Berubahlah atau Engkau akan Kalah
Septi Peni Wulandani, Pembicara Pertama Seminar parenting |
Pertama, Kiri. Bu Nur dari BIna Amal penerima Fresh Money dari Pembicara kedua karena menjawab pertanyaan dengan benar |
Syifa, Siswa kelas 1 SDIT Bina Amal, Menghafal QS 'Abasa |
Dua dari kiri, Bu Syamsi menerima doorprize tupperware dari panitia. Bu Dian dan Bu May dari Bina Amal juga menerima doorprize. |
Pernahkah mendengar ibu
rumah tangga? Apa yang terbersit saat mendengar pekerjaan perempuan adalah ibu
rumah tangga? Lalu, bagaimana dengan ibu rumah tangga profesional yang mampu
melejitkan potensi anak dengan prestasi yang melesat?
Sangat jarang perempuan Indonesia yang
bercita-cita menjadi ibu rumah tangga. Disampaikan oleh Septi Peni Wulandani
sebagai pembicara pertama, “Mahasiswi pun setelah wisuda berbondong-bondong
mencari kerja demi pekerjaan yang dicita-citakan tercapai bukan menjadi ibu
rumah tangga yang mengurus anak dan keluarga.”
Disampaikan juga bahwa Ibu Septi mengubah
status pekerjaannya dari PNS ahli gizi menjadi Ibu Rumah tangga ahli keluarga. Melepas
status PNSnya bukanlah hal mudah. Tahun pertama menjadi pelajaran awal memasuki
sekolah dengan prodi ibu rumah tangga profesional. Banyak orang yang
mempertanyakan apa yang hendak dicari kebanyakan orang, bahkan ada yang rela memberi
uang puluhan juta justru ia lepas. Tiga kata berubah pula jadi tiga kata, dari
PNS menjadi IRT. Namun, banyak orang yang memberi applause atas prestasi sebagai ibu rumah tangga profesional
termasuk ratusan peserta seminar parenting bertema “Orangtua Hebat, Potensi Anak
Melesat” Sabtu (23/04) di Gedung Graha Wisata Semarang.
Kini, banyak prestasi yang ditorehkan Septi
Peni Wulandani. Media massa pun mengenalnya sebagai ibu rumah tangga dengan
segudang prestasi dan penghargaan. Keluarganya juga menelurkan 15 hak paten
atas karyanya. Prestasi anak-anaknya juga tak kalah hebatnya. Enes, putri pertama
lulus S1 diusia 18 tahun dan telah magang dengan 3 mentor di bidang Family Finance planner, integrator, project
manager, founder komunitas the
brightbride serta penerima penghargaan Young
Changemaker Ashoka Foundation Tahun 2009. Ara, putri ke dua mendapatkan
penghargaan Moo’s Project dari Ashoka Foundation dan menjadi pelopor di usia belia. Elan, diundang
Prof. Fumikazu Mazuda ke Jepang dan menjadi pembicara untuk memotivasi anak-anak
Jepang atas prestasinya dibidang robot.
Atas prestasi keluarganya, banyak peserta
seminar yang terisnpirasi untuk menjadi ibu rumah tangga yang profesional. Salah
satunya Listiani Tri Utami. Menurutnya, Ibu Septi Peni wulandani sangat bagus
dalam menyampaikan materi dan saya ingin mengikuti jejaknya. Tak hanya
perempuan, peserta laki-laki pun mengidolakan konsep pembangunan peradaban
rumah tangganya.
Keluarga merupakan masyarakat pertama dan
utama untuk menjadi perubahan. Disampaikan oleh Septi bahwa tahun 2016 memasuki
MEA banyak negara mendatangi Indonesia dan tahun 2050 akan banyak warga negara asing
andil di segala bidang termasuk persaingan bisnis. Jika anak kita tidak menjadi
pemimpin pasti jadi pekerja, ibarat kata terjajah di negeri sendiri. Septi
mengajak peserta seminar untuk menjadi orangtua hebat yang menjadikan anak
sebagai pemimpin dengan prestasi anak melesat seperti tokoh-tokoh muda islam yaitu
Muhammad Al Fath di usia 22 tahun mampu menakhlukkan Konstantinopel, Usamah bin
Zaid di usia 18 tahun mampu memimpin pasukan yang anggotanya para pembesar
seperti Abu Bakar dan Umar, Zaid bin Tsabit, di usia 13 tahun mampu menulis
wahyu, dalam 17 malam mampu menguasai bahasa Suryani.
Sebagai pembicara pertama dalam seminar parenting,
Septi telah memberi contoh membangun peradaban rumah tangga yang profesional,
menjadi ibu rumah tangga yang profesional. Sedangkan Anwar Jufri, Pembicara
kedua menguatkan peserta seminar sebagai calon orangtua sukses dengan dua kunci
yaitu meminta atau berdoa kepada Alloh dan terus berusaha. Menjadi orangtua
yang profesional bukanlah hal yang mudah. Akan ada hal-hal yang harus diubah. Pilihannya
hanya ada dua kata yaitu berubah atau kalah.
Senada dengan Ketua IZI Jawa Tengah, Djoko
Adhi Saputro dalam sambutannya mengatakan bahwa tantangan orangtua lebih berat
dalam mendidik anak jaman sekarang dengan jaman sebelumnya karena banyak
perubahan-perubahan yang kita hadapi. Sementara dalam sambutannya, ketua Hijabers Mom Community Semarang, Siti
Adam mengatakan tidak ada yang lebih membahagiakan bagi orangtua selain
memiliki anak-anak yang sholih sholihah, berbakti, berbudi pekerti luhur,
menjadi generasi yang bertaqwa, cerdas, mandiri, dan bermanfaat bagi banyak
orang.
Kegiatan seminar parenting tersebut terselenggara
atas kerjasama berbagai pihak yaitu Hijabers
Mom Community, Inisiatif Zakat Indonesia, Jutawan Moment, Kamilia, Tabung Peduli, BNI, Tupperware, Water kangen, Wardah, dan Graha Wisata. Bu Syamsi, Seminar Parenting.
Berbagi
2 komentar
-
binaamal 24 April 2016 pukul 01.38barokalloh delegasi bina amal... semoga menjadi ibu rumah tangga yang profesional dan ibu guru yang profesional. amin
-
binaamal 24 April 2016 pukul 01.43Berubahlah atau engkau akan kalau. yup, setiap orang harus berubah menuju kebaikan atau engkau akan kalah ditelan keburukan. termasuk peran menjadi guru. berubahlah menjadi guru yang lebih baik atau engkau akan mati karena tidak berprestasi.
2 komentar