Strategi KOMNAS - HAM Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di TKIT Bina Amal
Ibu Sakdiyah S.Pd Juara 1 Kepala Sekolah TK Berprestasi Kota Semarang |
Strategi KOMNAS - HAM Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di TKIT Bina Amal
Oleh Sakdiyah, S.Pd
Oleh Sakdiyah, S.Pd
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Melihat anak usia dini tumbuh dan berkembang secara optimal merupakan suatu hal yang sangat membanggakan bagi orang tua dan pendidik. Akan tetapi, terkadang orang tua belum semua memiliki pola pikir dan frame yang sama dengan sekolah untuk kesuksesan pendidikan putra putrinya.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dalam bab III hal Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pasal 7 butir 5 disebutkan bahwa pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal membutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa serta akses layanan PAUD yang bermutu.
Hubungan kerja sama antara guru dan orang tua murid sangatlah penting. Hal ini tidak tercapai akan berimplikasi pada kemunduran kualitas proses belajar mengajar. Hal itu akan menurunkan mutu pendidikan. Dengan demikian, diperlukan langkah-langkah yang dapat mendukung terlaksananya peningkatan aktivitas belajar dari murid yang dilakukan oleh orangtua, guru, dan keduanya dalam hubungan kerja sama saling membantu dalam meningkatkan aktivitas belajar dari murid tersebut. Walaupun kendala yang dihadapi tentunya tidak sedikit, tetapi dengan tujuan yang jelas sebagai pelaksana dan penanggung jawab pendidikan oleh orangtua di rumah atau di keluarga, dan guru dilingkungan sekolah maka hubungan tersebut dapat diwujudkan.
Kualitas atau mutu pendidikan dapat diwujudkan melalui manajemen yang baik dan rapi. Manajemen PAUD adalah upaya untuk mengatur agar PAUD dapat memberikan pendidikan terbaik bagi peserta didiknya. Tujuan manajemen PAUD adalah agar sistem yang ada di lembaga PAUD dapat berjalan secara efektif dan efisien. Hasil evaluasi penulis sebagai kepala sekolah pada beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa mutu sekolah terkait jumlah kehadiran orang tua dalam acara parenting mengalami penurunan. Kondisi yang ada tentang jumlah kehadiran orang tua yang mengalami penurunan menunjukkan bahwa mutu atau kualitas pendidikan di TKIT Bina Amal masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan.
Tabel
1.1 DATA STATISTIK KEHADIRAN ORANG TUA
DALAM ACARA PARENTING DI TKIT BINA AMAL
Berdasarkan kondisi diatas, perlu adanya upaya peningkatan. Salah satu strategi peningkatan mutu pendidikan yang dikembangkan di TKIT Bina Amal adalah ”KOMNAS - HAM”, akronim dari kalimat “ KOordinator Orang tua Murid aNtar kelaS dengan memaHAmkan dan Melibatkan”. Penerapan strategi peningkatan mutu KOMNAS-HAM diyakini akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kehadiran orang tua serta meningkatkan mutu pendidikan.
B. Permasalahan
Fokus masalah pengembangan strategi peningkatan mutu pendidikan KOMNAS- HAM ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana penerapan strategi KOMNAS-HAM untuk meningkatkan jumlah kehadiran orang tua?
2. Bagaimana hasil penerapan strategi KOMNAS-HAM di TKIT Bina Amal?
3. Bagaimana dampak yang diperoleh dari penerapan strategi KOMNAS-HAM terhadap mutu pendidikan di TKIT Bina Amal?
4. Apa kendala dalam melaksanakan strategi KOMNAS- HAM?
5. Apa faktor pendukung pelaksanaan strategi KOMNAS-HAM?
C.
Tujuan
Dalam laporan best practice ini ini terdapat tujuan yang hendak dicapai sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan penerapan strategi KOMNAS-HAM untuk meningkatkan jumlah kehadiran orang tua.
