Privasi Itu Penting
Sampai kini, kebanyakan hidup anak diisi dengan keberadaan Anda di sisinya. Jadi terasa seperti kejutan tidak menyenangkan saat dia tiba-tiba menutup pintu kamar (“Cuma anak-anak yang boleh masuk, Ma!)” atau lebih sering bercerita kabar terbaru sahabatnya daripada tentang Anda. Jangan dulu merasa tersisih. Dia ada di usia yang membutuhkan ruang untuk dirinya sendiri. “Orang tua memiliki dorongan yang tidak bisa dimengerti untuk tahu segalanya, tapi kadang lebih baik mundur saja,” ujar Pete Stavinoha, PhD, neuropsikologis anak di Children’s Medical Center of Dallas. “Anak perlu mengembangkan rasa bahwa dia bisa mengatur sesuatu tanpa bantuan Anda.”
Memberi banyak privasi pada anak adalah cara terbaik memastikan Anda tidak tersisih dari hal-hal penting. Kenyataannya, terlalu melibatkan diri bisa malah membuat efek di luar yang diharapkan. “Saat anak terbebani untuk berbagi, mereka mengembangkan berbagai cara untuk bersembunyi,” kata K. Mark Sossin, PhD, guru besar psikologi di Pace University, New York.
Tantangannya adalah mengetahui kapan Anda harus tidak ikut campur urusan anak dan kapan saat harus mengetahuinya. Kami punya rangkuman beberapa area pribadi paling penting.
RUANG PRIBADINYA
Jangan ikut campur: Semua butuh waktu untuk sendiri, begitu pula anak. Jika dia ingin menutup pintu kamarnya kini ataupun nanti, hormati keinginannya. Mungkin dia perlu waktu sendiri terlepas dari saudaranya atau berlatih kemampuan baru tanpa ada yang mengamati. “Anak yang baru suka membaca misalnya, seringkali menikmati bukunya dengan leluasa. Ini membuat mereka lebih santai,” jelas Dr. Sossin. Bisa juga dia hanya ingin bermain dengan teman-teman tanpa orang dewasa berada di dekatnya.
Intiplah: Secara alami, penting mengetahui dia tidak melakukan hal-hal yang tidak baik, tidak aman, atau hal yang tidak bisa diterima—seperti membuat kekacauan besar—di balik pintu kamar yang tertutup. Jika Anda peduli, ketuk pintu dulu, lalu masuk untuk menawarkan makanan kecil atau bertanya apa yang dilakukan. Namun jangan menetap di situ saat kehadiran Anda tidak dibutuhkan.
PIKIRAN DAN PERASAANNYA
Jangan ikut campur: Saat Anda ingin sekali berkomunikasi dengannya setelah berpisah sehari penuh, jangan memaksa mencari tahu dengan terperinci. “Dia mungkin ingin menyortir hal-hal itu sebelum membaginya,” kata Dr. Sossin. “Tujuan Anda adalah menunjukkan Anda tertarik dan bisa dipercaya.” Pikir dua kali sebelum mengatakan kepada orang lain tentang hal yang diceritakannya. Apa yang terlihat seperti anekdot menawan bagi Anda, bisa menjadi hal memalukan bagi anak yang konsep dirinya sedang berkembang.
Intiplah: Dia perlu tahu, ada beberapa informasi yang harus dia bagi. Apapun yang melibatkan keselamatan dan ketentraman (dia atau orang lain) harus dibagi. Jika ada orang dewasa lain yang memintanya menyembunyikan rahasia dari orang tua, waspadalah. Jelaskan, tidak ada orang dewasa manapun yang boleh meminta seorang anak menyembunyikan sesuatu dari orang tuanya.
TUBUHNYA
Jangan ikut campur: Suatu hari dia akan mengejutkan Anda dengan permintaan mendadak akan privasi. Bukan masalah. Jika dia ingin sendirian saat mandi, bantulah mengatur temperatur air atau mencuci rambut. Lalu tutup pintunya. Dia perlu tahu, jika sudah berurusan dengan tubuhnya, dia bisa mengatakan “tidak” pada situasi yang membuatnya malu atau merasa tidak nyaman. Rumah adalah tempat terbaik untuk berlatih berbagai batasan itu.
Intiplah: Pastikan dia tahu akan ada saatnya orang tua atau dokter perlu melihat tubuhnya demi alasan kesehatan. Misalnya Anda perlu mengecek adanya serangga atau tungau setelah dia bermain dalam hutan.
MILIKNYA
Jangan ikut campur: Beberapa anak mulai menuliskan pikirannya dalam buku harian. Jangan mengintai! Kartu ucapan ulang tahun, undangan, dan catatan dari nenek/kakek harus dibuka oleh yang dituju. Hormati juga hak untuk terlibat dalam pengambilan keputusan atas barang miliknya.
Intiplah: Jika Anda memperhatikan ada mainan atau pakaian yang tidak dikenal, boleh saja menanyakan dari mana asal barang itu. Kemungkinan positifnya adalah itu mainan teman yang ketinggalan. Namun jika dia ‘lupa’ membayarnya di toko atau itu adalah pemberian pria menyeramkan di jalanan, Anda perlu untuk tahu.
Sekali dia menyadari Anda menghormati privasinya, pertanyaan Anda akan diterima sebagai bentuk rasa tertarik ketimbang campur tangan. Dia juga akan lebih terbuka dan menceritakan semuanya.
Memberi banyak privasi pada anak adalah cara terbaik memastikan Anda tidak tersisih dari hal-hal penting. Kenyataannya, terlalu melibatkan diri bisa malah membuat efek di luar yang diharapkan. “Saat anak terbebani untuk berbagi, mereka mengembangkan berbagai cara untuk bersembunyi,” kata K. Mark Sossin, PhD, guru besar psikologi di Pace University, New York.
Tantangannya adalah mengetahui kapan Anda harus tidak ikut campur urusan anak dan kapan saat harus mengetahuinya. Kami punya rangkuman beberapa area pribadi paling penting.
RUANG PRIBADINYA
Jangan ikut campur: Semua butuh waktu untuk sendiri, begitu pula anak. Jika dia ingin menutup pintu kamarnya kini ataupun nanti, hormati keinginannya. Mungkin dia perlu waktu sendiri terlepas dari saudaranya atau berlatih kemampuan baru tanpa ada yang mengamati. “Anak yang baru suka membaca misalnya, seringkali menikmati bukunya dengan leluasa. Ini membuat mereka lebih santai,” jelas Dr. Sossin. Bisa juga dia hanya ingin bermain dengan teman-teman tanpa orang dewasa berada di dekatnya.
Intiplah: Secara alami, penting mengetahui dia tidak melakukan hal-hal yang tidak baik, tidak aman, atau hal yang tidak bisa diterima—seperti membuat kekacauan besar—di balik pintu kamar yang tertutup. Jika Anda peduli, ketuk pintu dulu, lalu masuk untuk menawarkan makanan kecil atau bertanya apa yang dilakukan. Namun jangan menetap di situ saat kehadiran Anda tidak dibutuhkan.
PIKIRAN DAN PERASAANNYA
Jangan ikut campur: Saat Anda ingin sekali berkomunikasi dengannya setelah berpisah sehari penuh, jangan memaksa mencari tahu dengan terperinci. “Dia mungkin ingin menyortir hal-hal itu sebelum membaginya,” kata Dr. Sossin. “Tujuan Anda adalah menunjukkan Anda tertarik dan bisa dipercaya.” Pikir dua kali sebelum mengatakan kepada orang lain tentang hal yang diceritakannya. Apa yang terlihat seperti anekdot menawan bagi Anda, bisa menjadi hal memalukan bagi anak yang konsep dirinya sedang berkembang.
Intiplah: Dia perlu tahu, ada beberapa informasi yang harus dia bagi. Apapun yang melibatkan keselamatan dan ketentraman (dia atau orang lain) harus dibagi. Jika ada orang dewasa lain yang memintanya menyembunyikan rahasia dari orang tua, waspadalah. Jelaskan, tidak ada orang dewasa manapun yang boleh meminta seorang anak menyembunyikan sesuatu dari orang tuanya.
TUBUHNYA
Jangan ikut campur: Suatu hari dia akan mengejutkan Anda dengan permintaan mendadak akan privasi. Bukan masalah. Jika dia ingin sendirian saat mandi, bantulah mengatur temperatur air atau mencuci rambut. Lalu tutup pintunya. Dia perlu tahu, jika sudah berurusan dengan tubuhnya, dia bisa mengatakan “tidak” pada situasi yang membuatnya malu atau merasa tidak nyaman. Rumah adalah tempat terbaik untuk berlatih berbagai batasan itu.
Intiplah: Pastikan dia tahu akan ada saatnya orang tua atau dokter perlu melihat tubuhnya demi alasan kesehatan. Misalnya Anda perlu mengecek adanya serangga atau tungau setelah dia bermain dalam hutan.
MILIKNYA
Jangan ikut campur: Beberapa anak mulai menuliskan pikirannya dalam buku harian. Jangan mengintai! Kartu ucapan ulang tahun, undangan, dan catatan dari nenek/kakek harus dibuka oleh yang dituju. Hormati juga hak untuk terlibat dalam pengambilan keputusan atas barang miliknya.
Intiplah: Jika Anda memperhatikan ada mainan atau pakaian yang tidak dikenal, boleh saja menanyakan dari mana asal barang itu. Kemungkinan positifnya adalah itu mainan teman yang ketinggalan. Namun jika dia ‘lupa’ membayarnya di toko atau itu adalah pemberian pria menyeramkan di jalanan, Anda perlu untuk tahu.
Sekali dia menyadari Anda menghormati privasinya, pertanyaan Anda akan diterima sebagai bentuk rasa tertarik ketimbang campur tangan. Dia juga akan lebih terbuka dan menceritakan semuanya.
Sumber : http://parentsindonesia.com/
Berbagi
Komentar