Membuat Batasan untuk Anak
“Matikan televisi…Mama serius kali ini…Sungguh!”
Anak akan melanjutkan sikap buruknya jika Anda memberi peringatan dengan samar-samar, sama seperti alasan Anda tetap melaju saat lampu kuning menyala. Tidak ada konsekuensi.
Buat batasan dan ikuti aturan.
Mengeluh, kesempatan kedua, dan negosiasi semuanya memberi arti bahwa kerjasama merupakan sebuah pilihan, kata Robert MacKenzie, PhD, penulis Setting Limits With Your Strong Willed Child. Untuk mengajari anak mengikuti aturan, perjelas ekspektasi Anda, lalu ambil sikap jika ada aturan yang dilanggar.
Jika Anda menginginkan anak untuk, misalnya, beranjak dari sofa dan mengerjakan PR, mulailah dengan arahan yang sopan (“Tolong matikan teve sekarang dan kerjakan PR-mu”). Jika dia mau menuruti Anda, ucapkan terima kasih. Jika tidak, berikan konsekuensi: “Mama matikan televisi sekarang. Sebelum PR-mu selesai, izin menonton teve dicabut.”
Anak akan melanjutkan sikap buruknya jika Anda memberi peringatan dengan samar-samar, sama seperti alasan Anda tetap melaju saat lampu kuning menyala. Tidak ada konsekuensi.
Buat batasan dan ikuti aturan.
Mengeluh, kesempatan kedua, dan negosiasi semuanya memberi arti bahwa kerjasama merupakan sebuah pilihan, kata Robert MacKenzie, PhD, penulis Setting Limits With Your Strong Willed Child. Untuk mengajari anak mengikuti aturan, perjelas ekspektasi Anda, lalu ambil sikap jika ada aturan yang dilanggar.
Jika Anda menginginkan anak untuk, misalnya, beranjak dari sofa dan mengerjakan PR, mulailah dengan arahan yang sopan (“Tolong matikan teve sekarang dan kerjakan PR-mu”). Jika dia mau menuruti Anda, ucapkan terima kasih. Jika tidak, berikan konsekuensi: “Mama matikan televisi sekarang. Sebelum PR-mu selesai, izin menonton teve dicabut.”
Berbagi
Komentar