Anak Pantang Menyerah
Sewaktu masih duduk di kelas 1 SD, Danny mencoba berbagai jenis olahraga. Tapi tak ada yang membuatnya puas. “Dia hanya tak mau berlatih serius untuk mengembangkan kemampuannya,” keluh Bram, ayahnya. Setali tiga uang dengan pekerjaan rumah. “Dia berpotensi untuk menjadi murid nomor satu. Namun, dia tak berniat untuk fokus terhadap pelajaran,” kenang research qualitative manager yang tinggal di daerah Cinere ini.
Semua orang tua merasakan frustasi seperti itu ketika anak mereka tak berusaha cukup keras padahal si anak sebenarnya mampu. Apa yang bisa Anda lakukan? Satu cara untuk membangun jiwa pantang menyerah adalah dengan membantu anak belajar menetapkan tujuan dan cara untuk meraihnya melalui langkah-langkah kecil.
Jangan terlalu bersemangat. Belum tentu anak akan langsung terpancing untuk membidik nilai tertinggi. Tujuan macam ini merupakan tantangan besar bagi anak-anak usia praremaja. Namun, para ahli mengatakan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk mengenalkan anak pada konsep membangun target serta bekerja untuk meraihnya. Cobalah beberapa strategi di bawah ini untuk mengajarkan tentang kekuatan dengan menetapkan tujuan. Jadi, dia akan belajar untuk melakukan yang terbaik.
Mulai Menetapkan Tujuan
Mulailah mencari tahu apa yang sudah dilakukan anak Anda sebagai teknik untuk meraih targetnya. Misalnya, jika putra Anda sudah menabung sebagian uang sakunya untuk membeli video game, diskusikan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Katakan kepada anak betapa senangnya jika berhasil meraih sesuatu setelah bekerja keras. Kemudian, diskusikan bahwa teknik-teknik tersebut juga bisa digunakan untuk menghadapi tantangan yang lain.
Awali dengan Langkah Kecil
Bantu anak memikirkan target menyenangkan yang bisa diraih dalam waktu singkat. Mungkin dia bisa menyelesaikan pengerjaan buku yang sudah dimulainya, atau menuntaskan sebuah tugas prakarya. Tujuan-tujuan yang kecil adalah cara terbaik untuk mempersiapkan anak melangkah ke tujuan yang lebih besar. Niat untuk meraih target bisa memompa semangatnya.
Biarkan Dia Memilih
Jauh lebih baik jika Anda membiarkan anak menentukan apa yang ingin diraihnya. Kemudian, Anda bisa membantunya membuat perencanaan. Untuk target-target tertentu, kemungkinan besar perlu masukan dari Anda. Jika putri Anda bermimpi ingin belajar balet, maka Anda harus membantunya menetapkan target dan cara mencapainya. Tapi, bukan berarti Anda punya hak untuk mengintervensi. Sebaliknya, Anda perlu tahu kapan harus mundur, yakni ketika Anda mulai merasa kesal atau marah karena anak tidak berusaha cukup keras untuk mencapai tujuannya.
Mencari Kesempatan
Jika anak mengatakan, “Aku berharap bisa menang lomba baca puisi,” gunakan itu sebagai kesempatan untuk mendampinginya dalam membuat perencanaan. Bantu dia menuliskan langkah-langkah spesifik serta jadwal kerja untuk melakukannya. Kemudian, periksalah jadwal tersebut dari waktu ke waktu untuk membantunya fokus terhadap target.
Tunjukkan Caranya
Orang dewasa lebih mampu memprediksi apa yang harus dilakukan untuk mencapai target. Jadi, libatkan anak dalam menetapkan tujuan Anda. Ini untuk menunjukkan bagaimana proses pencapaiannya. Katakan bahwa Anda ingin membuat taman kecil. Maka sejak awal libatkan dia, mulai dari memilih jenis tanaman hingga mencangkul tanah. Orang dewasa tahu cara menguraikan sebuah tujuan ke dalam serangkaian langkah kecil. Itu adalah hal yang perlu dipelajari anak.
Hadapkan dengan Kenyataan
Anak-anak kerap menyepelekan proses kerja keras dalam mencapai suatu tujuan, dan mereka akan merasa frustasi atau patah semangat saat gagal meraih yang diinginkan. Jika anak memutuskan untuk belajar bermain gitar, misalnya, doronglah semangatnya dengan tetap bersikap realistis. Tunjukkan tantangan dan dedikasi yang dibutuhkan. Ini tidak dimaksudkan agar anak merasa seram dengan targetnya sendiri, melainkan untuk berbagi keseriusan yang dibutuhkan serta cara merencanakan untuk meraih tujuan tersebut.
Puji Usahanya
Begitu anak mulai menetapkan tujuan dan berusaha untuk mencapainya, jangan lupa memberi pujian. Katakan sesuatu seperti, “Mama sangat terkesan dengan semangatmu.” Itulah yang kemudian dilakukan Bram ketika putranya duduk di kelas 4 SD. Denny mantap ingin belajar gitar dan dia berusaha keras untuk menguasai alat musik tersebut.
“Saya tak pernah menyuruhnya agar berlatih,’” kata Bram. “Denny melakukannya sendiri. Saya hanya membantu dalam perencanaan.” Setelah sukses, dia menetapkan target yang lebih ambisius. Dan, disiplinnya itu terbawa juga ketika mengerjakan PR. “Denny, sekarang 12 tahun, mengatakan hal seperti, ‘Mana bisa aku dapat nilai bagus kalau cuma belajar semalam. Aku harus belajar seminggu sebelumnya,’ Perubahannya sungguh fenomenal,” tutur sang ayah dengan bangga.
