Orang tua masih salah kaprah terkait pendidikan anak. Menuntut anak untuk rajin belajar dengan harapan mencapai nilai terbaik.
Penekanan seperti itu membawa dampak psikolog yang tidak baik. Sehingga anak merasa tertekan selama di sekolah. Sesungguhnya prestasi anak tidak selamanya berkaitan dengan nilai pelajaran. contohnya pretasi di bidang seni, olahraga dan sebagainya.
Anak akan merasa sekolah menjadi ajang persaingan antar siswa, sehingga anak tidak enjoy bersekolah. Di sekolah dasar sebagai proses belajar mengajar yang memperhatikan perkembangan psikolog anak akan menerapkan belajar bukan menjadi beban dan membosankan.
Jika orang tua meninggalkan tuntutan kepada anak dan guru dapat menerapkan proses belajar yang menyenangkan maka tanpa dipaksa anak akan berangkat ke sekolah dengan penuh semangat. Belajar tanpa merasa ada beban, bermainpun dengan senyum ceria. Inilah peran sinergisnya di antara guru dan orang tua .
Berbagi
Komentar