Rindu Ini Berat, Biarkan Kami Yang Menanggung
Jauh dari keluarga memang terasa berat. Biarkan kami putra-putrimu yang menanggung. Doakan kami ayah bunda di setiap sholatmu, Doakan kami ayah bunda di setiap sholat malammu, Doakan kami ayah bunda di setiap engkau rindu kepada kami, agar kami jadi anak yang sholih, mandiri dan berprestasi.
Hari Raya Idul Adha, 10 Dzulhijah 1439 H ini kami tetap di asrama hingga besok acara penyembelihan hewan qurban tanggal 11 Dzulhijah 1439H. Selepas menunaikan sholat Idul Adha bersama masyarakat, kami nyate bersama keluarga besar asrama, terasa indah karena adanya kebersamaan. Semua santri beserta guru asrama melaksanakan acara nyate bareng.
Kami diajarkan berqurban sebagaimana pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ibrahim yang diabadikan dalam Al-Qur'an:
Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabbku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia menjawab: “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami memanggilnya: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS. Ash-Shaaffaat: 99-111)
Ketika Isma’il berada dalam usia gulam dan ia telah sampai pada usia sa’ya, yaitu usia di mana anak tersebut sudah mampu bekerja yaitu usia tujuh tahun ke atas, tidak berbeda dengan usia kami yang menginjak masa SMP. Pada usia tersebut benar-benar Ibrahim sangat mencintainya dan orang tuanya merasa putranya benar-benar sudah bisa mendatangkan banyak manfaat.
Peristiwa ini adalah ujian Allah pada Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, menunjukkan akan kecintaan Ibrahim pada Rabbnya. Allah menguji Ibrahim lewat anak yang benar-benar ia cintai. Ibrahim yang merupakan bagian dari orang beriman dan ikhsan. Orang yang berbuat ihsan di sini yang dimaksud adalah orang yang berbuat ihsan dalam ibadah, yang mendahulukan ridha Allah daripada syahwat.
Begitu juga pengorbanan kami disini santriwan-santriwati SMP IT Bina Amal yang harus mandiri. Tiga tahun kami disini, mengikuti rutinitas setiap hari untuk mencari ilmu, untuk menjadi pribadi yang berahlaq mulia. Semoga pengorbanan kami ini dapat menauladani Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Semoga kami dan seluruh civitas akademika SMP IT Bina Amal adalah pribadi yang beriman dan ikhsan. Aamiin
Berbagi
Komentar