Seruan Pembangkit Semangat
PIKIRAN NEGATIF Anak-anak memulai banyak hal baru di usia 4 dan 5 tahun, seperti mengikat tali sepatu sendiri, mengenali huruf-huruf nama mereka, dan bermain bola. ”Selama periode belajar yang intensif ini, pasti ada rasa frustrasi,” jelas Dr. Chansky. “Hal ini terwujud dalam banyak cara, termasuk kritis terhadap diri sendiri.” Apakah seorang anak benar-benar berpikir dia bodoh—bahkan jika dia mengatakannya? ”Mungkin tidak,” Dr. Chansky berujar. ”Namun seperti orang dewasa, si kecil bisa terperangkap dalam momen tersebut.”
UBAH JADI POSITIF Tanyakan kepada anak mengapa dia merasakan hal itu. Begitu Anda bisa membuatnya berbicara, dia akan bisa mengekspresikannya dengan spesifik apa yang salah. ”Tidak akan butuh lama sampai akhirnya kalimat ”Aku bodoh!” berubah menjadi sesuatu yang lebih kongkrit dan bisa dikoreksi seperti, ’Konselor kemahku mengatakan bahwa aku perlu mempelajari sisi kanan dari sisi kiriku,” kata Dr. Chansky. Lalu jelaskan bahwa banyak anak yang memiliki masalah serupa dan Anda membantunya mengatasi masalah tersebut. Di saat yang sama, tingkatkan rasa percaya dirinya dengan menyarankan aktivitas yang bisa dilakukannya dengan baik.
“Semua hal buruk terjadi padaku.”
PIKIRAN NEGATIF Apa yang terlihat seperti kekecewaan kecil bagi Anda, misalnya toko es krim yang kehabisan keping cokelat mint, bisa menjadi hal besar bagi anak.
UBAH JADI POSITIF Anda mungkin tergoda untuk membuatnya menjadi lebih baik, terutama jika pembenahannya tergolong mudah. ”Namun itu tidak membantu anak belajar mengatasi kekecewaan dan mencegah omongan negatif seperti ini,” kata Dr. Vazzana. Katakan kepada anak Anda tahu bahwa memang membuat frustrasi jika kita tidak bisa memiliki apa yang diinginkan, dan ingatkan dirinya akan hal-hal yang sudah seperti diinginkannya. Lalu tawarkan dia pilihan. Katakan sesuatu seperti, ”Kita tidak bisa mendapatkan rasa favorit kamu, kalau cokelat atau stroberi saja bagaimana?”
”Aku perlu diet.”
PIKIRAN NEGATIF “Kebanyakan, anak hanya mengulang sesuatu yang didengarkan dari orang dewasa atau televisi,” ujar Dr. Vazzana. ”Untuk mengetahui apakah anak Anda hanya meniru apa yang didengarnya, mintalah dia menjelaskan apa yang dimaksud.”
UBAH JADI POSITIF Jika jelas si kecil tidak mengerti apa yang dikatakannya, katakan saja bahwa berdiet tidak sehat bagi anak-anak dan biarkan seperti itu. Namun anak-anak yang bersikeras mereka ”gemuk” atau ”jelek” membutuhkan lebih banyak penjelasan. Tunjukkan bahwa semua orang memiliki tubuh berbeda dan orang-orang memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Perhatikan apa yang Anda katakan tentang diri Anda atau orang lain, dan waspadalah akan pesan bawah sadar yang didapat anak dari TV. Menurut sebuah studi dari Kensington Research Institute di Silver Spring, Maryland, karakter berbadan kurus dalam tayangan anak (misalnya Ariel atau Han Solo) secara umum digambarkan bersifat manis, sementara para penjahat (seperti Ursula atau Jabba the Hutt) cenderung tampil gemuk.
”Tidak ada seorang pun suka kepadaku.”
PIKIRAN NEGATIF Persahabatan mulai menjadi hal penting pada usia sekitar 4 dan 5 tahun, tapi kemampuan sosial anak tertinggal di belakang, tutur Robin Altman, MD, penulis Shrink Rap: An Irreverent Take on Child Psychiatry. “Anak-anak usia ini seringkali bersama dengan kelompok baru anak-anak,” jelas Dr. Altman. ”Jika satu atau dua anak berkata mereka tidak mau bermain dengan anak Anda, dia mungkin berasumsi bahwa semua orang dalam kelompok akan memiliki reaksi serupa.”