2. Mendeskripsikan hasil strategi KOMNAS-HAM.
3. Mendeskripsikan dampak yang diperoleh dari penerapan strategi KOMNAS-HAM terhadap mutu pendidikan di TKIT Bina Amal.
4. Mendeskripsikan kendala dalam melaksanakan strategi KOMNAS-HAM.
5. Mendeskripsikan faktor pendukung pelaksanaan strategi KOMNAS-HAM.
D. Strategi Pemecahan Masalah
1. Alasan Pemilihan Strategi KOMNAS-HAM
Ki Hajar Dewantara (1997) mengingatkan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, pemerintah dan masyarakat. Hal ini senada juga diungkapkan oleh Regio Emilia yang menyatakan bahwa keterlibatan orang tua pada pendidikan anak usia dini merupakan sesuatu yang sangat penting, yang dikenal dengan pendekatan Reggio Emilia (Edwards, Gandini, dan Foreman, 1993). Oleh karena itu, baik orang tua maupun masyarakat perlu dilibatkan oleh sekolah (TK) dalam rangka mendidik anak usia dini.
Berlatar dari permasalahan tingkat kehadiran orangtua yang tidak maksimal, perlu dipilih strategi yang dapat meningkatkan pencapaian tingkat kehadiran orang tua sekaligus memberikan pemahaman tentang pentingnya mendampingi perkembangan putra-putrinya. Maka, strategi peningkatan mutu pendidikan KOMNAS-HAM mengajak orang tua bekerja sama dalam mengemban pendidikan anak usia dini.
Pembentukan koordinator kelas dimaksudkan untuk memperlancar komunikasi orang tua murid dengan sekolah dan antara orang tua murid. Hal ini menjadi sangat penting bagi peningkatan mutu pendidikan di TKIT Bina Amal. Peranan orang tua murid sangat diharapkan agar pendidikan anak-anak menjadi semakin meningkat sesuai dengan harapan sekolah dan masyarakat serta menggelorakan semangat orang tua untuk berkontribusi dalam pengembangan mutu pendidikan sekolah.
2. Definisi Strategi KOMNAS-HAM
”KOMNAS-HAM”, akronim dari kalimat “ KOordinator Orang tua Murid aNtar kelaS dengan memaHAmkan dan Melibatkan”. Konsep strategi peningkatan mutu KOMNAS-HAM mengacu pada Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif bab II pasal 2 butir 2 tentang Tujuan Khusus Pengembangan Anak Usia Dini Holistik–Integratif disebutkan untuk terwujudnya komitmen seluruh unsur terkait yaitu orang tua, keluarga, msyarakat, pemerintah dan Pemerintah Daerah, dalam upaya Pengembangan Anak Usia Dini Holistik- Integratif. (Peraturan Presiden no 60 tahun 2013)
Dengan demikian KOMNAS-HAM yang dikemukakan dalam best practice ini adalah strategi peningkatan pencapaian kehadiran orang tua dalam kegiatan yang diselenggarakan sekolah yang berimbas dalam peningkatan mutu pendidikan. Secara skematis kerangka berpikir dari strategi pembelajaran KOMNAS-HAM digambarkan sebagai berikut.
|
3. Langkah-langkah pelaksanaan strategi
Langkah-langkah pelaksanaan strategi dengan
1) pemilihan koordinator kelas di setiap kelas,
2) memberikan pemahaman kepada orang tua tentang pentingnya keterlibatan orang tua dalam mendampingi pertumbuhan dan perkembangan putra-putrinya, dan
3) melibatkan orang tua dalam pencapaian target pembelajaran dan pelibatan orang tua dalam kegiatan program tahunan sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Prosedur
Pelaksanaan
Pelaksanaan
strategi dalam best practice ini
dilaksanakan dengan tahapan 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, dan 3) evaluasi.
1.
Perencanaan
No
|
Kegiatan
|
Penerapan
Pelaksanaan
|
Alat dan Bahan yang disiapkan
|
1
|
Pemilihan
koordinator kelas di setiap kelas
|
Dilaksanakan saat pertemuan awal orang
tua murid baru di awal tahun ajaran
|
Isian
lembar data pribadi wali murid
|
2
|
Pemberian
pemahaman kepada orang tua tentang pentingnya keterlibatan orang tua dalam
mendampingi pertumbuhan dan perkembangan putra- putrinya.
|
Sosialisasi
program tahunan sekolah saat pertemuan awal
orientasi orang tua murid baru di awal tahun ajaran.
|
Buku Panduan untuk wali
murid (visi misi sekolah, program kurikulum, program tahunan, kesiswaan)
|
3
|
Pelibatan orang tua dalam pencapaian
target pembelajaran dan pelibatan orang tua dalam kegiatan program tahunan
sekolah.
|
Penyamaan persepsi dan praktik langsung dengan orang
tua terkait metode pencapaian target pembelajaran dan pelibatan orang tua
dalam kepanitiaan kegiatan sekolah.
|
Lembar evaluasi pendampingan,
rapat bersama kepanitiaan program sekolah
|
2.
