Bunda, Sabar ya, jika hasil Rapor belum sesuai, Anak juga Butuh Proses dalam Belajar
Membelikan anak buku yang di sukai |
Saat penerimaan rapor adalah hari curhat bagi yang menjadi guru di sebuah. Bermacam keluhan dilontarkan orangtua, mulai dari anaknya yang belum bisa membaca padahal sudah mengikuti les tambahan, anak yang justru mengajak adu mulut saat diminta belajar, hingga orangtua yang membandingkan anaknya dengan dirinya di masa lalu. “Padahal saya dulu selalu mendapat rangking 3 besar di kelas lho, Ustadzah. Kenapa ya, anak saya seperti ini?” keluh si ibu.
Setiap anak dibekali potensi kebaikan dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing. Saat anak belum bisa menulis dan membaca dengan lancar orangtua harus memahami bahwa segalanya berproses. Orangtua atau guru harus benar-benar sabar dengan terus berusaha menemukan cara kreatif agar anak bisa melalui proses itu.
Saat masuk SD, anak yang belum lancar membaca tentunyam menjadi kekhawatiran tersendiri bagi sebagian orang tua. Belum bisa membaca tentu jadi penghalang anak memahami pelajaran. Dan berbagai cara biasanya dilakukan,ada yang mencoba mengajak anak membaca modul buku pintar membaca, ikut les dan lain-lain. Tetapi terkadang ada anak yang ogah-ogahan dengan berbagai alasan. Ya capeklah, mengantuk, bosan, dan lain-lain.
Membelikan buku yang anak sukai
Salah satu cara merangsang anak untuk membaca adalah dengan membelikan buku yang di sukai atau buku cerita bergambar. Atau ajak si kecil ke toko buku. Kemudian ajak dia memilih 2-3 buku yang minim tulisan dan banyak gambarnya.
Setiap Maghrib usai mengaji, ajak si kecil untuk membaca buku-buku tersebut bersama. InsyaAllah karena seringnya diulang, nanti si kecil akan mengenal huruf dan hafal isi buku tersebut. Dan kemampuan membacanya akan meningkat drastis
Membelikan Buku diary
Lain membaca, lain pula menulis. Karena belum lancar membaca, si kecil juga terhambat menulis. Belikanlah ananda buku diary dengan gambar-gambar kesukaannya. Setiap hari ajak menulis dua tiga kalimat. Lama-lama,tanpa disuruh, ananda akan menulis sendiri diary-nya. Kosakatanya pun bertambah.
Kita harus menghargai sebuah proses. Dahulu, untuk bisa membaca dan menulis, kita butuh waktu juga, kan? Bersabarlah dengan proses itu. Dampingi anak-anak melewatinya tanpa menekan, mengancam, apalagi membanding-bandingkan. Dan yang terpenting adalah keistiqamahan serta doa bunda untuk buah hati tercinta.
ummionline
Berbagi
Komentar