Lima Hal Positif Yang Perlu Ditanamkan Dalam Diri Kid Jaman Now
Kids Zaman Now begitu viral di dunia nyata maupun di dunia maya. Istilah yang begitu mudah di dengar dan ditirukan banyak orang. Apa sih sebenarnya arti Zaman Now itu sendiri? Jaman dalam istilah umum berarti masa / waktu dan Now dari bahasa inggris yang artinya sekarang atau kekinian. Pertanyaannya adalah mengapa tidak memakai istilah anak jaman sekarang saja atau anak kekinian? Saya fikir ini ini bukan masalah istilah biar keren dengan menggunakan bahasa inggris akan tetapi pemakaian istilah ini merujuk kepada Kids Zaman Now sangat lekat dengan dunia digital dan media sosial. Hal inilah yang membedakan masa muda kita dengan anak-anak yang lahir tahun 2000an.
Perkembangan teknologi dan tidak diimbangi dengan kesiapan mental para user akan menimbulkan efek samping yang membahayan. Berikut akan saya sampaikan beberapa fakta sederhana tetapi kalau dibiarkan akan menjadi Petaka Sosial.
Pada masa 90an sampai masuk tahun 2000 generasi waktu itu belum terlalu disibukkan dengan “Gadget”, smartphone atau media sosial. Mereka biasanya sibuk bersosialisasi secara face to face dengan teman sebayanya atau orang yang memiliki usia diatasnya. Mereka umumnya lebih mudah komunikasi ketika bertemu dengan orang di dunia nyata. Mudah berdialog dan bertukar fikiran. Hal ini berbeda dengan kondisi sekarang. Sebagian yang mengaku Kids Zaman Now lebih banyak gagap ketika harus ketemu orang lain di dunia nyata. Mereka cenderung diam ketika bertemu atau ditengah kerumunan banyak orang. Ada yang mengatakan anak-anak lebih nyaman ketemu teman sebayanya di dunia maya.
Pada masa 90an sampai masuk tahun 2000 generasi waktu itu belum terlalu disibukkan dengan “Gadget”, smartphone atau media sosial. Mereka biasanya sibuk bersosialisasi secara face to face dengan teman sebayanya atau orang yang memiliki usia diatasnya. Mereka umumnya lebih mudah komunikasi ketika bertemu dengan orang di dunia nyata. Mudah berdialog dan bertukar fikiran. Hal ini berbeda dengan kondisi sekarang. Sebagian yang mengaku Kids Zaman Now lebih banyak gagap ketika harus ketemu orang lain di dunia nyata. Mereka cenderung diam ketika bertemu atau ditengah kerumunan banyak orang. Ada yang mengatakan anak-anak lebih nyaman ketemu teman sebayanya di dunia maya.
Anak-anak millenial (istilah lain dr Kids Jaman Now) bisa tertawa lepas ketika chat dengan temannya di Whatsapp, messengers dan medsos lainnya. Disisi lain mereka ketakutan kalau harus pergi keluar dan ketemu dengan saudara atau orang disekitarnya. Beberapa hal diatas merupakan sisi negatif dari perkembangan teknologi akhir-akhir ini. Kita tidak perlu pesimis dalam mendidik dan mengarahkan putra-putri kita yang notabene sebagai Kids Zaman Now”
Sosiolog sekaligus Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Musni Umar, mengungkapkan
Sosiolog sekaligus Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Musni Umar, mengungkapkan
lima hal positif yang perlu ditanamkan dalam diri 'kid zaman now.
Pertama adalah keharusan memiliki empati dan kepedulian terhadap anak dan kaum muda. Sebab mereka adalah harapan.
Kedua, mesti membangun dialog dengan anak-anak kita sebagai bagian dari generasi muda Indonesia. Selain itu, harus dilakukan pengawasan yang dimulai dari keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat, sehingga keluarga menjadi pilar yang memperkukuh bangsa dan negara kita," kata dia dalam keterangannya, Ahad (26/11).
Ketiga, yaitu memperkuat sumber daya manusia (SDM) generasi muda. Saat ini dalam kehidupan penuh persaingan. Maka mau tidak mau dan suka tidak suka, harus mempersiapkan anak-anak dan generasi muda Indonesia supaya memiliki sumber daya manusia yang kuat imannya, akhlaknya dan juga punya ilmu pengetahuan sehingga mampu bersaing.
