Fokus Pada Satu Olahraga Berisiko Cedera
Anak-anak usia sekolah dasar disarankan memiliki banyak kegiatan olahraga. Alasannya, jika anak hanya terkonsentrasi pada satu kegiatan olahraga dapat meningkatkan risiko cedera.
Menurut penelitan yang baru ini di sebuah konferensi di Atlanta dan disponsori oleh Society for Medicine Tenis dan Sains dan Asosiasi Tenis AS menyatakan anak yang fokus menekuni satu bidang olahraga, terutama atlet muda sangat mungkin mendapatkan cedera lebih sering dibandingkan anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu bermain banyak olahraga.
"Temuan kami menunjukkan bahwa partisipasi lebih dalam berbagai olahraga dan permain dapat menjadi pelindung dari cedera, khususnya di kalangan pemain tenis," kata Dr Neeru Jayanthi, spesialis pengobatan olahraga di Loyola University Health System di Maywood, Illinois.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 600 atlet muda yang 300 atlet diantaranya sedang menjalani perawatan fisik karena cedera. Namun peneliti hanya memfokuskan diri mencatat aktivitas 124 atlet tenis. Sebanyak 74 atlet diantaranya sama sekali tidak memainkan olahraga lain selain tenis.
Atlet muda yang fokus pada olahraga tenis rata-rata menghabiskan hampir 13 jam dalam seminggu dan kurang dari 2 jam dalam seminggu melakukan kegiatan lain di luar tenis. Dengan jumlah waktu tersebut atlet-atlet ini belum terlalu berisiko mendapat cedera. Namun ketika mereka menambahkan waktu untuk bermain tenis sekitar 16 jam dalam seminggu risiko terhadap cedera malah meningkat. Cedera yang paling sering dialami adalah cedera lutut.
Sementara atlet tenis yang melakukan kegiatan lain di luar kebiasaannya justru jarang cedera. Peneliti menyimpulkan anak muda yang melakukan beragam kegiatan koordinasi ototnya lebih baik daripada yang melakukan satu jenis olahraga. Melakukan berbagai aktivitas juga memaksa otot-otot anak muda bekerja lebih dinamis. Jadi jika anak Anda melakukan banyak permainan olahraga biarkan saja. Secara tak langsung mereka sedang melahir kinerja otot tubuh.
Menurut penelitan yang baru ini di sebuah konferensi di Atlanta dan disponsori oleh Society for Medicine Tenis dan Sains dan Asosiasi Tenis AS menyatakan anak yang fokus menekuni satu bidang olahraga, terutama atlet muda sangat mungkin mendapatkan cedera lebih sering dibandingkan anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu bermain banyak olahraga.
"Temuan kami menunjukkan bahwa partisipasi lebih dalam berbagai olahraga dan permain dapat menjadi pelindung dari cedera, khususnya di kalangan pemain tenis," kata Dr Neeru Jayanthi, spesialis pengobatan olahraga di Loyola University Health System di Maywood, Illinois.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 600 atlet muda yang 300 atlet diantaranya sedang menjalani perawatan fisik karena cedera. Namun peneliti hanya memfokuskan diri mencatat aktivitas 124 atlet tenis. Sebanyak 74 atlet diantaranya sama sekali tidak memainkan olahraga lain selain tenis.
Atlet muda yang fokus pada olahraga tenis rata-rata menghabiskan hampir 13 jam dalam seminggu dan kurang dari 2 jam dalam seminggu melakukan kegiatan lain di luar tenis. Dengan jumlah waktu tersebut atlet-atlet ini belum terlalu berisiko mendapat cedera. Namun ketika mereka menambahkan waktu untuk bermain tenis sekitar 16 jam dalam seminggu risiko terhadap cedera malah meningkat. Cedera yang paling sering dialami adalah cedera lutut.
Sementara atlet tenis yang melakukan kegiatan lain di luar kebiasaannya justru jarang cedera. Peneliti menyimpulkan anak muda yang melakukan beragam kegiatan koordinasi ototnya lebih baik daripada yang melakukan satu jenis olahraga. Melakukan berbagai aktivitas juga memaksa otot-otot anak muda bekerja lebih dinamis. Jadi jika anak Anda melakukan banyak permainan olahraga biarkan saja. Secara tak langsung mereka sedang melahir kinerja otot tubuh.
Sumber : http://parentsindonesia.com/
Berbagi
Komentar