Pelaksanaan
Pelaksanaan strategi dalam best practice ini dilaksanakan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Terpilih
koordinator kelas di setiap kelas.
Pemilihan yang menjadi koordinator
kelas adalah kesepakatan dari semua orang tua dalam tiap kelasnya. Adapun
nama-nama koordinator wali murid antar kelas yang terpilih adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1 DATA NAMA KOORDINATOR KELAS DI
TKIT BINA AMAL
NO
|
NAMA KOORDINATOR
KELAS
|
KELOMPOK
|
1
|
BU DIANTIKA
|
B1
|
2
|
BU YULI PRASETYANINGSIH
|
B2
|
3
|
BU NUR AFIFAH
|
B3
|
4
|
BU DIETA ARIWARDHANI
|
A1
|
5
|
BU ESTI AGUSTINI
|
A2
|
6
|
BU EVI NURIYA RANI
|
A3
|
Gambar 2.1
Koordinator Wali Murid Antar Kelas Yang Terpilih
b. Pertemuan
awal orientasi orang tua untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya
keterlibatan orang tua dalam mendampingi pertumbuhan dan perkembangan
putra-putrinya.
Gambar 2.2 Pertemuan Dengan Orang Tua Untuk Pemahaman Program Sekolah |
c. Pelibatkan
orang tua dalam pemcapaian target pembelajaran dan pelibatan orang tua dalam
kegiatan program tahunan.
Gambar 2.3 Keterlibatan Orang Tua Dalam Kepanitian Kegiatan Family Festival |
3. Evaluasi
Kepala sekolah melakukan monitoring dan evaluasi setiap program kerja dengan melihat secara langsung kegiatan sesuai program kerja maupun laporan terkait pelaksanaan program kerja yang dibuat. Hal yang dievaluasi di antaranya sebagai berikut.
a. Evaluasi pelaksanaan pertemuan korlas dari daftar presensi kehadiran koordinator kelas.
b. Evaluasi pendampingan orang tua dalam menerapkan dan membimbing anak dirumah melalui buku mutaba’ah.
c. Evaluasi kepanitiaan bersama antar sekolah dan orang tua serta pelibatan orang tua dalam setiap kegiatan program tahunan maupun kelas inspirasi melalui lembar pertanggungjawaban kegiatan.
Adapun cara yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk melakukan evaluasi yaitu melalui forum diskusi antara sekolah dan orang tua dalam pembahasan program sekolah serta pengamatan langsung oleh kepala sekolah.
B. Hasil yang Dicapai Dari Strategi
Hasil yang dicapai dari penerapan KOMNAS-HAM adalah peningkatan mutu pendidikan dalam hal sebagai berikut.
1. Akademik
1) Peningkatan Capaian Kemampuan Tahfidz
Dalam Kemampuan Dasar Islam khususnya dalam pembelajaran tahfidz (menghafal juz 30) menunjukkan hasil yang sangat signifikan. Terdapat 40 anak yang sudah memiliki kemampuan tahfidz sampai surat An- Naba’.
Gambar 2.4 Grafik Pencapaian Tahfidz Kondisi Awal |
Gambar 2.5 Grafik Pencapaian
Tahfidz Setelah Penerapan KOMNAS- HAM
|
2) Peningkatan Kemampuan Perkembangan Anak
a) Dari Segi nilai agama dan moral
Anak senang menghafal di sekolah dan senang menghafal di rumah karena guru dan orang tuanya memiliki metode yang sama dalam mendamping tahfidznya.
b) Dari Segi Sosial Emosi
Anak menjadi lebih santun, bisa salim dengan cara yang benar, dan terbiasa dengan akhlaqul karimah.
c) Dari Segi Bahasa
Anak merasa bangga dan percaya kepada dirinya sendiri saat diminta tampil mengekspresikan dirinya sendiri dalam hal kemampuan tahfidznya di depan semua wali murid dalam acara yang diselenggarakan oleh sekolah.
