolah dan ruang luar sekolah. Di dalam sekolah, model yang diterapkan meliput i; (1) Pembiasaan adab harian di sekolah, (2) pembiasaan berpakaian Islam syar’I baik siswa maupun guru, (3) pembiasaan pelafalan kalam Islami sebelum pelajaran, (4) Pembiasaan pergaulan Islami, (5) Menempatkan pelajaran Quran sebelum matapelajaran umum, (6) program salat berjamaah, (7) program makan siang bersama, dan (8) peka ananda.

Selengkapnya
Logo
Slide 2
Slide 1

Slider

4-latest-1110px-slider

Comments

4-comments

[Yayasan][horizontal][animated][7]

Recent Post [simple][recent][10]

Bina Amal Semarang


Yayasan Bina Amal

Populer

Agar Anak Rajin Shalat

Solat Jamaah saat acara malam bina iman taqwa di Bina Amal Diriwayatkan, Umar bin Khattab setiap kali membangunkan anaknya untuk shalat beliau membaca ayat dalam surah Thaha yang artinya, “Dan, perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan, akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (QS Thaha : 132). Rupanya, ayat ini yang mendasari motivasi Amirul Mukminin Umar bin Khattab sehingga tak pernah merasa lelah dalam menegakkan shalat dalam rumah tangganya. Setidaknya, ada empat pelajaran berharga yang dipetik dari ayat di atas. Pertama. Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah ( berislam). Maknanya setiap anak pada hakikatnya berpotensi senang shalat dan merasa membutuhkan shalat. Orang tuanyalah yang dengan atau tanpa sadar telah memalingkan fitrah anaknya selama ini. Penghasilan dan makanan yang haram atau bercampur yang haram, to...

Siswa PAUD IT Bina Amal Bermain ke Toko Bunga dan Tanaman

Siswa siswi KBIT - TKIT Bina Amal melakukan kunjungan ke toko bunga dan tanaman dalam rangka puncak tema bunga, Kamis, 4 Oktober 2018.   Di sana, mereka melihat dan mengenal bunga - bunga yang ada. Seru sekali kegiatan puncak tema bunga kali ini...   Siswa siswi dapat melihat secara langsung bunga - bunga yang cantik dan warna warni.

Agar Anak Selalu Optimis

Anak yang optimis adalah anak yang percaya diri. Dia akan selalu percaya bahwa yang dia lakukan adalah baik. Dia tidak takut untuk mencoba. Bila melakukan kesalahan, dia tidak akan larut dalam perasaan bersalah. Bila mengalami kegagalan, dia tidak akan ngembek, dan akan terus mencoba  untuk mencapai keberhasilan.  Menjadi pribadi yang optimis tentu tidaklah mudah. Membutuhkan peran serta aktif dari orang tua. Bagaimana caranya? 1.Pujian dan Penghargaan Bila anak melakukan hal yang baik, jangan jual mahal kata-kata pujian. Meskipun yang telah dilakukan anak adalah hal  sepele menurut kita, namun bagi anak-anak itu bisa jadi sesuatu yang luar biasa. Misalnya, pada saat anak selesai bermain. Lalu anak kita mengembalikan mainan yang selesai dia mainkan ke dalam kotak mainan. Pujilah buah hati kita. Buatlah dia merasa bila apa yang dia lakukan sangatlah baik dan harus terus dilakukan. Tidak perlu kata-kata yang panjang. Cukup dengan tersenyum lalu katakana,”Wah…keren…...

Lima Hal Positif Yang Perlu Ditanamkan Dalam Diri Kid Jaman Now

Kids Zaman Now begitu viral di dunia nyata maupun di dunia maya. Istilah yang begitu mudah di dengar dan ditirukan banyak orang. Apa sih sebenarnya arti Zaman Now itu sendiri? Jaman dalam istilah umum berarti masa / waktu dan Now dari bahasa inggris yang artinya sekarang atau kekinian. Pertanyaannya adalah mengapa tidak memakai istilah anak jaman sekarang saja atau anak kekinian? Saya fikir ini ini bukan masalah istilah biar keren dengan menggunakan bahasa inggris akan tetapi pemakaian istilah ini merujuk kepada Kids Zaman Now sangat lekat dengan dunia digital dan media sosial. Hal inilah yang membedakan masa muda kita dengan anak-anak yang lahir tahun 2000an.  Perkembangan teknologi dan tidak diimbangi dengan kesiapan mental para user akan menimbulkan efek samping yang membahayan. Berikut akan saya sampaikan beberapa fakta sederhana tetapi kalau dibiarkan akan menjadi Petaka Sosial. Pada masa 90an sampai masuk tahun 2000 generasi waktu itu belum terlalu disibukkan dengan “G...

