Panduan Aman di Musim Flu
Menderita batuk dan hidung tersumbat memang sangat membuat sengsara, tapi lebih parah lagi jika Anda melihat si kecil terkena 6-10 kali pilek tahun ini. Semua hal juga jadi lebih sulit karena dokter kini mengatakan bahwa membeli obat bebas di apotek bukanlah ide yang bagus. Tahun lalu, US Food and Drug Adminitstration (FDA) mengatakan bahwa bayi dan batita berusia di bawah 2 tahun tidak boleh mengonsumsi obat batuk dan obat flu yang beredar bebas di pasaran. Ini karena adanya efek samping potensial yang terjadi, seperti kejang, detak jantung cepat, tekanan darah tinggi, napas pendek, dan bahkan kematian.
Tidak ada studi yang menunjukkan bahwa obat-obatan ini efektif bagi anak-anak. Oktober tahun lalu—atas persetujuan FDA—Consumer Healthcare Products Association mengumumkan bahwa produsen-produsen besar akan memodifikasi label obat batuk dan flu untuk menyatakan bahwa produk tersebut tidak diperuntukkan bagi anak berusia di bawah 4 tahun. FDA masih berusaha meluaskan peringatannya untuk juga memasukkan golongan anak yang lebih besar ke dalamnya, dan American Academy of Pediatrics (AAP) juga mengimbau untuk tidak memberikan obat batuk dan flu pada semua anak berusia di bawah 6 tahun. Jadi apa yang harus diperhatikan orang tua? Kami bertanya pada para ahli bagaimana membantu anak menangkis kuman secepatnya dan agar dia bisa cepat sembuh jika sedang sakit.
Rencana Pencegahan
Anak-anak melewatkan hampir 22 juta hari sekolah setiap tahun karena selesma. Walaupun Anda tidak bisa melindungi si kecil dari setiap virus, berikut adalah kebiasaan sehat yang bisa meningkatkan daya tahannya.
Pastikan dia cukup tidur. Setiap kali si kecil merasa lelah, sistem kekebalan tubuhnya mungkin akan terlalu lamban untuk memerangi kuman jahat. Sayangnya, sepertiga anak tidak mendapatkan tidur selayaknya yang dibutuhkan. Idealnya, bayi membutuhkan 18 jam sehari, batita dan anak prasekolah 12-14 jam, serta anak usia sekolah membutuhkan sampai dengan 11 jam sehari. Mungkin tidak praktis bagi si kecil untuk bangun lebih siang, tapi jika dia tidak memenuhi jumlah jam yang dibutuhkan, usahakan dia tidur lebih cepat.
Ajari untuk sering mencuci tangan. Sekitar 80% penyakit infeksi, termasuk selesma, menular melalui sentuhan. Jadi sangat penting bagi anak untuk sering mencuci tangannya. Demi memastikan dia sering mencuci tangan, buatlah dia bernyanyi “Old MacDonald” selama dia menyabuni kedua sisi tangannya dan di sela-sela jemarinya. Tisu beralkohol atau larutan pembersih tangan steril adalah pilihan tepat untuk dibawa saat bepergian.
Jaga kebersihan rumah. Satu orang anggota keluarga saja yang terkena flu, berarti mengharuskan Anda untuk ekstra berhati-hati membersihkan rumah agar virus tidak tertular pada yang lain. Inilah tantangannya: Virus bisa bertahan hidup sampai dengan 2 jam pada benda-benda seperti cangkir, permukaan meja, dan handuk. Jadi, sterilkan daerah dan benda lain yang sering disentuh dengan bleach atau tisu antibakteri. “Kuman hidup pada remote TV, peralatan permainan video, pegangan kulkas, dan pegangan pintu,” kata Daniel Frattarelli, MD, anggota Committee on Drugs AAP. Ajari anak bagaimana cara bersin dan batuk di sela-sela lekukan sikunya, bukan di tangan, jadi dia tidak akan terlalu menyebarkan kuman di penjuru rumah. Gunakan cangkir karton di kamar mandi, pisahkan juga sikat gigi agar tidak disentuh anak, dan jangan pernah berbagi gelas, piring, atau peralatan makan lainnya.
Kotak Obat
Sebelum ada peringatan terbaru FDA, sekitar 1 dari 10 orang anak mengonsumsi obat batuk atau pilek dalam jangka waktu tertentu. Kini sejak obat-obatan tidak lagi diperuntukkan bagi bayi dan batita, dan dipertanyakan untuk anak yang lebih besar, cobalah beberapa alternatif aman berikut.