Keempat, memperkukuh budaya daerah dan budaya nasional. Budaya merupakan pilar kedua setelah SDM untuk membuat bangsa Indonesia kuat dan maju di masa depan.
Keempat, memperkukuh budaya daerah dan budaya nasional. Budaya merupakan pilar kedua setelah SDM untuk membuat bangsa Indonesia kuat dan maju di masa depan.
Kelima, menumbuhkan optimisme. Bangsa Indonesia harus selalu menjauhi sikap pesimisme dan terus-menerus menghadirkan optimisme. "Sebab, sebesar apapun sesulitan yang dihadapi, jika memiliki sikap optimisme dan menjadi pekerja keras yang cerdas, maka segala kesulitan bisa diatasi," jelas Musni. Musni memaparkan, 'kids zaman now' yang dikemukakan dan menjadi viral di dunia maya merupakan upaya kaum muda untuk mencari perhatian, mencari identitas dan aktualisasi diri. Generasi muda yang sering disebut pemuda, menurut hasil Sensus Nasional tahun 2012 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) berjumlah 62,53 juta (25,51 persen) dari total penduduk Indonesia.
"Jumlah kaum muda Indonesia amat besar dan sejatinya merupakan masa depan kita, karena merekalah yang akan menggantikan generasi sekarang. Kalau mereka baik, maka baiklah bangsa ini di masa depan. Sebaliknya jika mereka rusak, maka rusaklah masa depan Indonesia," katanya. 'Kids zaman now' telah melahirkan berbagai perubahan.
"Jumlah kaum muda Indonesia amat besar dan sejatinya merupakan masa depan kita, karena merekalah yang akan menggantikan generasi sekarang. Kalau mereka baik, maka baiklah bangsa ini di masa depan. Sebaliknya jika mereka rusak, maka rusaklah masa depan Indonesia," katanya. 'Kids zaman now' telah melahirkan berbagai perubahan.
Perubahan yang hadir ditengah-tengah kita merupakan dampak dari kemajuan teknologi, di mana setiap orang bebas menggunakan internet melalui facebook, twitter, instagram, Youtube dan sebagainya dengan inang media sosial (medsos). Perubahan yang tengah terjadi di masyarakat kita terutama dikalangan kaum muda Indonesia, ada yang negatif seperti narkoba yang banyak dikonsumsi kaum muda, seks bebas, berpakaian setengah telanjang, berpacaran, hidup bermewah-mewah (hedonisme) dan sebagainya.
Kita sebagai orang tua sudah seharusnya memiliki kiat-kiat khusus untuk mengarahkan dan mendidik anak-anak kita agar selamat dari pengaruh negatif perkembangan teknologi. Hal terpenting lainnya adalah agar mereka tidak melupakan sejatinya kita sebagai manusia (individu) juga sebagai makhluk sosial yang memerlukan kehadiran orang lain dalam kehidupan kita di dunia nyata. Dalam melakukan proteksi kepada anak-anak kita satu hal yang penting jangan sampai tindakan kita menjadi “ancaman” kebebasan mereka. Akhirnya semoga anak-anak kita menjadi generasi emas yang akan membangun agama bangsa dan Negara tercinta ini.
Kita sebagai orang tua sudah seharusnya memiliki kiat-kiat khusus untuk mengarahkan dan mendidik anak-anak kita agar selamat dari pengaruh negatif perkembangan teknologi. Hal terpenting lainnya adalah agar mereka tidak melupakan sejatinya kita sebagai manusia (individu) juga sebagai makhluk sosial yang memerlukan kehadiran orang lain dalam kehidupan kita di dunia nyata. Dalam melakukan proteksi kepada anak-anak kita satu hal yang penting jangan sampai tindakan kita menjadi “ancaman” kebebasan mereka. Akhirnya semoga anak-anak kita menjadi generasi emas yang akan membangun agama bangsa dan Negara tercinta ini.
Oleh : Kiswanto, S.Pd (Guru Sosiologi SMA IT Bina Amal Semarang)
Berbagi
Komentar