Cara Mendidik Anak Aktif Menjadi Kreatif

Anak yang aktif kadang menggemaskan. Ada saja polah tingkah mereka yang bisa membuat kita tersenyum. Namun bila terlalu dibiarkan akan semakin menjadi. Dan bila kita memberlakukan pola asuh yang salah, bisa jadi anak aktif tersebut mengarah pada anak “bandel” . Lagu bagaimana untuk mengatasi atau mendidik anak aktif ini? Salah satunya adalah mengubah mereka menjadi anak yang kreatif . Bagaimana caranya? Ikuti tips-tips di bawah ini: 1. Jangan membatasi anak dengan banyak larangan Anak yang aktif adalah anak yang suka bergerak. Itu sudah menjadi sifat dari sang anak. Bila kita terlalu banyak memberikan ini dan itu, tentu dia akan merasa ada semacam kerangkeng yang membelenggu tubuhnya. Mungkin ada saatnya dia akan menuruti aturan tersebut. Namun bila ada hal-hal yang membuatnya kecewa, dia bisa berubah menjadi anak yang tidak mau tahu aturan, dan seakan-akan dia akan tumbuh menjadi anak yang pemberontak. Anak yang aktif biasanya butuh….. 2. Pengarahan ya...

Panduan Mudah Belajar

J am sudah menunjukkan lewat waktu tidur dan si kecil yang berusia 6 tahun menangis karena belum bisa mengingat kata-kata ejaannya. Beberapa jam sebelumnya, Anda memintanya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah. Kini, Anda menyuruhnya menutup buku dan tidur. Dia terlalu lelah, sangat tidak siap, dan cemas. Jangan putus asa. Si kecil baru saja memulai hubungan jangka panjang dengan belajar, dan Anda juga terlibat di dalamnya. Jika melihatnya sebagai suatu proses pengenalan pada kebiasaan positif, Anda akan segera menemukan jalan untuk sesi mengerjakan tugas yang produktif, tenang, dan menyenangkan. Ajarkan Konsistensi Hindari pengacau jadwal belajar, misalnya bermain sepulang sekolah. Anak harus mencoba mengerjakan tugasnya di waktu yang sama setiap hari. “Tanpa rutinitas,  tugas akan sangat mudah untuk ditunda,” ujar Jeanne Shay Schumm, PhD, penulis How to Help Your Chilc With Homework . Untuk mencari waktu yang optimal, pertimbangkan juga jadwal keluarga dan temp...

Pesona Edu Hadir untuk Bina Amal

Rabu 23 Oktober 2019, pukul 08.00 siswa SD IT Bina Amal 02 berkunjung ke SMP IT Bina Amal. Mereka dikenalkan dengan pembelajaran digital melalui Pesona Edu. Pesona Edu merupakan software edukasi dengan beberapa produk unggulan kami meliputi konten pengayaan interaktif, buku digital interaktif dan software latihan soal digital. Pesona Edu termasuk software yang mengisi ruang layar menu tablet di Samsung Smart Learning Center (SSLC). Secara bergiliran siswa SD IT Bina Amal 02 bergantian menuju ke SSLC SMP IT Bina Amal. Untuk yang mendapat giliran pertama masuk ke ruang SSLC adalah siswa putri. Sementara siswa putri belajar di SSLC, siswa putra berkeliling melihat komplek kampus SMIT Bina Amal dan menyaksikan video Profil SMP IT Bina Amal. Kegiatan pembelajaran digital dibimbing oleh Ibu Ani Wahyuni S.Pd. selaku guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP IT Bina Amal. Siswa sangat senang dalam melaksanakan pembelajaran digital karena seolah mereka sedang bermain dengan ponsel layar sentuh. ...

Kandungan Bahan Makanan dalam Permen Kenyal

Anak senang makan permen kenyal/chewy, karena rasanya yang manis dan tekstur yang kenyal. Tapi, apa saja komposisi bahan makan dalam camilan ini?   Tak ada salahnya Mama kenali bahan dan nutrisi yang terkandung dalam permen favorit anak ini. * Bahan Penstabil (Gelatin Sapi) Sama seperti pada produk biskuit, bahan penstabil (stabilizer) adalah BTP yang berfungsi untuk menstabilkan sistem dispersi agar campuran ingredient menjadi homogen. Untuk produk permen kenyal yang biasa digunakan memang jenis gelatin. Fungsi lain gelatin adalah sebagai bahan pembentuk gel atau pembentuk tekstur. * Humektan Merupakan BTP yang digunakan untuk mempertahankan kelembaban produk pangan. Bahan yang sering digunakan sebagai humektan untuk permen adalah sorbitol dan xilitol yang juga mampu memperbaiki cita rasa kunyah untuk  permen chewy. * Pengatur Keasaman (asam sitrat, asam laktat) Fungsi sama dengan pada produk chips dan biskuit * Perisa Buah-Buahan Merupakan jenis BTP flavouring yang...