BATUK DAN SAKIT TENGGOROKAN
Batuk membantu anak bernapas lebih lega karena membersihkan lendir hidung dari saluran udara, jadi jangan menghentikannya. “Penekan batuk bisa berbahaya. Mereka membuat beberapa anak menjadi hiperaktif, pusing, dan sulit tidur,” ujar Catherine Tom-Revzon, Pharm D, manajer klinik farmasi anak Children’s Hospital di Montefiore, New York. Meski demikian, semua batuk itu bisa membuat tenggorokan anak teritasi.
Siapkan pereda yang manis. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa madu lebih baik daripada obat batuk untuk meredakan batuk dan membantu anak yang sedang sakit agar bisa tidur lebih nyenyak. “Madu aman bagi anak berusia 1 tahun ke atas, dan anak-anak juga senang mengonsumsi karena rasanya yang manis,” jelas peneliti Ian Paul, MD, anggota komite farmasi dan terapi klinis AAP. Madu hitam, sepeti buckwheat, lebih manjur karena mengandung antioksidan yang lebih tinggi. Berikan setengah sendok teh pada anak berusia 1-5 tahun dan 1 sendok teh untuk anak berusia 6-11 tahun. Namun jangan memberikan madu pada bayi di bawah usia 1 tahun, mereka bisa mengalami keracunan makanan karena bakteri yang ada di dalamnya.
Sajikan sup. Sup lebih dari sekedar pengobatan cara lawas. Penelitian menunjukkan bahwa sup ayam memiliki kandungan antiperadangan.
Cairan pendorong. Cairan hangat atau sangat dingin bisa mengurangi lendir hidung, sehingga mudah dikeluarkan. Selain itu, cairan juga meringankan keluhan sakit tenggorokan dan membuat anak tidak kekurangan cairan. Suruhlah anak minum air dingin, jus dingin/hangat, atau teh tanpa kafein yang dicampur madu.
Tawarkan sesuatu untuk dihisap. Anak-anak berusia 4 tahun ke atas bisa mengisap obat sakit tenggorokan atau obat batuk tablet, permen keras non-gula, atau bahkan buah berry beku. Es batangan atau es batu bisa menjadi pilihan bagus untuk anak kecil yang tenggorokannya gatal.
HIDUNG TERSUMBAT ATAU PILEK
Anda mungkin akan menghabiskan begitu banyak tisu, tapi semua lendir hidung itu membantu mengeluarkan virus flu dari hidung dan saluran sinus anak. Jangan panik jika Anda mendapati cairan hidungnya berubah warna dari bening menjadi kuning atau hijau. Ini adalah tanda bahwa daya tahan tubuhnya sedang memerangi virus, dan bukan berarti dia memerlukan antibiotik.
Keluarkan cairan hidungnya. Cairkan lendir hidung yang mampet dengan beberapa tetes garam, lalu sedotlah dengan pipet.
Lembapkan udara. Jagalah suhu udara di kamar anak agar lembap untuk meringankan hidungnya yang mampet. Suhu hangat alat pelembap udara dan alat penguap bisa menyebabkan panas yang berbahaya. Bakteri dan jamur tumbuh dengan cepat, jadi gantilah air setiap hari dan bersihkan benar-benar tempat penyimpanannya. Ikuti instruksi yang tertera. Pilihan baik lainnya adalah biarkan anak duduk di ruangan beruap atau mandi dengan air hangat.
Mengganjal. Ganjal kepala anak dengan bantal tambahan di malam hari, sehingga cairan hidung dapat mengering. Untuk bayi, tinggikan kasur bagian kepala di tempat tidurnya dengan mengganjalnya menggunakan ganjalan atau bantal di bawah kasurnya.
DEMAM
Jika suhu tubuh anak meningkat, inilah tanda sistem daya tahan tubuhnya sedang bekerja keras memerangi kuman flu. Jadi lebih baik biarkan saja demamnya keluar, kecuali dia terlihat tidak nyaman. Kecuali jika bayi Anda berusia di bawah 3 bulan dan demam dengan suhu 38 derajat celsius atau di atasnya. Telepon dokter. Demam pada bayi bisa berbahaya.
Mandikan dia. Mandi selama 5 menit menggunakan spons dalam air suam-suam kuku bisa membuat anak merasa lebih dingin dan menurunkan suhu tubuhnya.
Coba penurun demam. Ibuprofen atau acetaminophen seharusnya menurunkan demam anak dan meringankan nyeri tubuh. Namun jangan berlebihan. Menurut studi terbaru John Hopkins Children’s Center, kebanyakan orang tua tidak menunggu jangka waktu yang disarankan untuk dosis pemberian obat dan berakhir dengan pemberian obat yang berlebihan untuk anak mereka yang demam. Selalu berikan acetaminophen—jangan ibuprofen—untuk bayi di bawah 6 bulan, dan jangan pernah memberikan aspirin pada anak. Memberikan aspirin bisa menyebabkan penyakit yang langka dan fatal bernama Reye’s syndrome.
