APA KATA MEREKA TENTANG KAMI

Testimoni
Pak Rahmat
Alumni

Kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada guru dan seluruh staff Bina Amal 03 yang sudah mendidik anak kami, baik saat di playgroup sampai di TK sekarang ini. Saya merasa bahwa kesabaran dan ketelatenan ibu-ibu guru di Bina Amal 03 bisa membimbing dan mendidik anak saya menjadi anak yang sholih, berbakti pada orang tua. Dan karena kesabaran, ketelatenan, serta pendekatan yang terus-menerus membuat anak kami yang awalnya dulu tidak mau bersekolah bahkan takut ke sekolah, sekarang sudah merasa enjoy dan happy bersekolah, bahkan jika diminta libur sekolah tidak mau. Hal yang tidak kalah penting di TKIT Bina Amal 03 mengutamakan pendidikan karakter ke anak, hal ini sangat bagus karena pendidikan karakter memang harus diterapkan sejak usia dini.

Testimoni
Pak Joko
Alumni

Kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada guru dan seluruh staff Bina Amal 03 yang sudah mendidik anak kami, baik saat di playgroup sampai di TK sekarang ini. Saya merasa bahwa kesabaran dan ketelatenan ibu-ibu guru di Bina Amal 03 bisa membimbing dan mendidik anak saya menjadi anak yang sholih, berbakti pada orang tua. Dan karena kesabaran, ketelatenan, serta pendekatan yang terus-menerus membuat anak kami yang awalnya dulu tidak mau bersekolah bahkan takut ke sekolah, sekarang sudah merasa enjoy dan happy bersekolah, bahkan jika diminta libur sekolah tidak mau. Hal yang tidak kalah penting di TKIT Bina Amal 03 mengutamakan pendidikan karakter ke anak, hal ini sangat bagus karena pendidikan karakter memang harus diterapkan sejak usia dini.

Testimoni
Pak Bambang
Alumni

Kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada guru dan seluruh staff Bina Amal 03 yang sudah mendidik anak kami, baik saat di playgroup sampai di TK sekarang ini. Saya merasa bahwa kesabaran dan ketelatenan ibu-ibu guru di Bina Amal 03 bisa membimbing dan mendidik anak saya menjadi anak yang sholih, berbakti pada orang tua. Dan karena kesabaran, ketelatenan, serta pendekatan yang terus-menerus membuat anak kami yang awalnya dulu tidak mau bersekolah bahkan takut ke sekolah, sekarang sudah merasa enjoy dan happy bersekolah, bahkan jika diminta libur sekolah tidak mau. Hal yang tidak kalah penting di TKIT Bina Amal 03 mengutamakan pendidikan karakter ke anak, hal ini sangat bagus karena pendidikan karakter memang harus diterapkan sejak usia dini.

Featured Posts

Featured Posts

Arsip

Error 404

Sorry! The content you were looking for does not exist or changed its url.

Please check if the url is written correctly or try using our search form.
Ekstrakurikuler

Sarana pengembangan bakat minat yang mewadahi kegiatan anak. Ada banyak pilihan Ekstra kurikuler, diantaranya : Akademik : Matematika, IPS, Fisika, Biologi, Desain Grafis, English Club, Arabic Club Kewiraan : Pramuka, PMR, Paskibra Seni : Teater, Nasyid, Cerpen, Kaligrafi, Qiroah, Rebana, Sinematografi Olah Raga : Basket, Futsal, Voli, Badminton, Beladiri, Panahan

