Teman atau Gadget, Sebaiknya Anak Bersosialisasi
Siswa SMPIT Bina Amal sedang bermain |
Ketika anak lebih menyukai lingkungan yang lebih menyendiri, berarti ada yang perlu di khawatirkan pada anak kita. Karena perkembangan anak butuh bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih luas.
Sebenarnya tidaklah sepenuhnya anak yang salah. Rasa kekhawatiran yang besar orangtua terhadap lingkungan, kesibukan orangtua yang keduanya bekerja di luar, atau memilih gadget lebih praktis untuk menemani hari-harinya lah yang membuat anak memilih bermain dengan dunianya sendiri ketimbang bersama teman-teman. Maka sesibuk apapun, luangkan waktu bersama buah hati tercinta dan mengajaknya bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Dikala anak bersama teman-teman sebayanya, banyak pelajaran yang ia dapatkan. Berinteraksi dengan sesama, menumbuhkan rasa percaya diri, saling berbagi, bekerjasama dan menambah pengalaman masa kecil yang menyenangkan. Anak jadi mudah bergaul dengan siapa saja.
Tapi bagaimana jika anak terlanjur lebih menyukai gadget daripada bermain dengan temannya?
Beberapa tips ini dapat dilakukan, antara lain:
1. Ajak bermain di taman yang banyak anak-anak.
2. Dampingi ia bermain.
3. Ajak anak bergabung dengan teman sebaya.
4. Perlahan meninggalkan kebersamaan mereka.
5. Awasi cukup dari jarak yg terjangkau pengawasan orangtua.
6. Jika belum mau ditinggal bersama teman barunya jangan di paksakan.
7. Ulangi keesokan harinya sampai si anak mampu beradaptasi.
8. Dan batasi penggunaan gadget anak pada waktu-waktu tertentu.
Ketika anak yang sudah mulai nyaman beradaptasi dengan temannya, karena pengaruh kesendiriannya biasanya dia cenderung dominan. Untuk itu terus berikan pengertian padanya bahwa kita harus bisa mengalah dan gantian. Agar teman-teman kita tak kapok bermain dengan kita.
Dan jika si anak mengambil mainan teman dengan paksa, sebaiknya si ibu tidak begitu saja memakluminya. Ambil kembali mainan itu dan berikan pada temannya dan beri pengertian pada anak. Jangan dibiasakan si anak mendapatkan apa yang dia mau. Apalagi dengan jalan memaksa. Sama saja kita mengajarinya egois.
Membangkitkan kepercayaan diri pada anak bukan berarti kita membiarkan dia berbuat semaunya. Bagaimana kemudian jika dia menjadi mengamuk atau tantrum? Biasakan beri pengertian anak di rumah apa saja yang boleh dilakukannya dan apa saja yang tak boleh dia lakukan. Beri konsekuensi jika si anak membantah atau melawan. Misalnya, besok tidak diajak main keluar lagi dan gak boleh pegang gadget selama sehari atau seminggu. Dab kita harus konsekuen dengan hukuman yang diterapkan agar efektif. Jika tidak, pasti akan di sepelekan anak karna tahu itu cuma gertakan belaka.
Oke Ayah Bunda, semoga pengalaman diatas bermanfaat untuk kita semua.
1. Ajak bermain di taman yang banyak anak-anak.
2. Dampingi ia bermain.
3. Ajak anak bergabung dengan teman sebaya.
4. Perlahan meninggalkan kebersamaan mereka.
5. Awasi cukup dari jarak yg terjangkau pengawasan orangtua.
6. Jika belum mau ditinggal bersama teman barunya jangan di paksakan.
7. Ulangi keesokan harinya sampai si anak mampu beradaptasi.
8. Dan batasi penggunaan gadget anak pada waktu-waktu tertentu.
Ketika anak yang sudah mulai nyaman beradaptasi dengan temannya, karena pengaruh kesendiriannya biasanya dia cenderung dominan. Untuk itu terus berikan pengertian padanya bahwa kita harus bisa mengalah dan gantian. Agar teman-teman kita tak kapok bermain dengan kita.
Dan jika si anak mengambil mainan teman dengan paksa, sebaiknya si ibu tidak begitu saja memakluminya. Ambil kembali mainan itu dan berikan pada temannya dan beri pengertian pada anak. Jangan dibiasakan si anak mendapatkan apa yang dia mau. Apalagi dengan jalan memaksa. Sama saja kita mengajarinya egois.
Membangkitkan kepercayaan diri pada anak bukan berarti kita membiarkan dia berbuat semaunya. Bagaimana kemudian jika dia menjadi mengamuk atau tantrum? Biasakan beri pengertian anak di rumah apa saja yang boleh dilakukannya dan apa saja yang tak boleh dia lakukan. Beri konsekuensi jika si anak membantah atau melawan. Misalnya, besok tidak diajak main keluar lagi dan gak boleh pegang gadget selama sehari atau seminggu. Dab kita harus konsekuen dengan hukuman yang diterapkan agar efektif. Jika tidak, pasti akan di sepelekan anak karna tahu itu cuma gertakan belaka.
Oke Ayah Bunda, semoga pengalaman diatas bermanfaat untuk kita semua.
Berbagi
Komentar