Semua orang tua merasakan frustasi seperti itu ketika anak mereka tak berusaha cukup keras padahal si anak sebenarnya mampu. Apa yang bisa Anda lakukan? Satu cara untuk membangun jiwa pantang menyerah adalah dengan membantu anak belajar menetapkan tujuan dan cara untuk meraihnya melalui langkah-langkah kecil.
Jangan terlalu bersemangat. Belum tentu anak akan langsung terpancing untuk membidik nilai tertinggi. Tujuan macam ini merupakan tantangan besar bagi anak-anak usia praremaja. Namun, para ahli mengatakan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk mengenalkan anak pada konsep membangun target serta bekerja untuk meraihnya. Cobalah beberapa strategi di bawah ini untuk mengajarkan tentang kekuatan dengan menetapkan tujuan. Jadi, dia akan belajar untuk melakukan yang terbaik.
Mulai Menetapkan Tujuan
Mulailah mencari tahu apa yang sudah dilakukan anak Anda sebagai teknik untuk meraih targetnya. Misalnya, jika putra Anda sudah menabung sebagian uang sakunya untuk membeli video game, diskusikan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Katakan kepada anak betapa senangnya jika berhasil meraih sesuatu setelah bekerja keras. Kemudian, diskusikan bahwa teknik-teknik tersebut juga bisa digunakan untuk menghadapi tantangan yang lain.
Awali dengan Langkah Kecil
Bantu anak memikirkan target menyenangkan yang bisa diraih dalam waktu singkat. Mungkin dia bisa menyelesaikan pengerjaan buku yang sudah dimulainya, atau menuntaskan sebuah tugas prakarya. Tujuan-tujuan yang kecil adalah cara terbaik untuk mempersiapkan anak melangkah ke tujuan yang lebih besar. Niat untuk meraih target bisa memompa semangatnya.
Biarkan Dia Memilih
Jauh lebih baik jika Anda membiarkan anak menentukan apa yang ingin diraihnya. Kemudian, Anda bisa membantunya membuat perencanaan. Untuk target-target tertentu, kemungkinan besar perlu masukan dari Anda. Jika putri Anda bermimpi ingin belajar balet, maka Anda harus membantunya menetapkan target dan cara mencapainya. Tapi, bukan berarti Anda punya hak untuk mengintervensi. Sebaliknya, Anda perlu tahu kapan harus mundur, yakni ketika Anda mulai merasa kesal atau marah karena anak tidak berusaha cukup keras untuk mencapai tujuannya.
Mencari Kesempatan
Jika anak mengatakan, “Aku berharap bisa menang lomba baca puisi,” gunakan itu sebagai kesempatan untuk mendampinginya dalam membuat perencanaan. Bantu dia menuliskan langkah-langkah spesifik serta jadwal kerja untuk melakukannya. Kemudian, periksalah jadwal tersebut dari waktu ke waktu untuk membantunya fokus terhadap target.
Tunjukkan Caranya
Orang dewasa lebih mampu memprediksi apa yang harus dilakukan untuk mencapai target. Jadi, libatkan anak dalam menetapkan tujuan Anda. Ini untuk menunjukkan bagaimana proses pencapaiannya. Katakan bahwa Anda ingin membuat taman kecil. Maka sejak awal libatkan dia, mulai dari memilih jenis tanaman hingga mencangkul tanah. Orang dewasa tahu cara menguraikan sebuah tujuan ke dalam serangkaian langkah kecil. Itu adalah hal yang perlu dipelajari anak.
Hadapkan dengan Kenyataan
Anak-anak kerap menyepelekan proses kerja keras dalam mencapai suatu tujuan, dan mereka akan merasa frustasi atau patah semangat saat gagal meraih yang diinginkan. Jika anak memutuskan untuk belajar bermain gitar, misalnya, doronglah semangatnya dengan tetap bersikap realistis. Tunjukkan tantangan dan dedikasi yang dibutuhkan. Ini tidak dimaksudkan agar anak merasa seram dengan targetnya sendiri, melainkan untuk berbagi keseriusan yang dibutuhkan serta cara merencanakan untuk meraih tujuan tersebut.
Puji Usahanya
Begitu anak mulai menetapkan tujuan dan berusaha untuk mencapainya, jangan lupa memberi pujian. Katakan sesuatu seperti, “Mama sangat terkesan dengan semangatmu.” Itulah yang kemudian dilakukan Bram ketika putranya duduk di kelas 4 SD. Denny mantap ingin belajar gitar dan dia berusaha keras untuk menguasai alat musik tersebut.
“Saya tak pernah menyuruhnya agar berlatih,’” kata Bram. “Denny melakukannya sendiri. Saya hanya membantu dalam perencanaan.” Setelah sukses, dia menetapkan target yang lebih ambisius. Dan, disiplinnya itu terbawa juga ketika mengerjakan PR. “Denny, sekarang 12 tahun, mengatakan hal seperti, ‘Mana bisa aku dapat nilai bagus kalau cuma belajar semalam. Aku harus belajar seminggu sebelumnya,’ Perubahannya sungguh fenomenal,” tutur sang ayah dengan bangga.
Berbagi
Komentar