Bersin dan Pilek di Pagi Hari Tanda Alergi
Bersin, pilek, dan hidung gatal atau mampat yang sering terjadi di pagi hari pada anak-anak merupakan salah satu gejala rhinitis (pilek) alergi. Rhinitis alergi adalah salah satu penyakit alergi yang umumnya diderita pada usia anak sekolah dan dapat terus berlangsung sampai dewasa apabila tidak ditangani dengan baik. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia angka kejadian rhinitis alergi di dunia bervariasi dan dapat mencapai 40 persen pada anak, dan sekitar 10 sampai 30 persen orang dewasa.
Pada rhinitis alergi terjadi reaksi alergi yang menyebabkan peradangan pada daerah hidung yang dapat menyebabkan keluarnya sekret/lendir, rasa gatal, bersin, dan hidung mampat. Keluhan ini dapat disertai juga dengan mata merah, gatal, dan berair. Keluhan lain yang dapat menyertainya adalah mimisan, tidur mengorok, gangguan pada telinga, dan sakit kepala apabila terjadi komplikasi sinusitis.
Gejala rhinitis alergi bervariasi, dari ringan-sedang sampai berat. Pada anak dengan gejala rhinitis alergi yang berat, kegiatan anak pada pagi hari dapat terganggu karena kualitas tidur malam yang tidak optimal akibat sumbatan pada hidung yang cukup berat. Konsentrasi anak di sekolah juga dapat terganggu karena mengantuk. Otomatis prestasi belajar ikut menurun. Penyakit alergi lain seperti asma atau dermatitis atopik (eksim) juga dapat menyertai rhinitis alergi. Bagi penderita asma, apabila rhinitis alergi tidak ditangani dengan baik, maka serangan asma dapat sulit dikendalikan.
Anak yang berisiko menderita rhinitis alergi adalah anak-anak dengan riwayat penyakit alergi pada keluarga. Maka perlu ditelusuri riwayat penyakit alergi seperti asma, rhinitis alergi, atau eksim pada orang tua dan saudara sekandung. Apabila ada orang tua atau saudara sekandung memiliki riwayat penyakit alergi, maka anak mempunyai risiko lebih tinggi menderita alergi termasuk rhinitis alergi.
Penyebab rhinitis alergi paling sering di Indonesia adalah alergen (zat pencetus alergi) inhalan yaitu alergen yang masuk ke dalam tubuh dengan cara dihirup melalui saluran napas. Alergen yang paling sering ditemukan pada rhinitis alergi di Indonesia atau negara tropis pada umumnya adalah tungau debu rumah, bulu binatang, kecoa.
Alergen makanan sangat jarang menjadi pencetus rhinitis alergi. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi pencetus rhinitis alergi pada anak agar dapat dilakukan langkah pencegahan dengan tepat. Penentuan alergen penyebab rhinitis alergi dapat dilakukan melalui riwayat penyakit anak dan dapat didukung dengan tes alergi baik melalui darah atau pun tes kulit.
Hal yang harus diperhatikan selain alergen adalah masalah polutan seperti asap rokok yang dapat merusak saluran napas. Polutan dapat memperberat penyakit alergi di saluran napas seperti asma dan rhinitis alergi.
Pada rhinitis alergi terjadi reaksi alergi yang menyebabkan peradangan pada daerah hidung yang dapat menyebabkan keluarnya sekret/lendir, rasa gatal, bersin, dan hidung mampat. Keluhan ini dapat disertai juga dengan mata merah, gatal, dan berair. Keluhan lain yang dapat menyertainya adalah mimisan, tidur mengorok, gangguan pada telinga, dan sakit kepala apabila terjadi komplikasi sinusitis.
Gejala rhinitis alergi bervariasi, dari ringan-sedang sampai berat. Pada anak dengan gejala rhinitis alergi yang berat, kegiatan anak pada pagi hari dapat terganggu karena kualitas tidur malam yang tidak optimal akibat sumbatan pada hidung yang cukup berat. Konsentrasi anak di sekolah juga dapat terganggu karena mengantuk. Otomatis prestasi belajar ikut menurun. Penyakit alergi lain seperti asma atau dermatitis atopik (eksim) juga dapat menyertai rhinitis alergi. Bagi penderita asma, apabila rhinitis alergi tidak ditangani dengan baik, maka serangan asma dapat sulit dikendalikan.
Anak yang berisiko menderita rhinitis alergi adalah anak-anak dengan riwayat penyakit alergi pada keluarga. Maka perlu ditelusuri riwayat penyakit alergi seperti asma, rhinitis alergi, atau eksim pada orang tua dan saudara sekandung. Apabila ada orang tua atau saudara sekandung memiliki riwayat penyakit alergi, maka anak mempunyai risiko lebih tinggi menderita alergi termasuk rhinitis alergi.
Penyebab rhinitis alergi paling sering di Indonesia adalah alergen (zat pencetus alergi) inhalan yaitu alergen yang masuk ke dalam tubuh dengan cara dihirup melalui saluran napas. Alergen yang paling sering ditemukan pada rhinitis alergi di Indonesia atau negara tropis pada umumnya adalah tungau debu rumah, bulu binatang, kecoa.
Alergen makanan sangat jarang menjadi pencetus rhinitis alergi. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi pencetus rhinitis alergi pada anak agar dapat dilakukan langkah pencegahan dengan tepat. Penentuan alergen penyebab rhinitis alergi dapat dilakukan melalui riwayat penyakit anak dan dapat didukung dengan tes alergi baik melalui darah atau pun tes kulit.
Hal yang harus diperhatikan selain alergen adalah masalah polutan seperti asap rokok yang dapat merusak saluran napas. Polutan dapat memperberat penyakit alergi di saluran napas seperti asma dan rhinitis alergi.
Sumber : http://parentsindonesia.com/
Berbagi
Komentar