Membuat Peraturan untuk Anak
Menjelang waktu tidur, si kecil membangkang dengan argumen layaknya pengacara di pengadilan. Larangan seperti, “Tidak boleh makan permen sebelum makan malam!” akan membuatnya tak berhenti merengek dan membujuk, hal yang bahkan mampu membuat ibu paling tegas sekalipun akhirnya menyerah. Tapi, jangan tertipu dengan reaksi-reaksi semacam ini. Sekalipun reaksi yang muncul mampu memancing pertengkaran, pada dasarnya mereka menghargai peraturan. “Anak-anak usia enam sampai dengan delapan tahun adalah para pemikir yang konkret,” kata Sigita Plioplys, MD, seorang psikiater bagian saraf dari Children’s Memorial Hospital, Chicago. “Mereka belum bisa menganalisa dunia yang ada di sekitar mereka. Dengan demikian, mereka lebih suka diberitahu mengenai mana yang benar, mana yang salah, dan apa yang harus dikerjakan.”
Tantangan yang Anda hadapi adalah untuk membuat peraturan yang adil, realistis, dan bisa dipatuhi si kecil. Jangan khawatir, sebenarnya hal ini tidaklah sesulit yang Anda bayangkan.
Gunakan kata-kata yang bijak
Saat menegakkan peraturan, cobalah untuk mengutarakannya dalam bentuk kalimat positif. “Akrablah dengan adikmu,” daripada mengatakan, “Jangan berantem terus!” Ketika kalimat yang Anda ucapkan dibingkai dalam bentuk negatif, anak-anak akan kesulitan untuk mematuhinya. Sementara kalimat positif akan memberi petunjuk kepada anak Anda,” kata Jerry Wyckoff, PhD, penulis Getting Your Child from No to Yes. Atau, cobalah untuk mengucapkan kalimat yang sederhana, terdengar menyenangkan, dan bisa diaplikasikan bagi seluruh anggota keluarga, seperti, “Semua orang harus saling membantu,” Kalimat ini sebenarnya mengisyaratkan pesan positif bahwa “Kita semua bertanggung jawab agar semua hal di rumah berjalan lancar,” kata Christine Hierlmaier Nelson, spesialis komunikasi di Foreston, Minnesota.
Jelaskan alasannya
Anak cenderung akan patuh saat Anda menjelaskan kepadanya alasan suatu perintah daripada ucapan otoriter, “Pokoknya Mama bilang...” Namun Anda tetap harus memberi penjelasan yang sederhana. “Kita selalu mengucapkan ‘terima kasih’ karena itu berarti kita menghargai bantuan yang diberikan orang lain,” adalah alasan yang jelas maksudnya. Dan Anda tak perlu lagi memberi penjelasan panjang lebar mengenai sejarah tatakrama.
Mungkin terdengar bertentangan tapi meminta anak untuk berpartisipasi dalam membuat peraturan justru akan menjadikannya lebih patuh. Anda tak perlu lagi mengingatkannya mengenai hal yang harus dilakukannya.. Jika Anda membuat peraturan mengenai berbagi mainan, tanyakan, “Menurutmu, berapa lama satu orang boleh bermain dengan mainan ini? Lima atau sepuluh menit?” Dengan begitu, Anda telah menetapkan fakta bahwa dia harus berbagi. Sekalipun demikian, anak Anda sebenarnya telah berinvestasi dalam mematuhi aturan tersebut.
Bersikap konsisten, tapi tetap fleksibel
“Sekali Anda membuat peraturan, bersikaplah konsisten,” kata Robert Field, PhD, psikolog anak dan remaja di San Ramon, California. Bukan berarti tak akan ada situasi-situasi khusus. Misalnya, Anda telah membatasi waktu menonton TV hanya selama satu jam tapi bisa diperpanjang menjadi dua jam jika ada film keluarga yang layak tonton sedang diputar. Dan waktu tidur juga bisa diperlambat saat liburan. Hal-hal yang membuat peraturan bisa diubah harus jelas. Lebih baik Anda tak membuat peraturan samasekali daripada membuat satu peraturan yang seringkali dilanggar.
Menetapkan konsekuensi
“Anda harus membantu si kecil untuk memahami bahwa tingkah laku mereka akan mempengaruhi orang lain maupun diri mereka sendiri,” kata Cindy Post Senning, kepala Emily Post Institute. Pastikan konsekuensi yang harus ditanggung anak berhubungan dengan aktivitas yang dilakukannya. Misalnya, begitu putra Anda bertingkah saat makan malam, minta dia untuk segera meninggalkan meja, daripada membatalkan izin untuk bermain di luar esok hari. Yang terbaik adalah, Anda membiarkan anak mengetahui konsekuensi terlebih dahulu. Dengan demikian, dia dapat melihat hubungan antara aksi dan reaksi.