Selengkapnya
Puncak Tema

PUNCAK TEMA Puncak Tema adalah kegiatan untuk memberikan kebermaknaan pembahasan tema, maka pada setiap akhir tema perlu dikokohkan dengan puncak tema.. Kegiatan puncak tema bersifat menggembirakan, penguatan sikap, pengetahuan, keterampilan yang melibatkan berbagai pihak terutama orang tua/keluarga. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan cara : Berdiskusi dengan anak tentang pengalaman yang berkaitan dengan tema yang sudah digunakan. Mengajak anak untuk menceritakan kembali hasil karya selama penggunaan tema kepada teman, orang tua dan atau keluarga. Kunjungan lapangan dalam rangka penguatan kompetensi yang sudah dimiliki anak. Mengundang orang tua untuk kegiatan bersama yang berkaitan dengan tema. Membuat setting lingkungan sesuai dengan tema TRANSISI ANTAR TEMA Setelah mengakhiri tema guru harus dapat mengkaitkan tema sebelum dan tema yang akan digunakan selanjutnya untuk membangun minat dan ketertarikan anak dalam memasuki kegiatan main di tema berikutnya. Proses ini disebut transisi antar tema. Transisi antar tema yang dilakukan dengan berbagai cara antara lain: Diskusi tentang pengalaman anak terkait tema lama Berkunjung ke suatu tempat yang terkait dengan tema baru Membacakan cerita yang terkait dengan tema baru Berdiskusi sesuai dengan pengalaman anak yang terkait dengan tema baru Mengundang narasumber yang memiliki keahlian/pengetahuan terkait dengan tema baru

Selengkapnya
Takhasus Al Quran

Adalah program menghapal Al Quran 30 Juz. Program ini diawali dengan tahsin, yaitu mengeluarkan setiap huruf-huruf al Quran dari tempat keluarnya dengan memberikan hak dan mustahaknya.” Atau dengan kata lain menyempurnakan semua hal yang berkaitan dengan kesempurnaan pengucapan huruf-huruf al Quran dari aspek sifat-sifatnya yang senantiasa melekat padanya dan menyempurnakan pengucapan hukum hubungan antara satu huruf dengan yang lainnya seperti idzhar, idgham, ikhfa dan sebagainya. Dengan kata lain adalah memperbaiki bacaan santri agar sesuai dengan kaidah yang berlaku. Adapun metode menghafal yang di terapkan menganut prinsip “Penambahan” (Ziadah) dan “Pengulangan” (Murojaah). Cara menghafalkan santri dalam satu hari harus mengajukan tambahan hafalan pada pagi dan malam hari serta mengulang kembali hafalan pada sore hari. Santri dibagi menjadi kelompok-kelompok/halaqoh hafalan yang dipimpin oleh satu ustadz pembimbing. Setiap ustadz pembimbing bertanggungjawab mengawasi dan mengoreksi kualitas bacaan santri

Selengkapnya
Pendidikan Karakter

Penanaman nilai-nilai karakter merupakan hal penting yang harus ditanamkan pada siswa dari jenjang sekolah rendah hingga perguruan tinggi. Religius adalah salah satu unsur utama dalam pendidikan karakter. Bina Amal adalah salah satu sekolah yang telah lama mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam pada diri siswa. Model penanaman Pendidikan karakter pada siswa di Sekolah Islam Terpadu Bina Amal Semarang meliputi dua ruang, yakni ruang dalam sekolah dan ruang luar sekolah. Di dalam sekolah, model yang diterapkan meliput i; (1) Pembiasaan adab harian di sekolah, (2) pembiasaan berpakaian Islam syar’I baik siswa maupun guru, (3) pembiasaan pelafalan kalam Islami sebelum pelajaran, (4) Pembiasaan pergaulan Islami, (5) Menempatkan pelajaran Quran sebelum matapelajaran umum, (6) program salat berjamaah, (7) program makan siang bersama, dan (8) peka ananda.

