Mendeteksi Buta Warna pada Si Kecil
Beberapa anak sulit membedakan warna, dan hal ini bisa membuat sekolah menjadi hal sulit. Jika si kecil mencampur sirup coklat dengan kecap atau memberi warna laut dengan warna ungu, ini mungkin bukan bentuk kreativitas yang jenius. Mungkin dia sebenarnya buta warna. Anak-anak dengan kondisi genetis ini memiliki masalah membedakan warna-warna tertentu yang sering terjadi adalah warna merah dan hijau. Sementara orang dengan penglihatan normal dapat mengindentifikasi lebih dari 100 warna, seseorang yang mengidap buta warna parah hanya dapat melihat sedikit warna.
Penting melakukan diagnosis kebutaan warna sejak dini karena guru sering menggunakan warna sebagai alat ajar. Guru meminta anak mewarnai pohon dengan hijau, menghitung empat biji berwarna kuning, atau menggambar lingkaran warna merah muda—dan anak yang tidak bisa memilih warna dapat tertinggal dalam pelajaran. “Balita bisa berhenti berusaha menyelesaikan tugasnya karena dia memiliki masalah dengan tugas yang berkaitan dengan warna,” kata Mary Louise Collins, MD, opthalmologis anak di Townson, Maryland.
Pastikan si kecil menjalani pemeriksaan penglihatan sejak usia 5 tahun, dan lebih dini lagi jika Anda melihat adanya masalah. Penglihatan warna seringkali bukan merupakan bagian dari pemeriksaan rutin, jadi mintalah mereka untuk memeriksanya. Misalnya dengan serangkaian gambar yang dibentuk dari titik-titik berwarna dengan bentuk tersembunyi yang hanya bisa dilihat oleh anak dengan penglihatan warna yang normal. Jika dokter anak mencurigai adanya masalah, ia akan menganjurkan Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis. “Buta warna tidak akan menghalangi kemampuan anak untuk berhasil di sekolah,” ujar Dr. Collins. Kebanyakan anak buta warna beradaptasi dengan mempelajari kata-kata pada krayon, bertanya pada teman sekelasnya, atau mengenali warna berdasarkan pada pengalaman yang dialami.
Penting melakukan diagnosis kebutaan warna sejak dini karena guru sering menggunakan warna sebagai alat ajar. Guru meminta anak mewarnai pohon dengan hijau, menghitung empat biji berwarna kuning, atau menggambar lingkaran warna merah muda—dan anak yang tidak bisa memilih warna dapat tertinggal dalam pelajaran. “Balita bisa berhenti berusaha menyelesaikan tugasnya karena dia memiliki masalah dengan tugas yang berkaitan dengan warna,” kata Mary Louise Collins, MD, opthalmologis anak di Townson, Maryland.
Pastikan si kecil menjalani pemeriksaan penglihatan sejak usia 5 tahun, dan lebih dini lagi jika Anda melihat adanya masalah. Penglihatan warna seringkali bukan merupakan bagian dari pemeriksaan rutin, jadi mintalah mereka untuk memeriksanya. Misalnya dengan serangkaian gambar yang dibentuk dari titik-titik berwarna dengan bentuk tersembunyi yang hanya bisa dilihat oleh anak dengan penglihatan warna yang normal. Jika dokter anak mencurigai adanya masalah, ia akan menganjurkan Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis. “Buta warna tidak akan menghalangi kemampuan anak untuk berhasil di sekolah,” ujar Dr. Collins. Kebanyakan anak buta warna beradaptasi dengan mempelajari kata-kata pada krayon, bertanya pada teman sekelasnya, atau mengenali warna berdasarkan pada pengalaman yang dialami.
Sumber : http://parentsindonesia.com/
Berbagi
Komentar