Pentingnya Membangun Komunikasi dengan Anak untuk menjadi Generasi Juara

Psikolog Nurina, S.Psi., CHA., CGA SD IT Bina Amal Semarang mengadakan Seminar Smart Parenting dengan tema " Pentingnya Membangun Komunikasi dengan Anak untuk menjadi Generasi Juara bersama psikolog Nurina, S.Psi., CHA., CGA. Seminar diadakan pada Sabtu, 24 September 2016 dengan peserta merupakan wali murid siswa, khususnya kelas 1 dan kelas 2. Secara umum, seminar berlangsung dengan lancar. Di awali dengan tilawah dari siswa kelas 1 dan kelas 2. Kemudian ada persembahan gerak dan lagu dari siswa kelas 2 serta pembacaan puisi. Penampilan Gerak dan Lagu Siswa Kelas 2 Acara kemudian dilanjutkan penyampaian materi dan diskusi. Alhamdulillah orang tua juga aktif berpatisipasi dalam tanya jawab. Diharapkan dari seminar ini, orang tua memiliki gambaran dan wawasan terkait pentingnya membangun komunikasi dengan anak. Diawali dengan mengenal gaya belajar anak. Dengan mengenal gaya belajar anak, maka di harapkan orang tua lebih mudah dalam membimbing dan menggali poten...

Batasi Garam Untuk Anak

Sekitar 43 persen garam yang diasup si kecil berasal dari 10 jenis makanan yang paling sering mereka makan, di antaranya: Pizza, roti, daging, camilan gurih, roti isi, keju, nugget, sup, dan sebagainya. Beberapa dari makanan di atas sebenarnya tidak berasa asin, tapi sebenarnya mengandung sodium cukup tinggi. Hal ini karena kebanyakan sodium sudah ada dalam makanan, bahkan sebelum makanan tersebut diproses. Seperti halnya orang dewasa, konsumsi garam yang berlebihan pada anak-anak juga bisa mendatangkan masalah pada kesehatan. Salah satunya adalah tekanan darah tinggi. "Satu dari enam anak di Amerika mengalami darah tinggi yang bisa menyebabkan hipertensi di usia dewasa," kata Ileana Arias dari pusat pengendalian dan pencegahan penyakit AS (CDC). Lebih lanjut dikatakan Ileana, menurut hasil sebuah survei yang dilakukan di Amerika Serikat, rata-rata anak berusia 6-18 tahun di sana mengasup 3.300 miligram sodium perhari, belum termasuk garam yang ditambahkan di meja. Jumla...

TENTANG BINA AMAL

Yayasan Wakaf Bina Amal adalah Lembaga dakwah yang menjadi bagian integral dari dakwah ummat, untuk dapat memberikan kontribusi positif kepada bangsa dan negara, terutama dalam melahirkan SDM berkualitas yaitu generasi mandiri yang memiliki karakter robbaniyah. Fokus utama Yayasan Wakaf Bina Amal adalah Bidang Pendidikan.

Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT, Yayasan Wakaf Bina Amal yang didirikan sejak tahun 2001, beralamat di Jalan Kyai Saleh no.8 Mugasari Semarang Selatan, memiliki banyak unit Pendidikan yaitu kampus 1 ( PAUDIT dan SDIT Bina Amal), kampus 2 (SMPIT dan SMAIT Bina Amal yang menggunakan sistem pembelajaran Boarding scholl/asrama dalam Pondok Pesantren Tahfidz Bina Amal) ) , kampus 3 (TKIT dan SDIT Bina Amal 02) dan kampus 4 (PAUDIT Bina Amal 03).

Bina Amal menjawab kebutuhan masyarakat yang mencari Pendidikan terbaik buat putra putrinya yang berkesinambungan dari jenjang PAUD hingga SMA. Dengan tenaga pengajar yang sebagian besar terdiri dari generasi muda yang memiliki semangat untuk terus belajar terlebih menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 dan society 5.0, maka Bina Amal siap menjadi bagian dalam pelopor perubahan dan pembangun peradaban bangsa Indonesia.

TENTANG BINA AMAL

Bina Amal Semarang


Yayasan Bina Amal

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

LEMBAGA PENDIDIK ISLAM TERPADU BINA AMAL TAHUN AJARAN 2023/2024

Trending now

DAN ANDA MENYEBUT INI.. CINTA? Sebuah tanya jawab tentang parenting anak..




Ada Ibu baik yang bersedia membagikan masalahnya dengan teman-teman kami agar dapat menjadi pelajaran.

Pertanyaan:

Bunda, saya besar dari keluarga yang tidak utuh. Dan kebetulan Ibu saya sangat temperamental Bunda, sedikit main pukul dan pasti selalu menggunakan kekerasan baik fisik maupun verbal.

