Alhamdulillah, Terkumpul Donasi Rp 41.194.000,- untuk di Salurkan ke Palestina
Aksi Peduli Palestina Siswa Bina Amal |
Jazakumulloh khoiron katsir kepada seluruh orang tua wali siswa yang luar biasa juga antusiasnya. Kepada semua siswa-siswi KBIT-TKIT-SDIT-TKIT 02-SDIT 02-SMPIT-SMAIT, yang penuh semangat mendukung perjuangan rakyat Palestina. Dimulai dengan sholat dhuha bersama kemudian berdoa dan pembacaan puisi tentang Palestina
Semoga sedikit ikhtiar ini, menjadi catatan amal sholih, menguatkan karakter kebaikan diri dan anak-anak kita. Aamiiin.
Berikut puisi tentang Palestina karya Taufik Ismail
Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu
Ketika rumah-rumahmu diruntuhkan bulldozer dengan suara gemuruh menderu,
serasa pasir dan batu bata dinding kamar tidurku bertebaran di pekaranganku, meneteskan peluh merah dan mengepulkan debu yang berdarah.
Ketika luasan perkebunan jerukmu dan pepohonan apelmu dilipat-lipat sebesar saputangan lalu di Tel Aviv dimasukkan dalam file lemari kantor agraria, serasa kebun kelapa dan pohon manggaku di kawasan khatulistiwa, yang dirampas mereka.
Ketika kiblat pertama mereka gerek dan keroaki bagai kelakuan reptilia bawah tanah dan sepatu-sepatu serdadu menginjaki tumpuan kening kita semua, serasa runtuh lantai papan surau
tempat aku waktu kecil belajar tajwid Al-Qur’an 40 tahun silam, di bawahnya ada kolam ikan yang air gunungnya bening kebiru-biruan kini ditetesi airmataku.
Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu
Ketika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan umur mereka,
menjawab laras baja dengan timpukan batu cuma, lalu dipatahi pergelangan tangan dan lengannya,
siapakah yang tak menjerit
serasa anak-anak kami
Indonesia jua yang dizalimi mereka –
tapi saksikan tulang muda mereka yang patah akan bertaut dan mengulurkan rantai amat panjangnya,
pembelit leher lawan mereka, penyeret tubuh si zalim ke neraka, An Naar.
Ketika kusimak puisi-puisi Fadwa Tuqan, Samir Al-Qassem, Harun Hashim Rashid, Jabra Ibrahim Jabra, Nizar Qabbani dan seterusnya yang dibacakan di Pusat Kesenian Jakarta,
jantung kami semua berdegup dua kali lebih gencar lalu tersayat oleh sembilu bambu deritamu,
darah kamipun memancar ke atas lalu meneteskan guratan kaligrafi
‘Allahu Akbar!’ dan ‘Bebaskan Palestina!’
Ketika pabrik tak bernama 1000 ton sepekan memproduksi dusta, menebarkannya ke media cetak dan elektronika,
mengoyaki tenda-tenda pengungsi
di padang pasir belantara, membangkangit resolusi-resolusi majelis terhormat di dunia, membantai di Shabra dan Shatila, mengintai Yasser Arafat dan semua pejuang negeri anda,
aku pun berseru pada khatib dan imam shalat Jum’at sedunia:
doakan kolektif dengan kuat seluruh
dan setiap pejuang yang menapak jalanNya,
yang ditembaki dan kini dalam penjara, lalu dengan kukuh kita bacalah
‘laquwwatta illa bi-Llah!’
Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu
Tanahku jauh, bila diukur kilometer, beribu-ribu
Tapi azan Masjidil Aqsha yang merdu
Serasa terdengar di telingaku.
Palestina adalah negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia. Jangan lupakan sejarah itu!
Berbagi
Komentar