Jangan sampai kekurangan cairan. Si kecil kehilangan banyak cairan saat tubuhnya sedang melawan demam. Jadi pastikan Anda memberikannya banyak asupan cairan agar dia tidak mengalami dehidrasi. Coba berikan rehidrasi oral, yang mengandung campuran air dan garam yang bisa membantu anak mendapatkan cairan tubuh lagi, serta cairan elektrolit.
Tidak ada studi yang menunjukkan bahwa obat-obatan ini efektif bagi anak-anak. Oktober tahun lalu—atas persetujuan FDA—Consumer Healthcare Products Association mengumumkan bahwa produsen-produsen besar akan memodifikasi label obat batuk dan flu untuk menyatakan bahwa produk tersebut tidak diperuntukkan bagi anak berusia di bawah 4 tahun. FDA masih berusaha meluaskan peringatannya untuk juga memasukkan golongan anak yang lebih besar ke dalamnya, dan American Academy of Pediatrics (AAP) juga mengimbau untuk tidak memberikan obat batuk dan flu pada semua anak berusia di bawah 6 tahun. Jadi apa yang harus diperhatikan orang tua? Kami bertanya pada para ahli bagaimana membantu anak menangkis kuman secepatnya dan agar dia bisa cepat sembuh jika sedang sakit.
Rencana Pencegahan
Anak-anak melewatkan hampir 22 juta hari sekolah setiap tahun karena selesma. Walaupun Anda tidak bisa melindungi si kecil dari setiap virus, berikut adalah kebiasaan sehat yang bisa meningkatkan daya tahannya.
Pastikan dia cukup tidur. Setiap kali si kecil merasa lelah, sistem kekebalan tubuhnya mungkin akan terlalu lamban untuk memerangi kuman jahat. Sayangnya, sepertiga anak tidak mendapatkan tidur selayaknya yang dibutuhkan. Idealnya, bayi membutuhkan 18 jam sehari, batita dan anak prasekolah 12-14 jam, serta anak usia sekolah membutuhkan sampai dengan 11 jam sehari. Mungkin tidak praktis bagi si kecil untuk bangun lebih siang, tapi jika dia tidak memenuhi jumlah jam yang dibutuhkan, usahakan dia tidur lebih cepat.
Ajari untuk sering mencuci tangan. Sekitar 80% penyakit infeksi, termasuk selesma, menular melalui sentuhan. Jadi sangat penting bagi anak untuk sering mencuci tangannya. Demi memastikan dia sering mencuci tangan, buatlah dia bernyanyi “Old MacDonald” selama dia menyabuni kedua sisi tangannya dan di sela-sela jemarinya. Tisu beralkohol atau larutan pembersih tangan steril adalah pilihan tepat untuk dibawa saat bepergian.
Jaga kebersihan rumah. Satu orang anggota keluarga saja yang terkena flu, berarti mengharuskan Anda untuk ekstra berhati-hati membersihkan rumah agar virus tidak tertular pada yang lain. Inilah tantangannya: Virus bisa bertahan hidup sampai dengan 2 jam pada benda-benda seperti cangkir, permukaan meja, dan handuk. Jadi, sterilkan daerah dan benda lain yang sering disentuh dengan bleach atau tisu antibakteri. “Kuman hidup pada remote TV, peralatan permainan video, pegangan kulkas, dan pegangan pintu,” kata Daniel Frattarelli, MD, anggota Committee on Drugs AAP. Ajari anak bagaimana cara bersin dan batuk di sela-sela lekukan sikunya, bukan di tangan, jadi dia tidak akan terlalu menyebarkan kuman di penjuru rumah. Gunakan cangkir karton di kamar mandi, pisahkan juga sikat gigi agar tidak disentuh anak, dan jangan pernah berbagi gelas, piring, atau peralatan makan lainnya.
Kotak Obat
Sebelum ada peringatan terbaru FDA, sekitar 1 dari 10 orang anak mengonsumsi obat batuk atau pilek dalam jangka waktu tertentu. Kini sejak obat-obatan tidak lagi diperuntukkan bagi bayi dan batita, dan dipertanyakan untuk anak yang lebih besar, cobalah beberapa alternatif aman berikut.
BATUK DAN SAKIT TENGGOROKAN
Batuk membantu anak bernapas lebih lega karena membersihkan lendir hidung dari saluran udara, jadi jangan menghentikannya. “Penekan batuk bisa berbahaya. Mereka membuat beberapa anak menjadi hiperaktif, pusing, dan sulit tidur,” ujar Catherine Tom-Revzon, Pharm D, manajer klinik farmasi anak Children’s Hospital di Montefiore, New York. Meski demikian, semua batuk itu bisa membuat tenggorokan anak teritasi.