Selengkapnya
Logo
Slide 2
Slide 1

Slider

4-latest-1110px-slider

Comments

4-comments

[Yayasan][horizontal][animated][7]

Recent Post [simple][recent][10]

Bina Amal Semarang


Yayasan Bina Amal

Populer

Agar Anak Rajin Shalat

Solat Jamaah saat acara malam bina iman taqwa di Bina Amal Diriwayatkan, Umar bin Khattab setiap kali membangunkan anaknya untuk shalat beliau membaca ayat dalam surah Thaha yang artinya, “Dan, perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan, akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (QS Thaha : 132). Rupanya, ayat ini yang mendasari motivasi Amirul Mukminin Umar bin Khattab sehingga tak pernah merasa lelah dalam menegakkan shalat dalam rumah tangganya. Setidaknya, ada empat pelajaran berharga yang dipetik dari ayat di atas. Pertama. Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah ( berislam). Maknanya setiap anak pada hakikatnya berpotensi senang shalat dan merasa membutuhkan shalat. Orang tuanyalah yang dengan atau tanpa sadar telah memalingkan fitrah anaknya selama ini. Penghasilan dan makanan yang haram atau bercampur yang haram, to...

Siswa PAUD IT Bina Amal Bermain ke Toko Bunga dan Tanaman

Siswa siswi KBIT - TKIT Bina Amal melakukan kunjungan ke toko bunga dan tanaman dalam rangka puncak tema bunga, Kamis, 4 Oktober 2018.   Di sana, mereka melihat dan mengenal bunga - bunga yang ada. Seru sekali kegiatan puncak tema bunga kali ini...   Siswa siswi dapat melihat secara langsung bunga - bunga yang cantik dan warna warni.

Agar Anak Selalu Optimis

Anak yang optimis adalah anak yang percaya diri. Dia akan selalu percaya bahwa yang dia lakukan adalah baik. Dia tidak takut untuk mencoba. Bila melakukan kesalahan, dia tidak akan larut dalam perasaan bersalah. Bila mengalami kegagalan, dia tidak akan ngembek, dan akan terus mencoba  untuk mencapai keberhasilan.  Menjadi pribadi yang optimis tentu tidaklah mudah. Membutuhkan peran serta aktif dari orang tua. Bagaimana caranya? 1.Pujian dan Penghargaan Bila anak melakukan hal yang baik, jangan jual mahal kata-kata pujian. Meskipun yang telah dilakukan anak adalah hal  sepele menurut kita, namun bagi anak-anak itu bisa jadi sesuatu yang luar biasa. Misalnya, pada saat anak selesai bermain. Lalu anak kita mengembalikan mainan yang selesai dia mainkan ke dalam kotak mainan. Pujilah buah hati kita. Buatlah dia merasa bila apa yang dia lakukan sangatlah baik dan harus terus dilakukan. Tidak perlu kata-kata yang panjang. Cukup dengan tersenyum lalu katakana,”Wah…keren…...

Lima Hal Positif Yang Perlu Ditanamkan Dalam Diri Kid Jaman Now

Kids Zaman Now begitu viral di dunia nyata maupun di dunia maya. Istilah yang begitu mudah di dengar dan ditirukan banyak orang. Apa sih sebenarnya arti Zaman Now itu sendiri? Jaman dalam istilah umum berarti masa / waktu dan Now dari bahasa inggris yang artinya sekarang atau kekinian. Pertanyaannya adalah mengapa tidak memakai istilah anak jaman sekarang saja atau anak kekinian? Saya fikir ini ini bukan masalah istilah biar keren dengan menggunakan bahasa inggris akan tetapi pemakaian istilah ini merujuk kepada Kids Zaman Now sangat lekat dengan dunia digital dan media sosial. Hal inilah yang membedakan masa muda kita dengan anak-anak yang lahir tahun 2000an.  Perkembangan teknologi dan tidak diimbangi dengan kesiapan mental para user akan menimbulkan efek samping yang membahayan. Berikut akan saya sampaikan beberapa fakta sederhana tetapi kalau dibiarkan akan menjadi Petaka Sosial. Pada masa 90an sampai masuk tahun 2000 generasi waktu itu belum terlalu disibukkan dengan “G...