Sekarang saya punya permasalahan yang sama Bunda, sepertinya saya selalu dihantui kekerasan orang tua saya pada saya. Jadi saya terkadang sangat kasar pada anak-anak saya Bunda, saya seperti punya dua kepribadian. Sekarang ini anak pertama saya semakin susah untuk diberi tahu, selalu berargumen dan bahasa tubuhnya mau melawan dengan mengepal-ngepal tangan pada kami, orang tuanya. Sering saya dan suami jadi terpancing untuk melakukan kontak fisik. Padahal saya sangat tahu itu salaaaaah. Terkadang saya seperti orang yang punya kepribadian ganda Bunda, karena di satu sisi saya selalu lembut tapi di sisi lain saya sangat kasar. Bagaimana saya memperbaiki diri agar menjadi tauladan yang baik untuk anak-anak saya. Tak jarang saya merasa frustasi Bunda karena saya tidak bisa mengendalikan diri ketika marah. Tolong Bunda saya ingin menjadi sebaik-baiknya Ibu untuk anak-anak saya. Jazaakillah.

Jawaban kami:

Pengasuhan itu sebetulnya hanyalah penerusan kebiasaan. Anak yang dulunya dibesarkan dengan banyak les, biasanya akan me-les-kan pula anak-anak mereka. Anak yang dibesarkan dengan pendidikan agama yang baik akan menitikberatkan agama pada pengasuhan anak mereka kelak. Dan...anak yang dipukul akan menjadi orang tua yang pemukul juga. Semua tergantung kebiasaan bagaimana orang tersebut diasuh dulu. Tentunya ada pengecualian bagi mereka yang belajar menjadi lebih baik dan memiliki keinginan kuat untuk menghentikan kebiasaan itu, ya bisa. Tapi umumnya, pengasuhan.. diturunkan.

Kalau soal marah, semua orang tua pasti ada marahnya Bu. Namanya juga manusia, kadang baik, kadang 'jahat'. Kalau baik terus, namanya malaikat, kalo jahat terus namanya setan, tapi kita manusia, yang memiliki 2 sifat itu secara adil. Gak ada orangtua, khususnya Ibu, yang baikkkk terus gak pernah kasar dan marah sama anaknya. Dan begitu pula sebaliknya. Kalo iya, anaknya mau jadi apa?
Orangtua kita dulu juga begitu, mostly baik, dan kadang marah besar juga kan, tergantung kesalahan yang kita lakukan. Kami rasa Ibunya Ibu menjadi temperamental karena harus melewati perceraian yang tidak mudah, sehingga dengan masalah yang bertumpuk, sumbu beliau lalu memendek ketika anak-anaknya bertingkah. Tentunya itu tidak bisa menjadi alasan untuk memukuli anaknya, tapi yang lewat sudahlah. Kita lihat ke depan saja dan mencoba menjadi lebih baik.

Anak, tidak ada yang gampang di beri tahu Bu. Kalau gampang, Ibunya enak sekali, jadi tidak ada Ibu yg cerewet dong.
Jadiii, anak Ibu yang semakin susah untuk diberi tahu dan selalu berargumen hanya membuktikan bahwa anak Ibu adalah manusia normal dan sehat, dan bahwa otaknya berkembang. Itu dulu yang perlu Ibu pahami. Namun, sudahlah anak normal biasanya harus diberitahu berulang-ulang, apalagi anak Ibu yang sudah mengalami kekerasan, 'gangguan' perilakunya akan semakin banyak.

Tapii walaupun semua anak ada 'melawan'nya, bahasa tubuh anak Ibu yang kesannya mau melawan dengan mengepalkan tangannya ke Ibu itu yang tidak normal, tidak diterima, tidak benar dan perlu di luruskan.
Bagaimana cara meluruskan? Jelaskan baik-baik. Kapan? Kalau semua sudah tidak emosi. Si anak tidak sedang emosi, Ibu juga tidak emosi, Ayahnya pun juga tidak emosi. Nanti, kalau mau tidur. atau besoknya, atau lusa, pas lagi jalan-jalan di mal, atau leyeh-leyeh sore. Jangan 'tembak di tempat' saat itu juga, karena jika orang sedang emosi, jalur berpikir logis mereka tertutup Bu. Itu kenapa Ibu 'balas' dengan kontak fisik juga. JANGAN BERSEDIH, SAYA JUGA BEGITU.
Semua orangtua normal begitu, yang tidak begitu? Setengah malaikat mungkin. Tapi normalnya, semua orangtua tidak terima anaknya mau 'ninju' dia. Kalau perlu kita tinju dulu tuh anak lebih kenceng biar ada sopannya sama orgtuanya.
Semua.. orangtua.. begitu.

