Strategi “Self Regulation” Untuk Anak Yang Memiliki Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar pada anak tentu saja merupakan situasi yang tidak diinginkan oleh semua orang tua dan guru. Ketika seorang anak yang memiliki kesulitan belajar sedang berjuang secara akademis, itu logis untuk berpikir bahwa masalah ini terkait dengan lemahnya skil belajar tertentu pada anak. selain itu mungkin ada penyebab yang lain. Anak yang mempunyai kesulitan secara akademis, dapat disebabkan karena mereka tidak memiliki strategi yang efektif untuk bekerja melalui tantangan.
Salah satu cara efektif yang dapat digunakan anak/siswa untuk meningkatkan prestasi akademik, tanpa melihat kemampuannya adalah Self Regulation (kemampuan mengatur diri sendiri) pada anak. Self regulastion adalah proses dimana anak belajar untuk bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, memonitor perilaku dan kemajuan yang mereka alami. Ini adalah transformasi pemikiran (perencanaan/target) ke sebuah tindakan tujuan (action).
Berikut adalah dua strategi yang dapat orang tua dan guru ajarkan dirumah dan kelas:
1. Menetapkan Tujuan (Setting Goals)
Penentuan tujuan merupakan bagian penting dari Self Regulation dan dapat menjadi fondasi bagi strategi Self Regulation lainnya. Ketika digunakan secara efektif, proses Setting Goals ini memberikan siswa kesempatan untuk mengamati perilaku mereka sendiri, serta menentukan daerah/bidang yang ingin diperbaiki dan ditingkatkan. Ini membantu siswa mengidentifikasi apa yang harus mereka lakukan, memungkinkan mereka melihat bagaimana mereka berkembang, dan memotivasi mereka untuk bertindak produktif.
Siswa harus menetapkan tujuan untuk diri mereka sendiri yang spesifik dan menantang, tapi tidak terlalu keras. Sebuah sasaran harus cepat dicapai sehingga siswa dapat mengalami rasa bahwa sebetulnya mereka “bisa”.
2. Kemampuan Menilai Diri Sendiri (Self Monitoring)
Seorang anak/siswa dapat menilai dirinya dengan bertanya pada diri sendiri apakah mereka telah terlibat dalam hal tertentu tertentu serta perilaku yang diinginkan? Dengan memiliki sikap tersebut, anak akan dapat bertanya pada diri mereka sendiri, apakah saya menggunakan waktu saya dengan cara yang benar untuk menyelesaikan pekerjaan rumah saya sebelum makan malam? Atau, Apakah saya meletakkan semua pekerjaan rumah saya di ransel untuk dibawa pulang?
Kemampuan menilai diri sendiri merupakan satu hal yang sangat fundamental. Akan terus terpakai hingga anak dewasa kelak. Jika kita sebagai orang tua dan guru sudah dapat menanamkan hal tersebut sedari kecil, maka ketika dewasa kelak, anak akan menuai hasil yang sangat baik untuk kehidupan yang sesungguhnya kelak. Karena kehidupan anak yang “sesungguhnya” baru akan dimulai beberapa tahun yang akan datang.
Salah satu cara efektif yang dapat digunakan anak/siswa untuk meningkatkan prestasi akademik, tanpa melihat kemampuannya adalah Self Regulation (kemampuan mengatur diri sendiri) pada anak. Self regulastion adalah proses dimana anak belajar untuk bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, memonitor perilaku dan kemajuan yang mereka alami. Ini adalah transformasi pemikiran (perencanaan/target) ke sebuah tindakan tujuan (action).
Berikut adalah dua strategi yang dapat orang tua dan guru ajarkan dirumah dan kelas:
1. Menetapkan Tujuan (Setting Goals)
Penentuan tujuan merupakan bagian penting dari Self Regulation dan dapat menjadi fondasi bagi strategi Self Regulation lainnya. Ketika digunakan secara efektif, proses Setting Goals ini memberikan siswa kesempatan untuk mengamati perilaku mereka sendiri, serta menentukan daerah/bidang yang ingin diperbaiki dan ditingkatkan. Ini membantu siswa mengidentifikasi apa yang harus mereka lakukan, memungkinkan mereka melihat bagaimana mereka berkembang, dan memotivasi mereka untuk bertindak produktif.
Siswa harus menetapkan tujuan untuk diri mereka sendiri yang spesifik dan menantang, tapi tidak terlalu keras. Sebuah sasaran harus cepat dicapai sehingga siswa dapat mengalami rasa bahwa sebetulnya mereka “bisa”.
2. Kemampuan Menilai Diri Sendiri (Self Monitoring)
Seorang anak/siswa dapat menilai dirinya dengan bertanya pada diri sendiri apakah mereka telah terlibat dalam hal tertentu tertentu serta perilaku yang diinginkan? Dengan memiliki sikap tersebut, anak akan dapat bertanya pada diri mereka sendiri, apakah saya menggunakan waktu saya dengan cara yang benar untuk menyelesaikan pekerjaan rumah saya sebelum makan malam? Atau, Apakah saya meletakkan semua pekerjaan rumah saya di ransel untuk dibawa pulang?
Kemampuan menilai diri sendiri merupakan satu hal yang sangat fundamental. Akan terus terpakai hingga anak dewasa kelak. Jika kita sebagai orang tua dan guru sudah dapat menanamkan hal tersebut sedari kecil, maka ketika dewasa kelak, anak akan menuai hasil yang sangat baik untuk kehidupan yang sesungguhnya kelak. Karena kehidupan anak yang “sesungguhnya” baru akan dimulai beberapa tahun yang akan datang.
Sumber : blog.brainfit.co.id
Berbagi
Komentar