Gambar 2.6 Penampilan Anak Dalam Acara Parenting Di Sekolah |
2. Nonakademik
a) Prestasi Lomba
Adapun prestasi yang diraih di antaranya adalah sebagai berikut :
1) Juara Harapan III Lomba Hafalan surat Pendek Kelompok B atas nama Fikri Abdullah Anwar.
2) Juara I Lomba Hafalan Surat Pendek atas nama Ananda Izzah.
1) Anak merasa bangga dengan orang tua
Anak merasa bangga dengan orang tuanya saat orang tuanya menjadi nara sumber di sekolah terkait dengan tema-tema pembelajaran tertentu yang melibatkan profesi orang tua.
2) Anak merasa antusias
Adanya pendampingan orang tua di rumah sebagaimana guru mengajarkan di sekolah menjadikan anak antusias belajar.
Gambar 2.8 TampilanTahfidz Anak Dalam Acara Parenting Yang Diselenggarakan Oleh Sekolah |
3. Kontribusi Orang tua
a) Jumlah kehadiran orang tua dalam kegiatan sekolah meningkat.
Data jumlah kehadiran orang tua dalam acara parenting di TKIT meningkat cukup signifikan setelah dilakukan perubahan kurikulum dan pengelolaan program tahunan serta pelibatan orangtua dalam berabagai kegiatan yang diselenggarakan oleh unit TKIT Bina Amal
Tingkat kehadiran orangtua jika disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.
Gambar 2.9 Grafik Peningkatan Kehadiran Orang Tua |
Bentuk partisipasi orang tua terhadap TK bervariasi tergantung kemampuannya. Untuk koordinator kelas telah berkomitmen untuk berpartisipasi aktif dalam pendampingan program sekolah baik itu waktu maupun tenaganya. Ada juga orang tua siswa yang memiliki finansial yang berlebih dengan menyumbangkan dana untuk kegiatan di TK. Ada pula orang tua lainnya yang dapat memberikan keahliannya terkait.
c) Orang tua lebih percaya diri
Adanya pertemuan untuk penyamaan persepsi antara guru dan orang tua terkait pembelajaran di sekolah menjadikan orang tua lebih merasa percaya diri ketika mendampingi putra atau putrinya di rumah.
Dampak positif dari penerapan strategi “KOMNAS-HAM” adalah sebagai berikut.
1. Partisipasi untuk masuk di Bina Amal semakin meningkat.
Data yang di dapatkan dari Tata Usaha tentang jumlah pendaftar yang masuk ke TKIT Bina Amal semakin meningkat. Berikut ini tabel jumlah pendaftar.
Tabel 2.2 Jumlah Pendaftar di TKIT Bina Amal |
2. Hubungan dengan Orang Tua.
Hubungan antara guru dan orang tua semakin akrab karena adanya interaksi yang rutin dalam kegiatan parenting maupun dalam kepanitian kegiatan sekolah baik itu berupa saran maupun tenaga.
3. Prestasi setelah penerapan strategi KOMNAS-HAM.
a. Anak
Prestasi yang diraih yaitu :
1) Juara I sains kelompok A atas nama Ibra Kailash Nugroho
2) Juara III matematika kelompok A atas nama Ibra Kailash Nugroho
3) Juara II lomba menangkap ikan atas nama Elnino Raasyid Nusantara
4) Juara Harapan III lomba lasy atas nama Aisha Zhafira
5) Juara III Lomba Puzzle
b. Guru
Prestasi yang diraih yaitu :
1) Juara II lomba membuat buku cerita tingkat propinsi
2) Juara II lomba guru berprestasi tingkat kota Semarang
3) Juara I lomba membuat buku cerita tingkat korda semarang
4) Juara II lomba mendongeng tingkat korda semarang
5) Juara I lomba kreatifitas pembelajaran
6) Juara III lomba APE
c. Kepala Sekolah
Juara I lomba kepala TK berprestasi tingkat kota semarang
4. Guru semakin bersemangat.
Guru semakin bersemangat karena lebih mudah dalam memberikan stimulant dan mengelola pembelajaran.
