Banyak PR Nilai Rapor Turun
Sekolah yang terlalu banyak menjejali anak didiknya dengan pekerjaan rumah (PR) ternyata tidak membantu si anak menjadi lebih baik secara akademis. Faktanya, terlalu banyak PR kadang menyebabkan nilai akademis si anak jeblok. Benarkah?
Kesimpulan di atas diutarakan oleh peneliti dari Australia, yang telah mengumpulkan beberapa data penelitian dan investigasi tentang hubungan antara waktu yang digunakan untuk mengerjakan PR di rumah dengan performa akademis murid.
Menurut data dari Richard Walker, psikolog pendidikan dari Sydney University, di negara yang murid-muridnya banyak menghabiskan waktu mengerjakan PR pada malam hari cenderung punya standar nilai rata-rata rapor yang rendah. Korelasi yang sama juga ditunjukkan saat membandingkan jam mengerjakan PR dengan nilai ulangan. Ternyata nilai ulangan juga jeblok. Walker juga menyatakan tren penuruan nilai akademis ini tidak terjadi baru-baru ini saja.
Membanjiri anak dengan PR setiap malam justru merugikan si anak itu sendiri. Walker menyarankan anak sekolah mengerjakan PR maksimal hanya 2 jam per pekannya. Itu artinya sekolah harus membuat kebijakan memberikan PR lebih sedikit. Berdasarkan penelitian itu, PR hanya akan efektif meningkatan nilai akademis jika diberikan pada masa akhir sekolah si murid.
Penelitian sejenis juga dilakukan di Amerika Serikat (AS). Menurut Gerald LeTrende, dosen ilmu pendidikan di Pennsylvania State University, ia dan rekannya menemukan bahwa hampir sebagaian besar sekolah di AS memberikan PR yang banyak kepada muridnya. Ironisnya, PR itu malah tidak membuat si anak sibuk dengan pelajaran. “PR merujuk pada strategi perbaikan kurikulum (karena murid tidak bisa menerima pelajaran dengan baik di kelas, menguatkan pemahaman murid) bukannya untuk strategi kemajuan pendidikan,” kata LeTendre
Strategi perbaikan kurikulum ini cenderung memberikan nilai yang buruk terhadap hasil ulangan. Akan lebih membantu jika PR-PR tersebut diberikan dengan jumlah yang terbatas. Harris Cooper, guru besar ilmu pendidikan dari Duke University menyarankan supaya guru memberikan murid PR yang bisa dikerjakan hanya dalam waktu 10 sampai 15 menit per malam untuk kelas 2 SD. Dosis pemberikan PR baru ditingkatlan 10 sampai 15 menit di kelas berikutnya.
Menurut LeTendre, daripada memberikan PR yang banyak dan membuat nilai akademis turun, ada cara lain untuk meningkatkan nilai anak. Misalnya, mengikuti kursus musik, atau ikut kegiatan olahraga akan lebih menarik bagi si anak. “Ada beberapa aktivitas usai sekolah yang bisa meningkatkan kemampuan anak daripada sekadar meningkatkan nilai akademis,” katanya. “Saat saya bicara dengan orang tua murid, mereka lebih suka anaknya dikenal banyak orang, kreatif, dan senang secara individu daripada sekadar punya nilai yang tinggi.
Sumber : http://parentsindonesia.com/
Berbagi
Komentar