Cara Mendidik Anak Aktif Menjadi Kreatif

Anak yang aktif kadang menggemaskan. Ada saja polah tingkah mereka yang bisa membuat kita tersenyum. Namun bila terlalu dibiarkan akan semakin menjadi. Dan bila kita memberlakukan pola asuh yang salah, bisa jadi anak aktif tersebut mengarah pada anak “bandel” . Lagu bagaimana untuk mengatasi atau mendidik anak aktif ini? Salah satunya adalah mengubah mereka menjadi anak yang kreatif . Bagaimana caranya? Ikuti tips-tips di bawah ini: 1. Jangan membatasi anak dengan banyak larangan Anak yang aktif adalah anak yang suka bergerak. Itu sudah menjadi sifat dari sang anak. Bila kita terlalu banyak memberikan ini dan itu, tentu dia akan merasa ada semacam kerangkeng yang membelenggu tubuhnya. Mungkin ada saatnya dia akan menuruti aturan tersebut. Namun bila ada hal-hal yang membuatnya kecewa, dia bisa berubah menjadi anak yang tidak mau tahu aturan, dan seakan-akan dia akan tumbuh menjadi anak yang pemberontak. Anak yang aktif biasanya butuh….. 2. Pengarahan ya...

Panduan Mudah Belajar

J am sudah menunjukkan lewat waktu tidur dan si kecil yang berusia 6 tahun menangis karena belum bisa mengingat kata-kata ejaannya. Beberapa jam sebelumnya, Anda memintanya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah. Kini, Anda menyuruhnya menutup buku dan tidur. Dia terlalu lelah, sangat tidak siap, dan cemas. Jangan putus asa. Si kecil baru saja memulai hubungan jangka panjang dengan belajar, dan Anda juga terlibat di dalamnya. Jika melihatnya sebagai suatu proses pengenalan pada kebiasaan positif, Anda akan segera menemukan jalan untuk sesi mengerjakan tugas yang produktif, tenang, dan menyenangkan. Ajarkan Konsistensi Hindari pengacau jadwal belajar, misalnya bermain sepulang sekolah. Anak harus mencoba mengerjakan tugasnya di waktu yang sama setiap hari. “Tanpa rutinitas,  tugas akan sangat mudah untuk ditunda,” ujar Jeanne Shay Schumm, PhD, penulis How to Help Your Chilc With Homework . Untuk mencari waktu yang optimal, pertimbangkan juga jadwal keluarga dan temp...

Pesona Edu Hadir untuk Bina Amal

Rabu 23 Oktober 2019, pukul 08.00 siswa SD IT Bina Amal 02 berkunjung ke SMP IT Bina Amal. Mereka dikenalkan dengan pembelajaran digital melalui Pesona Edu. Pesona Edu merupakan software edukasi dengan beberapa produk unggulan kami meliputi konten pengayaan interaktif, buku digital interaktif dan software latihan soal digital. Pesona Edu termasuk software yang mengisi ruang layar menu tablet di Samsung Smart Learning Center (SSLC). Secara bergiliran siswa SD IT Bina Amal 02 bergantian menuju ke SSLC SMP IT Bina Amal. Untuk yang mendapat giliran pertama masuk ke ruang SSLC adalah siswa putri. Sementara siswa putri belajar di SSLC, siswa putra berkeliling melihat komplek kampus SMIT Bina Amal dan menyaksikan video Profil SMP IT Bina Amal. Kegiatan pembelajaran digital dibimbing oleh Ibu Ani Wahyuni S.Pd. selaku guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP IT Bina Amal. Siswa sangat senang dalam melaksanakan pembelajaran digital karena seolah mereka sedang bermain dengan ponsel layar sentuh. ...