Siapkan pereda yang manis. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa madu lebih baik daripada obat batuk untuk meredakan batuk dan membantu anak yang sedang sakit agar bisa tidur lebih nyenyak. “Madu aman bagi anak berusia 1 tahun ke atas, dan anak-anak juga senang mengonsumsi karena rasanya yang manis,” jelas peneliti Ian Paul, MD, anggota komite farmasi dan terapi klinis AAP. Madu hitam, sepeti buckwheat, lebih manjur karena mengandung antioksidan yang lebih tinggi. Berikan setengah sendok teh pada anak berusia 1-5 tahun dan 1 sendok teh untuk anak berusia 6-11 tahun. Namun jangan memberikan madu pada bayi di bawah usia 1 tahun, mereka bisa mengalami keracunan makanan karena bakteri yang ada di dalamnya.
Sajikan sup. Sup lebih dari sekedar pengobatan cara lawas. Penelitian menunjukkan bahwa sup ayam memiliki kandungan antiperadangan.
Cairan pendorong. Cairan hangat atau sangat dingin bisa mengurangi lendir hidung, sehingga mudah dikeluarkan. Selain itu, cairan juga meringankan keluhan sakit tenggorokan dan membuat anak tidak kekurangan cairan. Suruhlah anak minum air dingin, jus dingin/hangat, atau teh tanpa kafein yang dicampur madu.
Tawarkan sesuatu untuk dihisap. Anak-anak berusia 4 tahun ke atas bisa mengisap obat sakit tenggorokan atau obat batuk tablet, permen keras non-gula, atau bahkan buah berry beku. Es batangan atau es batu bisa menjadi pilihan bagus untuk anak kecil yang tenggorokannya gatal.
HIDUNG TERSUMBAT ATAU PILEK
Anda mungkin akan menghabiskan begitu banyak tisu, tapi semua lendir hidung itu membantu mengeluarkan virus flu dari hidung dan saluran sinus anak. Jangan panik jika Anda mendapati cairan hidungnya berubah warna dari bening menjadi kuning atau hijau. Ini adalah tanda bahwa daya tahan tubuhnya sedang memerangi virus, dan bukan berarti dia memerlukan antibiotik.
Keluarkan cairan hidungnya. Cairkan lendir hidung yang mampet dengan beberapa tetes garam, lalu sedotlah dengan pipet.
Lembapkan udara. Jagalah suhu udara di kamar anak agar lembap untuk meringankan hidungnya yang mampet. Suhu hangat alat pelembap udara dan alat penguap bisa menyebabkan panas yang berbahaya. Bakteri dan jamur tumbuh dengan cepat, jadi gantilah air setiap hari dan bersihkan benar-benar tempat penyimpanannya. Ikuti instruksi yang tertera. Pilihan baik lainnya adalah biarkan anak duduk di ruangan beruap atau mandi dengan air hangat.
Mengganjal. Ganjal kepala anak dengan bantal tambahan di malam hari, sehingga cairan hidung dapat mengering. Untuk bayi, tinggikan kasur bagian kepala di tempat tidurnya dengan mengganjalnya menggunakan ganjalan atau bantal di bawah kasurnya.
DEMAM
Jika suhu tubuh anak meningkat, inilah tanda sistem daya tahan tubuhnya sedang bekerja keras memerangi kuman flu. Jadi lebih baik biarkan saja demamnya keluar, kecuali dia terlihat tidak nyaman. Kecuali jika bayi Anda berusia di bawah 3 bulan dan demam dengan suhu 38 derajat celsius atau di atasnya. Telepon dokter. Demam pada bayi bisa berbahaya.
Mandikan dia. Mandi selama 5 menit menggunakan spons dalam air suam-suam kuku bisa membuat anak merasa lebih dingin dan menurunkan suhu tubuhnya.
Coba penurun demam. Ibuprofen atau acetaminophen seharusnya menurunkan demam anak dan meringankan nyeri tubuh. Namun jangan berlebihan. Menurut studi terbaru John Hopkins Children’s Center, kebanyakan orang tua tidak menunggu jangka waktu yang disarankan untuk dosis pemberian obat dan berakhir dengan pemberian obat yang berlebihan untuk anak mereka yang demam. Selalu berikan acetaminophen—jangan ibuprofen—untuk bayi di bawah 6 bulan, dan jangan pernah memberikan aspirin pada anak. Memberikan aspirin bisa menyebabkan penyakit yang langka dan fatal bernama Reye’s syndrome.
Jangan sampai kekurangan cairan. Si kecil kehilangan banyak cairan saat tubuhnya sedang melawan demam. Jadi pastikan Anda memberikannya banyak asupan cairan agar dia tidak mengalami dehidrasi. Coba berikan rehidrasi oral, yang mengandung campuran air dan garam yang bisa membantu anak mendapatkan cairan tubuh lagi, serta cairan elektrolit.
Berbagi
Komentar