5. Dinas Pendidikan
Dari UPTD Pendidikan Kecamatan dan Dinas Pendidikan Kota sangat mengpresiasi atas prestasi yang sudah diraih dan memberikan kepercayaan kepada TKIT Bina Amal untuk menjadi Piloting PAUD Holistik Integratif.
Hambatan dan tantangan yang muncul dalam strategi KOMNAS-HAM sebagai berikut.
a. Orang tua dari anak didik belum semua mau terlibat.
Adanya kesibukan kerja dan adanya momongan yang masih balita, sehingga masih repot dan tidak bisa aktif dalam menghadiri beberapa undangan yang diselenggarakan oleh TKIT Bina Amal.
b. Orang tua memiliki target yang sama
Hal ini menuntut pemahaman orang tua bahwa setiap anak itu unik dan berbeda perkembangannnya antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak bisa di sama ratakan.
c. Evaluasi perkembangan anak di rumah membutuhkan perhatian lebih.
Maksudnya bahwa anak berada di rumah dengan waktu yang lebih lama dibandingkan waktu di sekolah. Selain itu di rumah maupun di lingkungan tempat tinggal anak perlu pengkondisian tempat yang mendukung tahap tumbuh kembang anak.
E. FAKTOR- FAKTOR PENDUKUNG
Beberapa faktor
yang mendukung pelaksanaan strategi KOMNAS-HAM adalah sebagaimana berikut.
1)
Dari segi peserta didik.
Peserta didik merasa senang dan
nyaman bermain dan belajar di TKIT Bina Amal terbukti banyak murid yang meminta
orang tua nya untuk dijemput lebih siang karena masih ingin bermain di
sekolahan.
2)
Dari segi sarana prasarana.
Ruang pembelajaran yang memadai, alat
bermain yang menyenangkan, halaman yang luas serta sarana penunjang lainnya
sangat mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini memberi kemudahan bagi
guru dalam mengelola kelas maupun pembelajaran.
3)
Dari pihak sekolah
Jalinan kerjasama yang baik antara
sekolah dan orang tua serta guru
memberikan kenyamanan saat pembelajaran. Hal ini di dukung oleh pemberian
reward dari pihak sekolah kepada koordinator wali murid kelas yang telah berhasil
kompak dan kerja sama dengan anggota kelasnya sehingga tingkat kehadiran
kelasnya terbanyak di bandingkan dengan kelas yang lain. Selain itu dana yang
dianggarkan di RAPBTK TKIT Bina Amal sangat mendukung program yang
diselenggarakan.
4)
Dari pihak guru
Guru memiliki kompetensi dan
kualifikasi yang memadai sangat mendukung proses pembelajaran. Dalam
melaksanakan pembelajaran sekaligus berupaya untuk mengembangkan model
pembelajaran. Hal ini memunculkan berbagai ide gagasan model pembelajaran yang
tentunya akan menarik bagi peserta didik. Dan guru juga selalu berusaha untuk
menjadi lebih baik dengan meningkatkan kemampuan yang dimilikinya.
5)
Dari pihak yayasan
Yayasan
Wakaf Bina Amal dalam program parenting sangat mendukung terkait dengan dana dan program turunan.
6)
Dari dinas pendidikan
Dukungan moril spiritual yang
diberikan oleh dinas pendidikan dalam hal ini memberikan semangat kepada
pengelola untuk senantiasa meningkatkan kinerja dalam penyelenggaraan
pendidikan Taman Kanak- Kanak.
F.
ALTERNATIF
PENGEMBANGAN
Untuk
meningkatkan daya guna, mengurangi hambatan serta meningkatkan daya dukung dari
strategi KOMNAS- HAM, langkah yang perlu dilakukan sebagai berikut.
F.1
Internal
Pengembangan internal
yang akan dilakukan sebagai berikut.
1)
Mengevaluasi dan merevisi berbagai kendala
dan hambatan serta mengoptimalkan faktor pendukung yang dapat digunakan untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
2)
Melakukan uji coba model-model pengembangan
lainnya untuk merangkul orang tua dalam keterlibatannya dengan kegiatan
sekolah.
3)
Pengembangan mutu pendidikan bukan hanya
sekedar memenuhi tugas/kewajiban kompetensi manajerial Kepala Sekolah, tetapi
merupakan kebutuhan mendasar yang harus terus menerus difikirkan dan
dilaksanakan dengan bentuk kegiatan yang lebih inovatif dan beragam.
