CARA GURU ZAMAN NOW MENGATASI SISWA BERMASALAH
Sebagai seseorang yang berprofesi sebagai guru juga, saya sering kali menjumpai siswa yang "berulah" (baca: bermasalah). Biasanya saya menemukan hal ini ketika sedang mengajar ataupun saat berpapasan dengan siswa saat waktu istirahat maupun waktu lain selama di sekolah. Beberapa di antara masalah yang terlihat yakni: nyeletuk, berbicara kasar, baju seragam di keluarkan atau dicoret-coret, rambut laki-laki yang terlalu panjang, atau banyak pelanggaran lain yang tentunya tak mungkin saya sebutkan semuanya.
Lalu, bagaimana sikap kita sebaiknya? Berikut hasil pengalaman saya yang dirangkum menjadi tips agar bisa dipraktekkan dalam mengajar siswa zaman now. Tips ini saya tulis spesial untuk para guru semua, berkenaan dengan Hari Guru Nasional. Cara ini juga bisa dilakukan oleh ayah bunda di rumah, karena ayah bunda juga merupakan guru kehidupan bagi anak-anaknya. Silahkan simak tips berikut :
1. LAKUKAN PENDEKATAN
Seringkali saya melihat guru menegur siswa dari jauh jika melakukan suatu pelanggaran.
Misalnya:
"Hai Jono (sambil menunjuk siswa) jangan bercanda di belakang!"
"Ardi (sambil menunjuk siswa yang berada di depan pintu kelas) kenapa kamu terlambat?"
Padahal siswa zaman now sangat mementingkan yang namanya connect (hubungan) dekat. Yaps, soalnya mereka terbiasa terkoneksi dengan media sosial dan lebih sering menatap gadget begitu dekat. Jadi, mendekatlah ke siswa tersebut dan rendahkanlah volume bicara kita. Jangan sampai terdengar siswa lain, karena bisa membuat harga diri siswa ini menjadi tercerabut.
2. GUNAKAN KALIMAT TANYA
Ketika siswa melakukan pelanggaran, maka tugas guru sebaiknya memberikan penyadaran bahwa apakah perbuatan yang dilakukan boleh atau tidak boleh. Selain itu siswa juga harus mempertimbangkan baik buruknya perilaku yang dilakukan. Beberapa kali saya melihat guru yang langsung mengatakan kesalahan anak.
Seperti:
"Jono, kamu ini baju seragam di keluarin! Masukin sekarang!"
Kalimat-kalimat seperti itu justru membuat siswa di awasi dan kurang menyadari kesalahannya. Buatlah siswa sadar dan berpikir apa yang salah terhadap dirinya dengan mengajukan kalimat tanya. Kalimat tanya membuat anak menjadi Berpikir, Memilih dan Memutuskan (BMM) serta introspeksi terhadap dirinya.
Contoh yang Benar :
Guru : "Jono, menurutmu jika berada di sekolah sebaiknya baju seragam di keluarkan atau di masukkan?"
Siswa : "Di masukkan Pak."
Guru : "Terima kasih kamu sudah berkata benar. Lalu bagaimana keadaan seragammu saat ini?"
Siswa : (melihat kondisi/memeriksa seragamnya) "Oh iya Pak ini keluar bajunya"
Guru : "Lalu sekarang apa yang harus kamu lakukan?"
Siswa : (otomatis memasukkan baju)
Setelah terjadi perubahan perilaku maka tugas kita yakni memberikan harapan agar siswa tersebut tahu apa yang sebaiknya dilakukan.
Contoh :
"Sebenernya Bapak/Ibu sedih melihat kamu berpakaian tidak rapih dengan mengeluarkan baju seragam. Bapak/ibu berharap kamu bisa selalu berpakaian dengan rapih, memasukkan baju seragammu setiap saat."
Hal ini perlu disampaikan agar siswa memahami apa yang kita harapkan. Jadi, setelah siswa menyadari kekeliruannya dan memahami harapan kita, ajaklah untuk berperilaku sesuai yang kita harapkan.
3. BERIKAN PENGUATAN POSISTIF
Penguatan positif merupakan reward yang sangat efektif untuk merubah perilaku. Berikan kata-kata positif untuk menguatkan perilaku positif.
Rumusnya :
"Kalo kamu (perilaku perubahan) kamu terlihat (kata-kata positif)"
Sebagai contoh :
"Nah, kalo kamu berpakaian rapih memasukkan seragam, kamu terlihat keren banget Jon. Bapak bangga banget sama kamu jika seperti ini."
Ulangilah perkataan tersebut setiap kali kita memergoki anak yang berubah perilakunya menjadi lebih baik. Jadi, jangan hanya siswa yang bermasalah saja yang ditegur atau diperingati. Kita juga harus memberikan penguatan positif saat kita melihat siswa yang melakukan perubahan perilaku yang baik.
Selamat menjadi Guru Zaman Now semoga pendidikan Indonesia semakin berkembang dan maju di kancah Dunia!
Berbagi
Komentar