Jadi Ibu jangan berpikir bahwa Ibu punya kepribadian ganda. Jika Ibu memiliki kepribadian ganda, Ibu tidak akan ingat sama sekali kejadian yang membuat Ibu marah karena diambil alih dengan kepribadian yang sedang muncul dan sedang mengamuk marah. Gak gitu kan? Ibu ingat kan? Berarti Ibu tidak memiliki berkepribadian ganda. Santai saja..

Tentu seperti kalimat kami di awal tadi, Ibu sadar kan ya, bahwa perilaku pengepalan tangan anak Ibu besar kemungkinan karena dia pernah melihat Ibu melakukan hal yang sama, jadi dia pikir, begitulah cara marah yang benar. Jadi bukan anak dulu yang perlu Ibu khawatirkan. Betulkan diri Ibu dulu dan cari cara marah yang lebih sehat, baru kita bisa betulkan anak kita.

Bagaimana cara marah yang sehat? Nanti di bawah akan dijelaskan. Tapi yang pasti, setelah emosi reda, Ibu jelaskan kenapa Ibu marah, kenapa dia tdk boleh mengulangi perilakunya lagi, dan cara mengatasi marahnya secara sehat.

contoh: (DALAM KEADAAN SANTAI)

"Maaf ya Kak tadi (atau kemarin, atau 2 hari yang lalu *tp jangan kelewat lama*) Kakak Mama pukul.. Mama marah sekali Kakak mengepalkan tangan begitu, mau melawan Mama. Mama tahu kakak marah, tapi cara begitu sangat, sangat salah. Allah marah kalau kita melawan orangtua seperti itu. Kakak pikir boleh ya mukul mama? Gak boleh dan gak pernah boleh. Jadi yang boleh apa? Kakak bilang ke Mama bahwa Kakak marah, dan kenapa Kakak marah. Jadi Mama tahu dan Mama akan coba bantu membuat kakak gak marah lagi. Tapi cara tadi salah dan Mama tidak akan pernah mau lihat kakak melakukan itu lagi, paham? Kenapa? Karena: (1.) Allah melarang kita kasar pada orang tua; (2.) Kalau Kakak begitu, Mama akan marah juga dan gak sengaja nyakitin Kakak dan Mama gak mau nyakitin Kakak. Jadi kalau lain kali kakak marah, bilang, "KAKAK MARAH!!!" Lalu rasanya mau pukul sesuatu? Ambil bantal, pukul bantal boleh. Tapi pukul Mama? NEVER. Kakak ngerti?

Dengan kalimat tersebut kakak belajar bahwa:

1. Kalau seseorang melakukan kesalahan, minta maaf. Mau kita Ibu, kepala sekolah, presiden sekalipun, kalau salah ya minta maaf.

2. Kita mengenali emosinya, dia marah. Dan marah itu boleh. Mama juga marah. Marah adalah bagian dari menjadi manusia. Kalau kita melarang anak untuk marah, berarti kita mengambil haknya sebagai manusia, gak adil.

3. Meluapkan marah ada banyak cara. Bisa membentak, memukul, dll. Idealnya ya cara Rasulullah dengan berwudhu atau diam, tapi karena Ibu saja belum bisa begitu ya ajarkan cara peluapan marah yang benar dan 'sehat'. Cara Ibu belum sehat karena memukul itu tidak benar. Tapi karena Ibu meluapkan marah dengan salah, makanya Ibu minta maaf.

4. Ada konsekuensi terhadap peluapan marah yang salah. Kalau memukul, maka orang jadi sakit, kalau melawan orangtua, akan berdosa karena melanggar perintah Allah, dll.

5. Ada cara peluapan marah yang 'boleh', mau mukul? Boleh, tapi memukul apa dulu. Mukul dan bentak Mama? Bukan seperti itu. Yang benar, bilang kalau marah, dan kenapa marahnya. Kemampuan mengutarakan emosi ini sangaattt penting, bahkan sampai anak Ibu punya keluarganya sendiri nanti. Kalau dia marah lalu membanting-banting pintu, pesannya tidak akan sampai kepada pasangannya. Dia harus belajar untuk mengatakan "Saya marah karena kamu.."
Namun ilmu ini sulit, Ibu saja belum bisa kan?

6. Emosi mengalir dari 1 orang ke 1 orang yang lain. Kakak marah, Kakak meluapkan marahnya sehingga membuat Mama marah. Nanti karena marah sama kakak, adik ikut-ikut kena bentak, dan terus begitu, terus mengalir. Sama seperti kalau kita sedang bermasalah dengan pasangan, hati kita yang gak enak membuat kita ingin membentak anak-anak kan?