Kandungan Bahan Makanan dalam Permen Kenyal

Anak senang makan permen kenyal/chewy, karena rasanya yang manis dan tekstur yang kenyal. Tapi, apa saja komposisi bahan makan dalam camilan ini?   Tak ada salahnya Mama kenali bahan dan nutrisi yang terkandung dalam permen favorit anak ini. * Bahan Penstabil (Gelatin Sapi) Sama seperti pada produk biskuit, bahan penstabil (stabilizer) adalah BTP yang berfungsi untuk menstabilkan sistem dispersi agar campuran ingredient menjadi homogen. Untuk produk permen kenyal yang biasa digunakan memang jenis gelatin. Fungsi lain gelatin adalah sebagai bahan pembentuk gel atau pembentuk tekstur. * Humektan Merupakan BTP yang digunakan untuk mempertahankan kelembaban produk pangan. Bahan yang sering digunakan sebagai humektan untuk permen adalah sorbitol dan xilitol yang juga mampu memperbaiki cita rasa kunyah untuk  permen chewy. * Pengatur Keasaman (asam sitrat, asam laktat) Fungsi sama dengan pada produk chips dan biskuit * Perisa Buah-Buahan Merupakan jenis BTP flavouring yang...

Pentingnya Membangun Komunikasi dengan Anak untuk menjadi Generasi Juara

Psikolog Nurina, S.Psi., CHA., CGA SD IT Bina Amal Semarang mengadakan Seminar Smart Parenting dengan tema " Pentingnya Membangun Komunikasi dengan Anak untuk menjadi Generasi Juara bersama psikolog Nurina, S.Psi., CHA., CGA. Seminar diadakan pada Sabtu, 24 September 2016 dengan peserta merupakan wali murid siswa, khususnya kelas 1 dan kelas 2. Secara umum, seminar berlangsung dengan lancar. Di awali dengan tilawah dari siswa kelas 1 dan kelas 2. Kemudian ada persembahan gerak dan lagu dari siswa kelas 2 serta pembacaan puisi. Penampilan Gerak dan Lagu Siswa Kelas 2 Acara kemudian dilanjutkan penyampaian materi dan diskusi. Alhamdulillah orang tua juga aktif berpatisipasi dalam tanya jawab. Diharapkan dari seminar ini, orang tua memiliki gambaran dan wawasan terkait pentingnya membangun komunikasi dengan anak. Diawali dengan mengenal gaya belajar anak. Dengan mengenal gaya belajar anak, maka di harapkan orang tua lebih mudah dalam membimbing dan menggali poten...

Batasi Garam Untuk Anak

Sekitar 43 persen garam yang diasup si kecil berasal dari 10 jenis makanan yang paling sering mereka makan, di antaranya: Pizza, roti, daging, camilan gurih, roti isi, keju, nugget, sup, dan sebagainya. Beberapa dari makanan di atas sebenarnya tidak berasa asin, tapi sebenarnya mengandung sodium cukup tinggi. Hal ini karena kebanyakan sodium sudah ada dalam makanan, bahkan sebelum makanan tersebut diproses. Seperti halnya orang dewasa, konsumsi garam yang berlebihan pada anak-anak juga bisa mendatangkan masalah pada kesehatan. Salah satunya adalah tekanan darah tinggi. "Satu dari enam anak di Amerika mengalami darah tinggi yang bisa menyebabkan hipertensi di usia dewasa," kata Ileana Arias dari pusat pengendalian dan pencegahan penyakit AS (CDC). Lebih lanjut dikatakan Ileana, menurut hasil sebuah survei yang dilakukan di Amerika Serikat, rata-rata anak berusia 6-18 tahun di sana mengasup 3.300 miligram sodium perhari, belum termasuk garam yang ditambahkan di meja. Jumla...

TENTANG BINA AMAL

Yayasan Wakaf Bina Amal adalah Lembaga dakwah yang menjadi bagian integral dari dakwah ummat, untuk dapat memberikan kontribusi positif kepada bangsa dan negara, terutama dalam melahirkan SDM berkualitas yaitu generasi mandiri yang memiliki karakter robbaniyah. Fokus utama Yayasan Wakaf Bina Amal adalah Bidang Pendidikan.

Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT, Yayasan Wakaf Bina Amal yang didirikan sejak tahun 2001, beralamat di Jalan Kyai Saleh no.8 Mugasari Semarang Selatan, memiliki banyak unit Pendidikan yaitu kampus 1 ( PAUDIT dan SDIT Bina Amal), kampus 2 (SMPIT dan SMAIT Bina Amal yang menggunakan sistem pembelajaran Boarding scholl/asrama dalam Pondok Pesantren Tahfidz Bina Amal) ) , kampus 3 (TKIT dan SDIT Bina Amal 02) dan kampus 4 (PAUDIT Bina Amal 03).

Bina Amal menjawab kebutuhan masyarakat yang mencari Pendidikan terbaik buat putra putrinya yang berkesinambungan dari jenjang PAUD hingga SMA. Dengan tenaga pengajar yang sebagian besar terdiri dari generasi muda yang memiliki semangat untuk terus belajar terlebih menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 dan society 5.0, maka Bina Amal siap menjadi bagian dalam pelopor perubahan dan pembangun peradaban bangsa Indonesia.

TENTANG BINA AMAL

Bina Amal Semarang


Yayasan Bina Amal

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

LEMBAGA PENDIDIK ISLAM TERPADU BINA AMAL TAHUN AJARAN 2023/2024

Trending now

8 Tantangan Seputar Sekolah


“Aku suka sekolah.” Hanya sedikit kalimat yang bisa lebih indah dari ungkapan itu. Karena jika anak sukses di lingkungan pendidikan, besar kemungkinan dia juga sukses di dunia luar. Itulah sebabnya tanda-tanda awal permasalahan di sekolah (mengeluhkan guru, laporan kenakalan anak) dapat menekan tombol panik Anda. Kami membantu Anda mengatasi tantangan paling berat di sekolah.

1. Anak bersikeras bahwa gurunya membenci dia.

Jika kelas sudah berjalan selama beberapa hari, hati-hati mengomentari keluhan anak dan tekankan hal positif. Seusai sekolah, tanyakan, “Apa hal terbaik tentang sekolah hari ini?” bukan “Kamu lebih menyukai Ms. Gray hari ini?” Jika keluhan anak berlanjut hingga lebih dari satu minggu, buat janji pertemuan dengan sang guru untuk mendiskusikan keluhan anak, kata Sara Leef, konselor sekolah dasar di Brookline, Massachusetts.

Ya, ini bisa menjadi topik sulit untuk dikemukakan dengan guru karena terasa begitu pribadi, tapi jika tidak diungkapkan, “perasaan itu cenderung tumbuh menjadi masalah yang lebih besar, yang semakin sulit dipecahkan dengan tuntas,” jelas Leef. Sebelum Anda bertatap muka, secara santai persiapkan beberapa contoh keluhan anak yang menggambarkan mengapa dia merasa gurunya abai terhadapnya. Dan cobalah bersikap tenang saat memasuki ruang kelas agar Anda bisa fokus menyelesaikan masalah tersebut melalui kerja sama. Anda mungkin bisa memulai pembicaraan dengan kalimat, “Untuk beberapa alasan, anak saya merasa Anda tidak menyukai dia. Saya yakin dengan kita duduk bersama dan bicara, kita bisa menyelesaikan masalah ini.”

2. Anak Anda pulang di hari pertama sekolah dengan kecewa karena ranselnya kurang keren.

Mungkin Anda ingin si kecil pergi ke sekolah dengan tas ransel biru polos (tas dengan konstruksi kuat yang Anda suka, tanpa banyak hiasan konyol). Wahai orang tua, anak Anda tidak lagi berada di preschool. Penting bagi si anak SD untuk memilih perlengkapan sekolah sendiri–bahkan hingga hal terkecil seperti buku dan pensil–untuk alasan yang masuk akal. