Mengajarkan Kekalahan Kepada Anak
Entah apakah anak melemparkan bajunya saat dia tidak menang Candy Land atau menangis keras ketika si kakak mengalahkannya adu cepat ke pintu depan. Hal itu sangat wajar. Dimulai saat berusia 4 tahun, anak-anak mempergunakan segala kesempatan untuk menjadi yang terbaik. ”Sementara batita hanya bisa berfantasi menjadi yang terbaik atas segalanya, balita mulai fokus pada pencapaian hidup sesungguhnya,” kata George Scalett, PhD, deputy chair Eliot-Pearson Department of Child Development di Tufts University, Medford, Massachusetts. ”Saat itu terjadi, jiwa kompetitif mereka muncul.
Walaupun kemenangan memberikan balita rasa kontrol dan kebanggaan, mereka juga perlu mengambil hikmah dari kekalahan. ”Kekalahan membantu anak mulai mengembangkan empati dan keteguhan hati,” kata Carolyn Landis, PhD, psikologi klinis di UH Rainbow Babies & Children’s Hospital di Cleveland.
Jadi saat lain waktu anak Anda yang berusia 5 tahun menangis karena tersingkir dari permainan bernyanyi mengelilingi kursi atau tarian beku, tetap ingat hal ini: ”Anak kecil mungkin terlihat patah hati saat itu tapi biasanya mereka bisa melalui kekalahan mereka dengan cukup cepat,” tutur Dr. Landis. ”Daripada memanjakan anak yang kesal karena tidak menang, biarkan dia merasakan sakitnya kekalahan—dan kemudian lupakanlah.” Anda bisa melakukannya persis seperti itu dengan taktik penyesuaian berikut.
UNGKAPAN KEKALAHAN ”AKU TIDAK AKAN PERNAH MEMAINKAN PERMAINAN BODOH INI LAGI.”
TAKTIK KEMENANGAN JELASKAN PADANYA BAHWA SESEKALI SEMUA ORANG MENGALAMI KEKALAHAN.
Wajar bila anak-anak hanya ingin memainkan permainan yang mereka tahu pasti akan bisa dimenangkan. Namun tugas Anda adalah mengingatkan bahwa jika mereka ingin maju, maka ada saatnya harus mengalami kekalahan. ”Anda bisa mengatakan, terkadang bintang baseball atau seluncur es favorit mereka sesekali akan mengalami kekalahan juga saat menghadapi lawan yang lebih kuat,” ujar Dr. Landis. ”Sangat pas ketika kukatakan pada putriku bahwa pahlawannya, Miley Cyrus, seringkali ditolak mendapatkan peran sebelum akhirnya berhasil mendapatkan peran Hannah Montana.” Katakan kepadanya, orang-orang sukses tetap berlatih untuk meningkatkan kemampuan mereka—bukannya malah menyerah. Lalu tanyakan padanya apakah dia ingin terus bermain agar bisa menjadi lebih baik dalam permainan. Kemungkinan jawaban yang tercetus adalah, ”Iya!”
UNGKAPAN KEKALAHAN ”AKU BURUK DALAM PERMAINAN INI.”
TAKTIK KEMENANGAN PUJILAH PERMAINANNYA
Anak-anak di usia ini tidak menikmati kompetisi hanya untuk mendapatkan tantangan. Mereka menyukai kemenangan karena merasa berprestasi dan berjaya, ujar John Wechter, Ed.D, psikologis klinis di Cambridge Health Alliance di Cambridge, Massachusettes. Jadi jangan hanya memuji anak saat dia menang, tunjukkan antusiasme saat dia kalah. Berikan selamat kepadanya pada sesuatu yang spesifik. Misalnya, katakan ”Permainan yang bagus! Mama sangat bangga akan cara kamu mengoper bola ke teman satu tim” atau ”Kamu menyimak dengan sangat baik selama bermain Simon Says.” Dan saat menonton acara olahraga, tunjukkan bagaimana para pemain berjabat tangan di akhir permainan. Semakin anak melihat sportivitas yang bagus, semakin mereka akan berusaha menyamai atau melebihi hal itu.
UNGKAPAN KEKALAHAN ”AKU BENCI PERMAINAN INI”
TAKTIK KEMENANGAN JANJIKAN PERTANDINGAN ULANG
Hindari menutupi atau tidak mengacuhkan kekalahan tapi juga jangan mengungkit-ungkitnya. Lebih baik katakan sesuatu seperti: ”Ada hal-hal yang tidak berjalan seperti yang kita inginkan. Ada saat-saat dimana Mama juga kecewa.” Ini berbeda dengan mengatakan, ”Tidak masalah’, yang tidak mengetahui perasaan anak,” ujar Maureen O’Brien, PhD, penulis Watch Me Grow.
Lalu ingatkan anak bahwa ada saat lain dimana dia bisa menang, ujar Dr. Wechter. ”Ini akan membuatnya keluar dari keadaan sekarang dan memberikan dia sesuatu untuk dinantikan,” ujarnya. Jika hasil permainan bergantung pada strategi daripada keberuntungan, pikirkan bersamanya hal berbeda apa yang bisa dilakukannya. Katakan sesuatu seperti, ”Hmm, Mama ingin tahu apa yang akan terjadi jika kamu memindahkan buah catur ini” daripada mengatakan apa yang harus dilakukannya. Dengan begini, anak-anak tidak merasa Anda menjadi kritis, dan mereka akan lebih suka mengingat strategi baru jika bisa mendapatkan penyelesaian mereka sendiri.
UNGKAPAN KEKALAHAN ”AKU MENYERAH”
TAKTIK KEMENANGAN TEKANKAN BAHWA MENYELESAIKAN PERMAINAN MERUPAKAN HAL PENTING
Jika anak merasa tidak akan memenangkan permainan, dia mungkin akan menyudahinya sebelum permainan berakhir. Namun Anda harus mendorongnya untuk tetap bertahan sampai akhir. ”Katakan kepada anak-anak bahwa berhenti di tengah permainan seperti mengingkari janji pada teman—dan jika melakukannya, mungkin teman-teman tidak akan mau bermain denganmu lagi,” Dr. Landis menyarankan. Katakan bahwa tim sepak bola dan baseball tetap bermain sampai akhir permainan, entah berapapun skornya atau betapa kecewa para pemainnya.
Anda juga harus bertanya kepadanya apa yang akan dirasakannya jika lawannya mundur dan menghilangkan kesempatan baginya untuk memenangkan permainan. ”Bahkan anak yang masih sangat kecil akan mengatakan betapa mereka merasa sedih karena hal itu,” kata Dr. Landis. ”Mendorong balita untuk memahami pemikiran ini akan membuat mereka menjadi warga negara dan teman yang lebih baik.”
UNGKAPAN KEKALAHAN ”AKU TIDAK AKAN PERNAH MENANG”
TAKTIK KEMENANGAN MELONGGARKAN ARTI KEMENANGAN
Mencari cara untuk menjelaskan bahwa kemenangan bukanlah segalanya bisa membuat permainan berada dalam perspektif. ”Dalam keluarga kami, pemenanglah yang membersihkan papan permainan,” kata Dr. O’Brien. Ini akan menghentikan setiap orang terjebak dalam perayaan kemenangan—dan membual bahwa merekalah yang terbaik.
UNGKAPAN KEKALAHAN ”PERMAINAN INI UNTUK ANAK PEREMPUAN”
TAKTIK KEMENANGAN BUATLAH MENJADI NETRAL TERHADAP GENDER
Yang mengejutkan, menurut studi terbaru, reaksi anak terhadap kekalahan mungkin banyak terkait dengan jenis kelamin lawannya. ”Dalam studi kami, anak-anak bereaksi paling negatif saat mereka dikatakan tidak tampil sebaik kelompok lawan jenisnya,” jelas Marjorie Rhodes, PhD, asisten profesor psikologi di New York University di New York.
Karena anak-anak usia ini mengenali banyak aktivitas sebagai ”untuk anak lelaki” atau ”untuk anak perempuan”, mereka mungkin akan kehilangan minat dalam permainan jika ada anak dari lawan jenisnya yang lebih unggul. Untuk memastikan anak tidak menggunakan alasan ini saat kalah, coba katakan sesuatu seperti, ”Saudara perempuanmu kali ini menang karena dia sudah pernah memainkannya. Begitu kamu sudah pernah memainkannya beberapa kali, kamu akan melakukannya dengan baik.”
Walaupun kemenangan memberikan balita rasa kontrol dan kebanggaan, mereka juga perlu mengambil hikmah dari kekalahan. ”Kekalahan membantu anak mulai mengembangkan empati dan keteguhan hati,” kata Carolyn Landis, PhD, psikologi klinis di UH Rainbow Babies & Children’s Hospital di Cleveland.
Jadi saat lain waktu anak Anda yang berusia 5 tahun menangis karena tersingkir dari permainan bernyanyi mengelilingi kursi atau tarian beku, tetap ingat hal ini: ”Anak kecil mungkin terlihat patah hati saat itu tapi biasanya mereka bisa melalui kekalahan mereka dengan cukup cepat,” tutur Dr. Landis. ”Daripada memanjakan anak yang kesal karena tidak menang, biarkan dia merasakan sakitnya kekalahan—dan kemudian lupakanlah.” Anda bisa melakukannya persis seperti itu dengan taktik penyesuaian berikut.
UNGKAPAN KEKALAHAN ”AKU TIDAK AKAN PERNAH MEMAINKAN PERMAINAN BODOH INI LAGI.”
TAKTIK KEMENANGAN JELASKAN PADANYA BAHWA SESEKALI SEMUA ORANG MENGALAMI KEKALAHAN.
Wajar bila anak-anak hanya ingin memainkan permainan yang mereka tahu pasti akan bisa dimenangkan. Namun tugas Anda adalah mengingatkan bahwa jika mereka ingin maju, maka ada saatnya harus mengalami kekalahan. ”Anda bisa mengatakan, terkadang bintang baseball atau seluncur es favorit mereka sesekali akan mengalami kekalahan juga saat menghadapi lawan yang lebih kuat,” ujar Dr. Landis. ”Sangat pas ketika kukatakan pada putriku bahwa pahlawannya, Miley Cyrus, seringkali ditolak mendapatkan peran sebelum akhirnya berhasil mendapatkan peran Hannah Montana.” Katakan kepadanya, orang-orang sukses tetap berlatih untuk meningkatkan kemampuan mereka—bukannya malah menyerah. Lalu tanyakan padanya apakah dia ingin terus bermain agar bisa menjadi lebih baik dalam permainan. Kemungkinan jawaban yang tercetus adalah, ”Iya!”
UNGKAPAN KEKALAHAN ”AKU BURUK DALAM PERMAINAN INI.”
TAKTIK KEMENANGAN PUJILAH PERMAINANNYA
Anak-anak di usia ini tidak menikmati kompetisi hanya untuk mendapatkan tantangan. Mereka menyukai kemenangan karena merasa berprestasi dan berjaya, ujar John Wechter, Ed.D, psikologis klinis di Cambridge Health Alliance di Cambridge, Massachusettes. Jadi jangan hanya memuji anak saat dia menang, tunjukkan antusiasme saat dia kalah. Berikan selamat kepadanya pada sesuatu yang spesifik. Misalnya, katakan ”Permainan yang bagus! Mama sangat bangga akan cara kamu mengoper bola ke teman satu tim” atau ”Kamu menyimak dengan sangat baik selama bermain Simon Says.” Dan saat menonton acara olahraga, tunjukkan bagaimana para pemain berjabat tangan di akhir permainan. Semakin anak melihat sportivitas yang bagus, semakin mereka akan berusaha menyamai atau melebihi hal itu.
UNGKAPAN KEKALAHAN ”AKU BENCI PERMAINAN INI”
TAKTIK KEMENANGAN JANJIKAN PERTANDINGAN ULANG
Hindari menutupi atau tidak mengacuhkan kekalahan tapi juga jangan mengungkit-ungkitnya. Lebih baik katakan sesuatu seperti: ”Ada hal-hal yang tidak berjalan seperti yang kita inginkan. Ada saat-saat dimana Mama juga kecewa.” Ini berbeda dengan mengatakan, ”Tidak masalah’, yang tidak mengetahui perasaan anak,” ujar Maureen O’Brien, PhD, penulis Watch Me Grow.
