Tidak Selamanya Bersifat Protektif itu Baik, Lho.
Melindungi anak merupakan kewajiban orangtua. Tapi jika itu dilakukan secara berlebihan, bisa menghambat perkembangan mentalnya. Orangtua overprotective ingin selalu melindungi anak-anak mereka dari setiap kesulitan atau kemalangan hidup tanpa menyadari bahwa mereka telah menghambat perkembangan anaknya.
Orangtua overprotective cenderung membawa efek negatif pada anak karena hal ini memberikan pesan yang salah kepada anak dan anak akan berpikir bahwa dunia bukanlah tempat yang aman. Inilah beberapa akibat orangtua yang overprotective
Anak tidak bisa mengembangkan keterampilannya
orangtua overprotective akan selalu mengawasi gerakan anak-anak mereka namun dengan cara yang berlebihan. Anak yang terus-menerus diawasi secara berlebihan akan berpikir bahwa dunia tidak lagi aman baginya. Dan anak tidak akan pernah punya kesempatan mengembangkan kemampuannya untuk menjadi mandiri. orangtua overprotective bisa mematahkan semangat anak-anaknya sehingga dia tidak mau bergaul.
Anak menjadi depresi
Orangtua yang terlalu berlebihan melindungi anak dapat membuat anak depresi terlepas dari semua cinta dan kasih sayang yang diberikan. Anak-anak cenderung akan merasa cemas dan depresi karena orangtua overprotective terlalu sedikit memberikan ruang bagi mereka untuk bertindak bebas. Orangtua selalu ingin menjaga anak-anak mereka dari sakit, rasa tidak bahagia, pengalaman buruk, penolakan, kegagalan dan rasa kecewa. Padahal mereka perlu merasakan itu semua untuk memerkaya dirinya.
Anak kehilangan kepercayaan dirinya
Orangtua yang tidak pernah membiarkan anak-anaknya menyelesaikan masalahnya sendiri mereka tidak akan pernah membuat keputusan yang penting. Anak-anak perlu belajar untuk mencari solusi dari masalah yang mereka hadapi dengan teman-teman atau saudara mereka sendiri daripada mengandalkan modiasi orangtuanya. Orangtua yang overprotective tidak suka melihat anak-anak mereka terlalu lama mengerjakan tugasnya dan akhirnya mengambil alih tugas itu dan akibatnya anak jadi kurang percaya diri. Anak-anak perlu menumbuhkan kepercayaan diri dan kompetensi ketika mereka berurusan dengan beberapa hal.
Harga diri rendah
Orangtua overprotective membuat harga diri anak rendah. Itu karena orangtua tidak membiarkan anak-anaknya untuk melewati tantangan dengan cara mereka sendiri. Orangtua yang terlalu ketat mengawasi anaknya selalu menutup kesempatan anak-anaknya untuk tumbuh dan berkembang.
Menekan kebahagiaan anak
Orangtua overprotective akan melakukan segalanya untuk memberikan kehidupan yang bebas stres untuk anak-anak mereka. Namun hal ini sering memiliki efek sebaliknya. Tidak ada banyak kebahagiaan di rumah karena orangtua overprotective tidak pernah mencoba untuk menciptakan lingkungan yang bebas stres karena mereka terus mendambakan kesempurnaan dalam kehidupan anak-anak mereka.
Pertumbuhan anak tertunda
Orangtua overprotective memilih untuk melakukan segalanya untuk anak-anak mereka sehingga mereka menghambat proses pendewasaan anak. Overproteksi dapat membuat anak tidak siap menghadapi kompetisi yang sesungguhnya. Selain itu , ketika anak masuk ke dunia nyata, mereka takut menghadapinya. Tugas orangtua adalah membuat anak-anak mereka mandiri dan dewasa. Namun kebanyakan orangtua overprotective tidak melakukannya bahkan setelah anak-anak telah lulus kuliah dan memasuki dunia kerja.
Orangtua overprotective cenderung membawa efek negatif pada anak karena hal ini memberikan pesan yang salah kepada anak dan anak akan berpikir bahwa dunia bukanlah tempat yang aman. Inilah beberapa akibat orangtua yang overprotective
Anak tidak bisa mengembangkan keterampilannya
orangtua overprotective akan selalu mengawasi gerakan anak-anak mereka namun dengan cara yang berlebihan. Anak yang terus-menerus diawasi secara berlebihan akan berpikir bahwa dunia tidak lagi aman baginya. Dan anak tidak akan pernah punya kesempatan mengembangkan kemampuannya untuk menjadi mandiri. orangtua overprotective bisa mematahkan semangat anak-anaknya sehingga dia tidak mau bergaul.
Anak menjadi depresi
Orangtua yang terlalu berlebihan melindungi anak dapat membuat anak depresi terlepas dari semua cinta dan kasih sayang yang diberikan. Anak-anak cenderung akan merasa cemas dan depresi karena orangtua overprotective terlalu sedikit memberikan ruang bagi mereka untuk bertindak bebas. Orangtua selalu ingin menjaga anak-anak mereka dari sakit, rasa tidak bahagia, pengalaman buruk, penolakan, kegagalan dan rasa kecewa. Padahal mereka perlu merasakan itu semua untuk memerkaya dirinya.
Anak kehilangan kepercayaan dirinya
Orangtua yang tidak pernah membiarkan anak-anaknya menyelesaikan masalahnya sendiri mereka tidak akan pernah membuat keputusan yang penting. Anak-anak perlu belajar untuk mencari solusi dari masalah yang mereka hadapi dengan teman-teman atau saudara mereka sendiri daripada mengandalkan modiasi orangtuanya. Orangtua yang overprotective tidak suka melihat anak-anak mereka terlalu lama mengerjakan tugasnya dan akhirnya mengambil alih tugas itu dan akibatnya anak jadi kurang percaya diri. Anak-anak perlu menumbuhkan kepercayaan diri dan kompetensi ketika mereka berurusan dengan beberapa hal.
Harga diri rendah
Orangtua overprotective membuat harga diri anak rendah. Itu karena orangtua tidak membiarkan anak-anaknya untuk melewati tantangan dengan cara mereka sendiri. Orangtua yang terlalu ketat mengawasi anaknya selalu menutup kesempatan anak-anaknya untuk tumbuh dan berkembang.
Menekan kebahagiaan anak
Orangtua overprotective akan melakukan segalanya untuk memberikan kehidupan yang bebas stres untuk anak-anak mereka. Namun hal ini sering memiliki efek sebaliknya. Tidak ada banyak kebahagiaan di rumah karena orangtua overprotective tidak pernah mencoba untuk menciptakan lingkungan yang bebas stres karena mereka terus mendambakan kesempurnaan dalam kehidupan anak-anak mereka.
Pertumbuhan anak tertunda
Orangtua overprotective memilih untuk melakukan segalanya untuk anak-anak mereka sehingga mereka menghambat proses pendewasaan anak. Overproteksi dapat membuat anak tidak siap menghadapi kompetisi yang sesungguhnya. Selain itu , ketika anak masuk ke dunia nyata, mereka takut menghadapinya. Tugas orangtua adalah membuat anak-anak mereka mandiri dan dewasa. Namun kebanyakan orangtua overprotective tidak melakukannya bahkan setelah anak-anak telah lulus kuliah dan memasuki dunia kerja.
Sumber : parentsindonesia.com/
Berbagi
Komentar