Biarkan Anak Mengatasi Masalahnya Sendiri
Ayah Bunda, apakah sering tidak sabaran ketika anak menghadapi masalah atau kesulitan? Saking tidak sabarnya, pasti langsung kita bantu atau ambil alih kesulitan tersebut.
Contoh, ketika anak kesulitan mengancingkan baju, orangtua langsung membantu mengancingkannya. Ketika anak kesulitan mengikat tali sepatu, orangtua yang mengikatkan, ketika anak bermusuhan dengan tetangga yang sepantaran dengannya, orangtua langsung datang mengadukan ke orangtua tetangga.
Anak selalu dilayani, makan tinggal makan, tidak pernah diminta untuk mencuci sendiri piring bekas pakainya, tidak pernah diajarkan untuk merapikan kembali mainannya di tempat yang seharusnya. Anak hidup tanpa 'masalah', padahal itulah masalah paling berbahaya.
Sadarkah bahwa dalam hidup ini, masalah merupakan hal penting yang bisa membuat seseorang bertumbuh jadi dewasa?
Perhatikanlah anak-anak yang selalu dibantu masalahnya oleh orangtuanya! Ketika akhirnya anak-anak ini tumbuh menjadi remaja dan dewasa, badannya saja yang makin besar, tapi sifatnya masih kanak-kanak, seperti egois, manja, cengeng, atau sifat kekanakan lainnya.
Maukah kita kalau suatu hari anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi seperti ini yang tidak tahu apa-apa, tidak mengerti apa-apa, naif, bahkan tidak mampu hidup tanpa orangtuanya?
Mumpung masih kecil. Ajarkan anak keterampilan untuk mengatasi masalahnya sendiri, orangtua cukup ajarkan caranya, jangan bantu anak terus-menerus.
Semoga anak-anak kita tumbuh menjadi sosok dewasa yang siap menghadapi masalah hidup dengan
majalah ummi
Berbagi
Komentar