Lalu ingatkan anak bahwa ada saat lain dimana dia bisa menang, ujar Dr. Wechter. ”Ini akan membuatnya keluar dari keadaan sekarang dan memberikan dia sesuatu untuk dinantikan,” ujarnya. Jika hasil permainan bergantung pada strategi daripada keberuntungan, pikirkan bersamanya hal berbeda apa yang bisa dilakukannya. Katakan sesuatu seperti, ”Hmm, Mama ingin tahu apa yang akan terjadi jika kamu memindahkan buah catur ini” daripada mengatakan apa yang harus dilakukannya. Dengan begini, anak-anak tidak merasa Anda menjadi kritis, dan mereka akan lebih suka mengingat strategi baru jika bisa mendapatkan penyelesaian mereka sendiri.
UNGKAPAN KEKALAHAN ”AKU MENYERAH”
TAKTIK KEMENANGAN TEKANKAN BAHWA MENYELESAIKAN PERMAINAN MERUPAKAN HAL PENTING
Jika anak merasa tidak akan memenangkan permainan, dia mungkin akan menyudahinya sebelum permainan berakhir. Namun Anda harus mendorongnya untuk tetap bertahan sampai akhir. ”Katakan kepada anak-anak bahwa berhenti di tengah permainan seperti mengingkari janji pada teman—dan jika melakukannya, mungkin teman-teman tidak akan mau bermain denganmu lagi,” Dr. Landis menyarankan. Katakan bahwa tim sepak bola dan baseball tetap bermain sampai akhir permainan, entah berapapun skornya atau betapa kecewa para pemainnya.
Anda juga harus bertanya kepadanya apa yang akan dirasakannya jika lawannya mundur dan menghilangkan kesempatan baginya untuk memenangkan permainan. ”Bahkan anak yang masih sangat kecil akan mengatakan betapa mereka merasa sedih karena hal itu,” kata Dr. Landis. ”Mendorong balita untuk memahami pemikiran ini akan membuat mereka menjadi warga negara dan teman yang lebih baik.”
UNGKAPAN KEKALAHAN ”AKU TIDAK AKAN PERNAH MENANG”
TAKTIK KEMENANGAN MELONGGARKAN ARTI KEMENANGAN
Mencari cara untuk menjelaskan bahwa kemenangan bukanlah segalanya bisa membuat permainan berada dalam perspektif. ”Dalam keluarga kami, pemenanglah yang membersihkan papan permainan,” kata Dr. O’Brien. Ini akan menghentikan setiap orang terjebak dalam perayaan kemenangan—dan membual bahwa merekalah yang terbaik.
UNGKAPAN KEKALAHAN ”PERMAINAN INI UNTUK ANAK PEREMPUAN”
TAKTIK KEMENANGAN BUATLAH MENJADI NETRAL TERHADAP GENDER
Yang mengejutkan, menurut studi terbaru, reaksi anak terhadap kekalahan mungkin banyak terkait dengan jenis kelamin lawannya. ”Dalam studi kami, anak-anak bereaksi paling negatif saat mereka dikatakan tidak tampil sebaik kelompok lawan jenisnya,” jelas Marjorie Rhodes, PhD, asisten profesor psikologi di New York University di New York.
Karena anak-anak usia ini mengenali banyak aktivitas sebagai ”untuk anak lelaki” atau ”untuk anak perempuan”, mereka mungkin akan kehilangan minat dalam permainan jika ada anak dari lawan jenisnya yang lebih unggul. Untuk memastikan anak tidak menggunakan alasan ini saat kalah, coba katakan sesuatu seperti, ”Saudara perempuanmu kali ini menang karena dia sudah pernah memainkannya. Begitu kamu sudah pernah memainkannya beberapa kali, kamu akan melakukannya dengan baik.”
Sumber : https://parentsindonesia.com/
Berbagi
Komentar