UBAH JADI POSITIF Bantulah anak mempertimbangkan alasan mengapa seseorang tidak mau bermain dengannya. ”Pertanyaan-pertanyaan seperti ’Apakah anak lelaki itu sedang melakukan permainan lain?’ akan menyarankan anak Anda untuk mempertimbangkan situasinya,” kata Dr. Chansky. “Bimbing anak untuk melihat, mungkin si anak lelaki itu tidak mau bermain sepak bola dengannya kemudian, tapi mungkin akan menyambutnya dalam permainan yang sedang dimainkannya.
UBAH JADI POSITIF Tanyakan kepada anak mengapa dia merasakan hal itu. Begitu Anda bisa membuatnya berbicara, dia akan bisa mengekspresikannya dengan spesifik apa yang salah. ”Tidak akan butuh lama sampai akhirnya kalimat ”Aku bodoh!” berubah menjadi sesuatu yang lebih kongkrit dan bisa dikoreksi seperti, ’Konselor kemahku mengatakan bahwa aku perlu mempelajari sisi kanan dari sisi kiriku,” kata Dr. Chansky. Lalu jelaskan bahwa banyak anak yang memiliki masalah serupa dan Anda membantunya mengatasi masalah tersebut. Di saat yang sama, tingkatkan rasa percaya dirinya dengan menyarankan aktivitas yang bisa dilakukannya dengan baik.
“Semua hal buruk terjadi padaku.”
PIKIRAN NEGATIF Apa yang terlihat seperti kekecewaan kecil bagi Anda, misalnya toko es krim yang kehabisan keping cokelat mint, bisa menjadi hal besar bagi anak.
UBAH JADI POSITIF Anda mungkin tergoda untuk membuatnya menjadi lebih baik, terutama jika pembenahannya tergolong mudah. ”Namun itu tidak membantu anak belajar mengatasi kekecewaan dan mencegah omongan negatif seperti ini,” kata Dr. Vazzana. Katakan kepada anak Anda tahu bahwa memang membuat frustrasi jika kita tidak bisa memiliki apa yang diinginkan, dan ingatkan dirinya akan hal-hal yang sudah seperti diinginkannya. Lalu tawarkan dia pilihan. Katakan sesuatu seperti, ”Kita tidak bisa mendapatkan rasa favorit kamu, kalau cokelat atau stroberi saja bagaimana?”
”Aku perlu diet.”
PIKIRAN NEGATIF “Kebanyakan, anak hanya mengulang sesuatu yang didengarkan dari orang dewasa atau televisi,” ujar Dr. Vazzana. ”Untuk mengetahui apakah anak Anda hanya meniru apa yang didengarnya, mintalah dia menjelaskan apa yang dimaksud.”
UBAH JADI POSITIF Jika jelas si kecil tidak mengerti apa yang dikatakannya, katakan saja bahwa berdiet tidak sehat bagi anak-anak dan biarkan seperti itu. Namun anak-anak yang bersikeras mereka ”gemuk” atau ”jelek” membutuhkan lebih banyak penjelasan. Tunjukkan bahwa semua orang memiliki tubuh berbeda dan orang-orang memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Perhatikan apa yang Anda katakan tentang diri Anda atau orang lain, dan waspadalah akan pesan bawah sadar yang didapat anak dari TV. Menurut sebuah studi dari Kensington Research Institute di Silver Spring, Maryland, karakter berbadan kurus dalam tayangan anak (misalnya Ariel atau Han Solo) secara umum digambarkan bersifat manis, sementara para penjahat (seperti Ursula atau Jabba the Hutt) cenderung tampil gemuk.
”Tidak ada seorang pun suka kepadaku.”
PIKIRAN NEGATIF Persahabatan mulai menjadi hal penting pada usia sekitar 4 dan 5 tahun, tapi kemampuan sosial anak tertinggal di belakang, tutur Robin Altman, MD, penulis Shrink Rap: An Irreverent Take on Child Psychiatry. “Anak-anak usia ini seringkali bersama dengan kelompok baru anak-anak,” jelas Dr. Altman. ”Jika satu atau dua anak berkata mereka tidak mau bermain dengan anak Anda, dia mungkin berasumsi bahwa semua orang dalam kelompok akan memiliki reaksi serupa.”
UBAH JADI POSITIF Bantulah anak mempertimbangkan alasan mengapa seseorang tidak mau bermain dengannya. ”Pertanyaan-pertanyaan seperti ’Apakah anak lelaki itu sedang melakukan permainan lain?’ akan menyarankan anak Anda untuk mempertimbangkan situasinya,” kata Dr. Chansky. “Bimbing anak untuk melihat, mungkin si anak lelaki itu tidak mau bermain sepak bola dengannya kemudian, tapi mungkin akan menyambutnya dalam permainan yang sedang dimainkannya.
Sumber : http://parentsindonesia.com/
Berbagi
Komentar