Mengajarkan Sopan Santun pada Anak
Ayah bunda..Tentunya bangga punya anak yang sopan. Dan setiap
orang tua pasti menginginkan putra-putrinya mempunyai akhlak yang terpuji.
Tapi, sudahkah kita mengajari mereka sopan santun ? Sudah benarkah cara kita ?
Atau kita ingin punya anak sopan tetapi justru kebalikkannya..
Ada kisah menarik
seorang ibu yang menceritakan perilaku anaknya,yang bisa menjadi contoh dalam
mendidik anak kita. berikut kisahnya..
Kami sedang di
sebuah toko, memilih mainan untuk hadiah ultah teman anak saya.
Tiba-tiba ia berkata,"
Sebentar Mi..."
Tentu saja saya
kaget dan melihat kemana ia berlari.
Anak saya hanya
keluar ke halaman toko. Berdiam sebentar di bawah terik matahari. Kemudian
berlari balik ke tempat saya masih terlongong.
Ia lantas berbisik
di telingaku:
"Umi, aku
tadi kentut dulu..."
"Ooh anak
pintar, anak sopan " sambil kuacungkan jempol.
Yah sebagaimana
anak biasa lainnya, Anak saya tidak selalu sopan. Kadang ada tingkahnya yang
kurang berkenan di hatiku. Dan tentu saya akan menegurnya dengan cara yang
sebaik mungkin menurut situasi dan kondisi.
Terkadang saya
melihat ada orang tua yang kalah kuasa dari anaknya.
Seorang ibu muda
pembeli di apotek, tidak berkutik ketika anaknya meminta ini itu. Mula-mula
anak ini minta vitamin kunyah. Setelahnya ia minta permen yang berharga cukup
mahal.
Ibunya lantas
mengeluh bahwa anak ini selalu demikian. Jika tidak dituruti akan marah dan
mengamuk. Kadang mogok makan.
Saat si anak
menarik-narik tangan ibunya untuk pulang, sang ibu terpaksa menurutinya
sekalipun urusannya belum selesai. Benar-benar kulihat ia dalam kendali
anaknya.
Pada kesempatan
lain saya menyarankan pada si ibu untuk ikut pengajian atau klub parenting di
tempat saya. Menurut saya, apa yang terjadi pada si anak bermula dari kesalahan
ibu. Hehe salah asuhan lah.
"Maaf bu saya
tidak bisa. Kalau saya bawa dia, saya hanya akan sibuk bolak-balik ke warung
karena ia selalu minta jajan ini itu. Apalagi jika sedang diajak pergi."
"Ibu beli
jajannya saat berangkat dan sebagian dijanjikan saat pulang kalau ia berlaku
manis..."
" Tidak bisa
bu. Dia diajak acara PKK yang cuma sebentar saja malah rewel bikin malu karena
minta ini itu apalagi pengajian yang agak lama....:
Kulihat nada putus
asa pada alasannya.
Di kasus lain ada
orang tua yang lebih permisif lagi. Dua anaknya heboh luar biasa. Mau di rumah,
di sekolah atau sedang bertamu, sama saja.
Ada saja ulah
mereka yang menyisakan kekacauan.
Kulihat pangkal
masalahnya adalah sikap orang tua.
"Jangan
nak."Sudah.Saat anaknya tidak
patuh atau tidak mendengarkan, si ibu tidak melanjutkan.
"Maaf bu,
tolong anaknya diingatkan..." kataku saat si anak sudah sangat mengganggu
forum."Lha, sudah
kan bu, tapi dia enggak nurut" jawab si ibu
tenang.
Sebenarnya
bagaimana sikap orang tua dalam mengajar sopan santun pada anak? Dan mulai
kapan?
Mulai kapan adalah
sejak sedini mungkin. Anak meniru dan belajar dari orang tua dan sekitarnya. Perlakukan anak
dengan sopan sebagai individu. Jangan karena masih kanak-kanak maka orang tua
dan lingkungan mengabaikan dan memperlakukannya seenaknya.
Bagaimana sih
memperlakukan seenaknya itu?
Misal nih, ada
anak giginya ompong. Lalu orang dewasa menyapanya:
"Yee siapa
nih namanya yang giginya ompong...?"
Kali lain si anak
melihat ada orang dewasa yang giginya ompong. Lalu ia menyapa:
"Bapak siapa
namanya yang giginya ompong?"
Lantas orang akan
mengatai dia sebagai anak yg tidak sopan.
Atau ibu yang
menegur dan membentak anaknya di depan orang banyak. Lantas anak meniru
memanggil ibunya dengan suara keras, ibunya mengatakan bahwa si anak itu tidak
sopan karena membentak ibunya di depan orang banyak. Yah logikanya
kalau si ibu saja tidak malu membentak anak di depan orang banyak, maka
kira-kira ia mudah membentak anak di rumahnya sendiri.
Ada saja orang tua
yang enggan minta maaf pada anak saat berbuat salah, tetapi selalu menuntut
anak untuk minta maaf.
Intinya pertama
adalah sejak dini perlakukan anak dengan sopan dan mencontohkan bersikap sopan
kepada siapapun. Itulah keteladanan.
Kedua, berikan
arahan. Bisa jadi anak berlaku tidak sopan karena belum tahu cara lain yang
lebih sopan. Misal ia salim
jabat tangan dengan tangan kiri, lalu kita kasih contoh dengan tangan kanan. Misal dia merebut
mainan, kita ajari untuk meminjam dengan baik-baik.
Jika kita akan
mengajak anak ke suatu acara penting, dari awal beritahukan dan contohkan
bagaimana nantinya harus bersikap. Berikan gambaran
situasinya nanti dan siapa saja yang akan hadir, bagaimana ia berlaku dsb.
Ketiga, memakai
sarana cerita atau analisa kasus.
Suatu ketika kami
sedang di sebuah pet shop. Anak pemiliknya seusia dengan Anak saya. Ia
berjingkrak-jingkrak dari satu kursi ke kursi yang lain. Ia mendominasi meja
karyawan hingga mereka terganggu pekerjaannya.
Saat saya
berbisik:
"Sayang, itu ada
anak kecil seperti kamu..."
"Enggak,
" tolak Anak saya "Dia enggak sopan. Aku kan enggak lompat-lompat di
kursi....". "Oh iya
benar..." kataku penuh syukur.
Walaupun pada masa
kecilnya Anak saya pernah lakukan hal yang serupa. Rupanya ia sudah tidak ingat
masa-masa itu. Dialog kita dengan
anak saat melihat kasus itu akan membentuk kefahaman anak.
Keempat dengan
reward dan punishment.
Berikan
penghargaan pada anak atas setiap kesopanannya. Dan kita juga bisa mensepakati
hukuman untuk ketidak sopanan. Tapi sebaiknya hukuman memang disepakati agar
orang tua tidak terjebak pada hukuman yang emosional.
Kelima dengan doa.
Yakinlah doa orang
tua itu "bekerja" dengan cara yang istimewa.
Telah banyak bukti
keajaiban doa. Anak-anak bersama kita tapi jiwa mereka digenggam Sang Pemilik.
Mohon kepada Allah untuk menjaga dan menuntun anak kita. Bisa saja suatu saat
mereka baik, lalu menurun pada masa yang lain. Bermohon pada Allah agar hidayah
dapat menetap di hati kita dan anak-anak kita.
Semoga lima hal
diatas dapat mengantarkan kita mendidik anak-anak yang sopan.
Amiin.
Berbagi
Komentar