Mencermati dan mengevaluasi kembali
“Peraturan yang dipatuhinya dua tahun yang lalu mungkin sudah tak cocok lagi untuk dirinya yang sekarang,” kata Dr. Field. Misalnya, tentang jam tidur. Waktu tidur yang dibutuhkan anak berusia 8 tahun lebih sedikit dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Di tahap-tahap yang berbeda dalam kehidupannya, anak mungkin membutuhkan lebih sedikit, atau bahkan lebih banyak peraturan. Karena itu, penting untuk mencermati kembali setiap peraturan yang Anda buat secara periodik. Siapa tahu peraturan itu sudah tidak lagi relevan. Dr. Field menyatakan jika Anda memaksanya terlalu keras, anak akan kehilangan tempat berpijak. Jika Anda terlalu longgar, anak akan kurang ajar. Jika Anda memaksa dalam porsi yang tepat, dia akan melangkah maju.
Tantangan yang Anda hadapi adalah untuk membuat peraturan yang adil, realistis, dan bisa dipatuhi si kecil. Jangan khawatir, sebenarnya hal ini tidaklah sesulit yang Anda bayangkan.
Gunakan kata-kata yang bijak
Saat menegakkan peraturan, cobalah untuk mengutarakannya dalam bentuk kalimat positif. “Akrablah dengan adikmu,” daripada mengatakan, “Jangan berantem terus!” Ketika kalimat yang Anda ucapkan dibingkai dalam bentuk negatif, anak-anak akan kesulitan untuk mematuhinya. Sementara kalimat positif akan memberi petunjuk kepada anak Anda,” kata Jerry Wyckoff, PhD, penulis Getting Your Child from No to Yes. Atau, cobalah untuk mengucapkan kalimat yang sederhana, terdengar menyenangkan, dan bisa diaplikasikan bagi seluruh anggota keluarga, seperti, “Semua orang harus saling membantu,” Kalimat ini sebenarnya mengisyaratkan pesan positif bahwa “Kita semua bertanggung jawab agar semua hal di rumah berjalan lancar,” kata Christine Hierlmaier Nelson, spesialis komunikasi di Foreston, Minnesota.
Jelaskan alasannya
Anak cenderung akan patuh saat Anda menjelaskan kepadanya alasan suatu perintah daripada ucapan otoriter, “Pokoknya Mama bilang...” Namun Anda tetap harus memberi penjelasan yang sederhana. “Kita selalu mengucapkan ‘terima kasih’ karena itu berarti kita menghargai bantuan yang diberikan orang lain,” adalah alasan yang jelas maksudnya. Dan Anda tak perlu lagi memberi penjelasan panjang lebar mengenai sejarah tatakrama.
Mungkin terdengar bertentangan tapi meminta anak untuk berpartisipasi dalam membuat peraturan justru akan menjadikannya lebih patuh. Anda tak perlu lagi mengingatkannya mengenai hal yang harus dilakukannya.. Jika Anda membuat peraturan mengenai berbagi mainan, tanyakan, “Menurutmu, berapa lama satu orang boleh bermain dengan mainan ini? Lima atau sepuluh menit?” Dengan begitu, Anda telah menetapkan fakta bahwa dia harus berbagi. Sekalipun demikian, anak Anda sebenarnya telah berinvestasi dalam mematuhi aturan tersebut.
Bersikap konsisten, tapi tetap fleksibel
“Sekali Anda membuat peraturan, bersikaplah konsisten,” kata Robert Field, PhD, psikolog anak dan remaja di San Ramon, California. Bukan berarti tak akan ada situasi-situasi khusus. Misalnya, Anda telah membatasi waktu menonton TV hanya selama satu jam tapi bisa diperpanjang menjadi dua jam jika ada film keluarga yang layak tonton sedang diputar. Dan waktu tidur juga bisa diperlambat saat liburan. Hal-hal yang membuat peraturan bisa diubah harus jelas. Lebih baik Anda tak membuat peraturan samasekali daripada membuat satu peraturan yang seringkali dilanggar.
Menetapkan konsekuensi
“Anda harus membantu si kecil untuk memahami bahwa tingkah laku mereka akan mempengaruhi orang lain maupun diri mereka sendiri,” kata Cindy Post Senning, kepala Emily Post Institute. Pastikan konsekuensi yang harus ditanggung anak berhubungan dengan aktivitas yang dilakukannya. Misalnya, begitu putra Anda bertingkah saat makan malam, minta dia untuk segera meninggalkan meja, daripada membatalkan izin untuk bermain di luar esok hari. Yang terbaik adalah, Anda membiarkan anak mengetahui konsekuensi terlebih dahulu. Dengan demikian, dia dapat melihat hubungan antara aksi dan reaksi.
Mencermati dan mengevaluasi kembali
“Peraturan yang dipatuhinya dua tahun yang lalu mungkin sudah tak cocok lagi untuk dirinya yang sekarang,” kata Dr. Field. Misalnya, tentang jam tidur. Waktu tidur yang dibutuhkan anak berusia 8 tahun lebih sedikit dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Di tahap-tahap yang berbeda dalam kehidupannya, anak mungkin membutuhkan lebih sedikit, atau bahkan lebih banyak peraturan. Karena itu, penting untuk mencermati kembali setiap peraturan yang Anda buat secara periodik. Siapa tahu peraturan itu sudah tidak lagi relevan. Dr. Field menyatakan jika Anda memaksanya terlalu keras, anak akan kehilangan tempat berpijak. Jika Anda terlalu longgar, anak akan kurang ajar. Jika Anda memaksa dalam porsi yang tepat, dia akan melangkah maju.
Sumber : http://parentsindonesia.com/
Berbagi
Komentar