F.2
Eksternal
Pengembangan eksternal
yang akan dilakukan sebagai berikut.
1)
Melakukan sosialisasi pada lembaga Taman
Kanak-Kanak lain, untuk mengetahui apakah strategi KOMNAS-HAM dapat diterapkan
di tempat lain.
2)
Melakukan sosialisasi pada lembaga KELOMPOK
BERMAIN yang menangani anak usia 2-4
tahun.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian tentang penerapan strategi KOMNAS-HAM di
atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
1.
Penerapan strategi ”KOMNAS - HAM”, akronim dari kalimat “KOordinator Orang tua Murid aNtar kelaS dengan memaHAmkan dan Melibatkan memberikan dampak
positif terhadap peningkatan kehadiran orang tua.
2. Hasil
yang dicapai dari penerapan strategi KOMNAS-HAM di TKIT Bina Amal yaitu bagi Anak
didik 1) Kemampuan Dasar Islam anak meningkat, 2) anak merasa bangga dengan orang tua, 3) anak
merasa antusias belajar, dan 4) anak merasa senang dengan kemampuan yang
dimilikinya. Bagi orang tua, 1)
Jumlah kehadiran orang tua dalam kegiatan sekolah meningkat, 2) orang tua semangat
berkontribusi, 3) Orang tua lebih
percaya Diri.
3. Dampak
yang diperoleh dari penerapan strategi KOMNAS-HAM terhadap
mutu pendidikan di TKIT Bina Amal adalah 1) tingkat perhatian dan kerja sama
orang tua dalam pendampingan anak meningkat. 2) Hubungan antar sesama
koordinator kelas dan sesama wali murid semakin akrab, 3) Guru lebih
bersemangat dan lebih mudah dalam memberikan stimulan dan mengelola pembelajaran.
4. Kendala yang muncul dalam pelaksanaan
strategi KOMNAS-HAM yaitu 1) Orangtua dari anak didik belum semua mau terlibat,
2) tingkat perkembangan setiap anak berbeda dengan anak yang lain, 3) evaluasi
perkembangan anak secara nyata di rumah bisa terlihat saat home visit saja dan
pelaporan dari orang tua.
5. Faktor
yang mendukung penerapan strategi KOMNAS-HAM antara lain 1) peserta didik
merasa senang dan nyaman bermain dan belajar di TKIT Bina Amal, 2) sarana
prasarana mendukung terlaksananya
program, 3) jalinan kerjasama yang baik antara sekolah dan orang tua serta guru memberikan kenyamanan saat
pembelajaran, 4) Guru memiliki kompetensi dan kualifikasi yang memadai sangat
mendukung proses pembelajaran, 5) Yayasan Wakaf Bina Amal sangat mendukung
terkait dengan dana. 6) Dinas pendidikan mendukung.
B. Saran dan Rekomendasi
1. Yayasan Wakaf Bina Amal
Dalam hal ini Ketua Yayasan Wakaf Bina Amal perlu terus memfasilitasi kepala sekolah untuk melakukan pengembangan kompetensi manajerial dan kompetensi lainnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
2. Sekolah Lain
Pelibatan orang tua merupakan strategi yang sangat penting dalam mendukung program-program sekolah yang berdampak dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah.
3. Dinas Pendidikan
Memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan lembaga PAUD melalui workshop maupun seminar untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam hal ini Ketua Yayasan Wakaf Bina Amal perlu terus memfasilitasi kepala sekolah untuk melakukan pengembangan kompetensi manajerial dan kompetensi lainnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
2. Sekolah Lain
Pelibatan orang tua merupakan strategi yang sangat penting dalam mendukung program-program sekolah yang berdampak dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah.
3. Dinas Pendidikan
Memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan lembaga PAUD melalui workshop maupun seminar untuk meningkatkan mutu pendidikan.
REFERENSI
Permendiknas No. 13 tahun 2007. Tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah. Jakarta: LAN RI.
PP Nomor 19 Tahun 2005. Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: LAN RI.
Rahman
(at all). 2006. Peran Strategis Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jatinangor: Alqaprint
Wahjo
Simidjo. 2005. Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Berbagi
Komentar