CARA MENSUKSESKAN ANAK DUNIA AKHERAT
SETIAP ANAK DILAHIRKAN DALAM FITRAH
" Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi." (HR Bukhari & Muslim)
Berikut tips mendidik anak dari Ketua Yayasan Wakaf Bina Amal, Bapak H Joko Widodo SE yang merupakan Ayah dari 10 Anak :
1. Dengan Keteladanan
1. Dengan Keteladanan
Nabi Muhammad Saw merupakan guru besar bagi umat manusia, demikian pula dengan Nabi Ibrahim as, keduanya merupakan dua nabi yang memiliki gelar “Uswatun Hasanah” yang Allah catat di dalam Al-Quran. Setiap oang tua yang menerapkan pola Uswatun Hasanah (memberikan teladan baik) dalam pendidikan anak, maka proses dakwah dan pendidikan keluarga akan berjalan secara normal dan efektif.
Sebelum orang tua menyuruh anaknya untuk melakukan sesuatu, maka sudah seharusnya orang tuanyalah yang harus lebih dulu melakukan. Ketika ingin anaknya rajin sholat, rajin ngaji dan sayang dengan saudaranya, maka mulailah Ayah dan Bunda membiasakan diri untuk sholat, biasakan diri untuk rajin membaca Al Quran, biasakan diri untuk bersikap lembut kepada orang lain. Dan biasanya tanpa disuruh anak akan mengikuti apa yang kita kerjakan. Karena tiap anak adalah peniru yang hebat. Jika Ayah dan Bunda melakukan kebaikan maka anak akan merekam dan melakukannya, begitu juga sebaliknya.
2.Mengutamakan Ibadah
Mengajari anak untuk selalu taat terhadap agama sangat penting. Anak
yang rajin beribadah akan memiliki pola pikir yang lebih baik dari pada
yang jarang atau tidak sama sekali. Pentingnya peran mendekatkan untuk
beribadah sangat menunjang untuk menjadikan anak cerdas dan patuh untuk melakukan hal baik.
Misalnya untuk rajin sholat. Jelaskan bahwa sholat sangat penting, saking pentingnya nabi pernah menjelaskan jika sudah berumur 7 tahun keatas anda dapat memukulnya dengan pukulan yang ringan dan tidak mencederai. Ajak anak untuk mencintai Masjid, contohkan juga bagaimana berwudzu yang baik. Berikan motivasi untuk beribadah, misal bersedekah, berpuasa dan menghapal Al Quran. Jika anak melakukannya maka berilah hadiah. Tapi jika belum, maka teruslah memotivasinya dan mintalah kepada Allah SWT agar melembutkan hati anak sehingga mudah menerima nasehat.
3.Berlatih Ukhuwah
Yaitu dengan membangun kepedulian kepada sesama dan lingkungan sekitar. Jelaskan ke anak bahwa manusia hidup itu harus tolong-menolong. Di mulai dari sayang dan peduli kepada kakak atau adik, kemudian teman dan orang lain. Ayah Bunda, ajarkan anak-anak untuk saling berbagi, menyapa lebih dahulu, suka membantu, silaturahim. Sesekali atau bisa di jadwal, ajak anak untuk ke panti asuhan, jelaskan kondisi mereka, ajari anak untuk berbagi mainan yang dimiliki kepada anak-anak panti.
4. Membiasakan Dialog
Kita ajak berbicara dari hati ke hati, pikiran terbuka dan perasaan lapang. Kita dengarkan pembicaraan anak, memberikan umpan balik kepadanya, dan bila diperlukan kita pun dapat menyampaikan apa yang kita pikirkan tentang dia. Melalui dialog itu kita lebih mengetahui perasaan anak sesungguhnya dan pada saat yang sama anak merasa lebih diterima.
Ayah Bunda, kita bisa mengawali disaat makan bersama, tanyalah pengalaman anak pada hari itu, hal apa yang disukai dan yang tidak disukai. Dengarkan, inilah yang patut dilakukan jika menginginkan anak memiliki sikap hormat (respek) kepada orangtua. Merasa didengarkan dan dihargai justru menjadikan anak lebih tumbuh dorongan untuk respek dan dekat hatinya dengan orang tua.