Cara kita marah adalah contoh bagi anak-anak kita akan cara meluapkan kemarahan. Kalau anak melihat kita memukul, dia pikir itulah cara ekspresi marah yang benar, karena selama ini Mama marahnya begitu. Jadi kitapun harus memperbaiki diri. kalau kira-kira sudah mau marah, emosi sudah setinggi hidung (jangan tunggu sampai ke ujung rambut, nanti keburu meledak) cari cara menyalurkannya dengan baik. Bagaimana? Cara orang beda-beda, ada yang pergi menjauh dari sumber kemarahan, ada yang diam, ada yang wudhu, ada yang tidur, ada yang mengalihkan perhatiannya ke sesuatu hal yang lain, ada yang mengatur pernafasan, istigfar, makan es krim dan lain sebagainya, Ibu harus mencari cara yang sesuai dengan karakter Ibu.

Sekali lagi saya ingatkan, anak-anak yang dipukul akan menjadi orang dewasa yang memukul. Setiap kali Ibu memukul anak Ibu, ingatlah bahwa anak itu akan memukul cucu Ibu dan seterusnya. Pengasuhan adalah kebiasaan yang diturunkan. Jika orangtua kita melakukan kesalahan, bersungguh-sungguhlah berusaha menahan diri untuk tidak melakukan hal yang sama. Putuskan lingkaran setannya sekarang, jangan sampai berlarut ke generasi-generasi mendatang.

Pukulan (atau bentuk kekerasan apapun) terhadap anak memiliki akibat sangat buruk, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Anak bisa depresi, apatis, kehilangan kepercayaan diri, menyakiti sesama, sulit berkonsentrasi, gangguan makan, sering sakit, kemampuan verbal yang menurun, dan ribuan efek lainnya (yang bisa Ibu cari di google sendiri) yang bertahan jauh lebih lama daripada kesalahan yang dia lakukan dan kemarahan yang Ibu luapkan, yang kesemuanya tidak bisa Ibu sembuhkan dengan plester.

Sebelum mengakhiri pembahasan ini, perlu kami ingatkan bahwa kita akan dimintai pertanggungjawaban atas semua yang kita lakukan pada anak kita, setiap detiknya, setiap sentinya, apakah itu baik atau buruk, menyenangkan atau menyakitkan, sepanjang hidup mereka. Jadi jangan sampai salah meluapkan marah.

Enjoy your children!

Salam hangat,
Yayasan Kita dan Buah Hati




Popular Posts

Dwi Prastyo
Dwi Prastyo
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

DAN ANDA MENYEBUT INI.. CINTA? Sebuah tanya jawab tentang parenting anak..




Ada Ibu baik yang bersedia membagikan masalahnya dengan teman-teman kami agar dapat menjadi pelajaran.

Pertanyaan:

Bunda, saya besar dari keluarga yang tidak utuh. Dan kebetulan Ibu saya sangat temperamental Bunda, sedikit main pukul dan pasti selalu menggunakan kekerasan baik fisik maupun verbal.

Sekarang saya punya permasalahan yang sama Bunda, sepertinya saya selalu dihantui kekerasan orang tua saya pada saya. Jadi saya terkadang sangat kasar pada anak-anak saya Bunda, saya seperti punya dua kepribadian. Sekarang ini anak pertama saya semakin susah untuk diberi tahu, selalu berargumen dan bahasa tubuhnya mau melawan dengan mengepal-ngepal tangan pada kami, orang tuanya. Sering saya dan suami jadi terpancing untuk melakukan kontak fisik. Padahal saya sangat tahu itu salaaaaah. Terkadang saya seperti orang yang punya kepribadian ganda Bunda, karena di satu sisi saya selalu lembut tapi di sisi lain saya sangat kasar. Bagaimana saya memperbaiki diri agar menjadi tauladan yang baik untuk anak-anak saya. Tak jarang saya merasa frustasi Bunda karena saya tidak bisa mengendalikan diri ketika marah. Tolong Bunda saya ingin menjadi sebaik-baiknya Ibu untuk anak-anak saya. Jazaakillah.

Jawaban kami:

Pengasuhan itu sebetulnya hanyalah penerusan kebiasaan. Anak yang dulunya dibesarkan dengan banyak les, biasanya akan me-les-kan pula anak-anak mereka. Anak yang dibesarkan dengan pendidikan agama yang baik akan menitikberatkan agama pada pengasuhan anak mereka kelak. Dan...anak yang dipukul akan menjadi orang tua yang pemukul juga. Semua tergantung kebiasaan bagaimana orang tersebut diasuh dulu. Tentunya ada pengecualian bagi mereka yang belajar menjadi lebih baik dan memiliki keinginan kuat untuk menghentikan kebiasaan itu, ya bisa. Tapi umumnya, pengasuhan.. diturunkan.

