Teknik Mengajarkan dan Membiasakan Shalat pada Anak
Mengajarkan shalat dan menanamkan kebiasaan untuk
shalat 5 waktu merupakan tanggung jawab orang tua, tapi anak masih
sangat sulit patuh menjadi sumber kegelisahan. Apalagi para orang tua
yang memahami betapa pentingnya shalat yang merupakan salah satu rukun
islam, amalan yang pertama kali ditanyakan di akhirat nanti. Hadits yang
menerangkan tentang diperbolehkan memukul anak pun membuat semakin
gelisah.
Mengenai latihan untuk bacaan maupun gerakannya,
hal tersebut relatif lebih mudah. Seorang anak dianugerahi kemampuan
menyerap dan meniru yang hebat. Asalkan anak difasilitasi di rumah,
belajar di pengajian TPA ataupun sekolah di SDIT, itu relatif mudah
dicapai. Yang akan dibahas di sini adalah bagaimana anak bisa terbiasa
shalat 5 waktu tanpa harus dikejar-kejar orang tuanya.
Berikut ini adalah tahapan membiasakan shalat pada anak:
1. Pemberian pemahaman
Memberikan pemahaman kepada anak, ternyata tidak
semata-mata menerangkan mengapa harus shalat, tapi yang lebih utama
adalah bagaimana caranya agar anak menerima informasi yang kita
sampaikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
a. Nada penyampaian
Nada marah akan membuat anak takut dan tidak
nyaman. Saat menyampaikan pemahaman, nada suara perlu dipastikan untuk
membuat anak merasa nyaman. Setelah nyaman, tentu ia lebih siap
mendengarkan pemahaman yang kita sampaikan.
b. Pilihan kata yang menunjukkan kasih sayang
Contoh memanggil dengan “sayang”, “anak shaleh”, dalam keseharian juga ketika akan mulai memberikan pemahaman kepada anak.
c. Kata-kata yang dapat dimengerti
sesuai usia dan umur anak Pemilihan kata yang
dapat dimengerti oleh anak ini memperhatikan kosa kata dan juga alur
berpikir yang dapat ditangkap. Contoh :
Anak usia 3 tahun belum mengerti tentang shalat
untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar, tapi mereka bisa lebih
mengerti bahwa shalat itu agar Allah sayang dan memberikan rezeki berupa
makanan, pakaian, dan kesehatan.
2. Pelatihan
Membuat anak bisa shalat perlu beberapa komponen :
a. Model
Orang tuanya harus shalat dulu. Shalatnya di mesjid
atau di rumah, cepat atau lambat, bergantung pada apa yang orang tua
contohkan.
b. Motivasi
Anak masih berkembang dan masih memerlukan banyak motivasi dari orang tuanya.
Sumber : http://rumahparenting.com/
Berbagi
Komentar