Sebaliknya, cara-cara yang menjatuhkan harga diri justru membuat anak kehilangan rasa hormat kepada orangtua. Bahkan dapat terjadi, anak mengembangkan pemberontakan dalam berbagai bentuknya. Boleh jadi ia menunjukkan ketaatan di depan orang tua, tetapi memberontak meledak-ledak di luar rumah. Ini ketika anak takut kepada orang tua. Dan sangat berbeda antara takut dan respek. Yang kedua ini mendorong anak tetap melakukan hal yang baik, meskipun orang tua tidak melihatnya.
4. Membiasakan Dialog
Kita ajak berbicara dari hati ke hati, pikiran terbuka dan perasaan lapang. Kita dengarkan pembicaraan anak, memberikan umpan balik kepadanya, dan bila diperlukan kita pun dapat menyampaikan apa yang kita pikirkan tentang dia. Melalui dialog itu kita lebih mengetahui perasaan anak sesungguhnya dan pada saat yang sama anak merasa lebih diterima.
Ayah Bunda, kita bisa mengawali disaat makan bersama, tanyalah pengalaman anak pada hari itu, hal apa yang disukai dan yang tidak disukai. Dengarkan, inilah yang patut dilakukan jika menginginkan anak memiliki sikap hormat (respek) kepada orangtua. Merasa didengarkan dan dihargai justru menjadikan anak lebih tumbuh dorongan untuk respek dan dekat hatinya dengan orang tua.
Sebaliknya, cara-cara yang menjatuhkan harga diri justru membuat anak kehilangan rasa hormat kepada orangtua. Bahkan dapat terjadi, anak mengembangkan pemberontakan dalam berbagai bentuknya. Boleh jadi ia menunjukkan ketaatan di depan orang tua, tetapi memberontak meledak-ledak di luar rumah. Ini ketika anak takut kepada orang tua. Dan sangat berbeda antara takut dan respek. Yang kedua ini mendorong anak tetap melakukan hal yang baik, meskipun orang tua tidak melihatnya.
5.Piknik Utama Ke Toko Buku
Toko buku? Ayah Bunda, buku adalah jendela dunia. Dengan membaca buku anak akan mendapat banyak ilmu. Bahkan ini merupakan salah satu cara mengajari anak untuk membaca sejak usia dini. Biasakan sepekan sekali atau aturlah jadwal untuk mengunjungi toko buku atau pameran buku.
Sebelum anak-anak dikuasai gadget, TV, game yang hanya akan berdampak buruk/negatif.
Biarkan anak memilih buku yang disukainya. Arahkan dan dampingi ketika membaca buku. Kalau perlu berdiskusilah tentang isi buku tersebut.
Sesekali belilah buku tentang cerita Islami, ajak anak membaca bersama. Berdiskusilah tentang isi buku tersebut. Insya Allah anak akan lebih mudah untuk menambah wawasan dan daya pikirnya.
Wallahu a'lam bishawab.
Toko buku? Ayah Bunda, buku adalah jendela dunia. Dengan membaca buku anak akan mendapat banyak ilmu. Bahkan ini merupakan salah satu cara mengajari anak untuk membaca sejak usia dini. Biasakan sepekan sekali atau aturlah jadwal untuk mengunjungi toko buku atau pameran buku.
Sebelum anak-anak dikuasai gadget, TV, game yang hanya akan berdampak buruk/negatif.
Biarkan anak memilih buku yang disukainya. Arahkan dan dampingi ketika membaca buku. Kalau perlu berdiskusilah tentang isi buku tersebut.
Sesekali belilah buku tentang cerita Islami, ajak anak membaca bersama. Berdiskusilah tentang isi buku tersebut. Insya Allah anak akan lebih mudah untuk menambah wawasan dan daya pikirnya.
Wallahu a'lam bishawab.
Berbagi
Komentar