Kalau soal marah, semua orang tua pasti ada marahnya Bu. Namanya juga manusia, kadang baik, kadang 'jahat'. Kalau baik terus, namanya malaikat, kalo jahat terus namanya setan, tapi kita manusia, yang memiliki 2 sifat itu secara adil. Gak ada orangtua, khususnya Ibu, yang baikkkk terus gak pernah kasar dan marah sama anaknya. Dan begitu pula sebaliknya. Kalo iya, anaknya mau jadi apa?
Orangtua kita dulu juga begitu, mostly baik, dan kadang marah besar juga kan, tergantung kesalahan yang kita lakukan. Kami rasa Ibunya Ibu menjadi temperamental karena harus melewati perceraian yang tidak mudah, sehingga dengan masalah yang bertumpuk, sumbu beliau lalu memendek ketika anak-anaknya bertingkah. Tentunya itu tidak bisa menjadi alasan untuk memukuli anaknya, tapi yang lewat sudahlah. Kita lihat ke depan saja dan mencoba menjadi lebih baik.

Anak, tidak ada yang gampang di beri tahu Bu. Kalau gampang, Ibunya enak sekali, jadi tidak ada Ibu yg cerewet dong.
Jadiii, anak Ibu yang semakin susah untuk diberi tahu dan selalu berargumen hanya membuktikan bahwa anak Ibu adalah manusia normal dan sehat, dan bahwa otaknya berkembang. Itu dulu yang perlu Ibu pahami. Namun, sudahlah anak normal biasanya harus diberitahu berulang-ulang, apalagi anak Ibu yang sudah mengalami kekerasan, 'gangguan' perilakunya akan semakin banyak.

Tapii walaupun semua anak ada 'melawan'nya, bahasa tubuh anak Ibu yang kesannya mau melawan dengan mengepalkan tangannya ke Ibu itu yang tidak normal, tidak diterima, tidak benar dan perlu di luruskan.
Bagaimana cara meluruskan? Jelaskan baik-baik. Kapan? Kalau semua sudah tidak emosi. Si anak tidak sedang emosi, Ibu juga tidak emosi, Ayahnya pun juga tidak emosi. Nanti, kalau mau tidur. atau besoknya, atau lusa, pas lagi jalan-jalan di mal, atau leyeh-leyeh sore. Jangan 'tembak di tempat' saat itu juga, karena jika orang sedang emosi, jalur berpikir logis mereka tertutup Bu. Itu kenapa Ibu 'balas' dengan kontak fisik juga. JANGAN BERSEDIH, SAYA JUGA BEGITU.
Semua orangtua normal begitu, yang tidak begitu? Setengah malaikat mungkin. Tapi normalnya, semua orangtua tidak terima anaknya mau 'ninju' dia. Kalau perlu kita tinju dulu tuh anak lebih kenceng biar ada sopannya sama orgtuanya.
Semua.. orangtua.. begitu.

Jadi Ibu jangan berpikir bahwa Ibu punya kepribadian ganda. Jika Ibu memiliki kepribadian ganda, Ibu tidak akan ingat sama sekali kejadian yang membuat Ibu marah karena diambil alih dengan kepribadian yang sedang muncul dan sedang mengamuk marah. Gak gitu kan? Ibu ingat kan? Berarti Ibu tidak memiliki berkepribadian ganda. Santai saja..

Tentu seperti kalimat kami di awal tadi, Ibu sadar kan ya, bahwa perilaku pengepalan tangan anak Ibu besar kemungkinan karena dia pernah melihat Ibu melakukan hal yang sama, jadi dia pikir, begitulah cara marah yang benar. Jadi bukan anak dulu yang perlu Ibu khawatirkan. Betulkan diri Ibu dulu dan cari cara marah yang lebih sehat, baru kita bisa betulkan anak kita.

Bagaimana cara marah yang sehat? Nanti di bawah akan dijelaskan. Tapi yang pasti, setelah emosi reda, Ibu jelaskan kenapa Ibu marah, kenapa dia tdk boleh mengulangi perilakunya lagi, dan cara mengatasi marahnya secara sehat.

contoh: (DALAM KEADAAN SANTAI)

"Maaf ya Kak tadi (atau kemarin, atau 2 hari yang lalu *tp jangan kelewat lama*) Kakak Mama pukul.. Mama marah sekali Kakak mengepalkan tangan begitu, mau melawan Mama. Mama tahu kakak marah, tapi cara begitu sangat, sangat salah. Allah marah kalau kita melawan orangtua seperti itu. Kakak pikir boleh ya mukul mama? Gak boleh dan gak pernah boleh. Jadi yang boleh apa? Kakak bilang ke Mama bahwa Kakak marah, dan kenapa Kakak marah. Jadi Mama tahu dan Mama akan coba bantu membuat kakak gak marah lagi. Tapi cara tadi salah dan Mama tidak akan pernah mau lihat kakak melakukan itu lagi, paham? Kenapa? Karena: (1.) Allah melarang kita kasar pada orang tua; (2.) Kalau Kakak begitu, Mama akan marah juga dan gak sengaja nyakitin Kakak dan Mama gak mau nyakitin Kakak. Jadi kalau lain kali kakak marah, bilang, "KAKAK MARAH!!!" Lalu rasanya mau pukul sesuatu? Ambil bantal, pukul bantal boleh. Tapi pukul Mama? NEVER. Kakak ngerti?

Dengan kalimat tersebut kakak belajar bahwa:

1. Kalau seseorang melakukan kesalahan, minta maaf. Mau kita Ibu, kepala sekolah, presiden sekalipun, kalau salah ya minta maaf.

2. Kita mengenali emosinya, dia marah. Dan marah itu boleh. Mama juga marah. Marah adalah bagian dari menjadi manusia. Kalau kita melarang anak untuk marah, berarti kita mengambil haknya sebagai manusia, gak adil.

3. Meluapkan marah ada banyak cara. Bisa membentak, memukul, dll. Idealnya ya cara Rasulullah dengan berwudhu atau diam, tapi karena Ibu saja belum bisa begitu ya ajarkan cara peluapan marah yang benar dan 'sehat'. Cara Ibu belum sehat karena memukul itu tidak benar. Tapi karena Ibu meluapkan marah dengan salah, makanya Ibu minta maaf.

4. Ada konsekuensi terhadap peluapan marah yang salah. Kalau memukul, maka orang jadi sakit, kalau melawan orangtua, akan berdosa karena melanggar perintah Allah, dll.

5. Ada cara peluapan marah yang 'boleh', mau mukul? Boleh, tapi memukul apa dulu. Mukul dan bentak Mama? Bukan seperti itu. Yang benar, bilang kalau marah, dan kenapa marahnya. Kemampuan mengutarakan emosi ini sangaattt penting, bahkan sampai anak Ibu punya keluarganya sendiri nanti. Kalau dia marah lalu membanting-banting pintu, pesannya tidak akan sampai kepada pasangannya. Dia harus belajar untuk mengatakan "Saya marah karena kamu.."
Namun ilmu ini sulit, Ibu saja belum bisa kan?

6. Emosi mengalir dari 1 orang ke 1 orang yang lain. Kakak marah, Kakak meluapkan marahnya sehingga membuat Mama marah. Nanti karena marah sama kakak, adik ikut-ikut kena bentak, dan terus begitu, terus mengalir. Sama seperti kalau kita sedang bermasalah dengan pasangan, hati kita yang gak enak membuat kita ingin membentak anak-anak kan?

Cara kita marah adalah contoh bagi anak-anak kita akan cara meluapkan kemarahan. Kalau anak melihat kita memukul, dia pikir itulah cara ekspresi marah yang benar, karena selama ini Mama marahnya begitu. Jadi kitapun harus memperbaiki diri. kalau kira-kira sudah mau marah, emosi sudah setinggi hidung (jangan tunggu sampai ke ujung rambut, nanti keburu meledak) cari cara menyalurkannya dengan baik. Bagaimana? Cara orang beda-beda, ada yang pergi menjauh dari sumber kemarahan, ada yang diam, ada yang wudhu, ada yang tidur, ada yang mengalihkan perhatiannya ke sesuatu hal yang lain, ada yang mengatur pernafasan, istigfar, makan es krim dan lain sebagainya, Ibu harus mencari cara yang sesuai dengan karakter Ibu.

Sekali lagi saya ingatkan, anak-anak yang dipukul akan menjadi orang dewasa yang memukul. Setiap kali Ibu memukul anak Ibu, ingatlah bahwa anak itu akan memukul cucu Ibu dan seterusnya. Pengasuhan adalah kebiasaan yang diturunkan. Jika orangtua kita melakukan kesalahan, bersungguh-sungguhlah berusaha menahan diri untuk tidak melakukan hal yang sama. Putuskan lingkaran setannya sekarang, jangan sampai berlarut ke generasi-generasi mendatang.

Pukulan (atau bentuk kekerasan apapun) terhadap anak memiliki akibat sangat buruk, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Anak bisa depresi, apatis, kehilangan kepercayaan diri, menyakiti sesama, sulit berkonsentrasi, gangguan makan, sering sakit, kemampuan verbal yang menurun, dan ribuan efek lainnya (yang bisa Ibu cari di google sendiri) yang bertahan jauh lebih lama daripada kesalahan yang dia lakukan dan kemarahan yang Ibu luapkan, yang kesemuanya tidak bisa Ibu sembuhkan dengan plester.

Sebelum mengakhiri pembahasan ini, perlu kami ingatkan bahwa kita akan dimintai pertanggungjawaban atas semua yang kita lakukan pada anak kita, setiap detiknya, setiap sentinya, apakah itu baik atau buruk, menyenangkan atau menyakitkan, sepanjang hidup mereka. Jadi jangan sampai salah meluapkan marah.

Enjoy your children!

Salam hangat,
Yayasan Kita dan Buah Hati




Berbagi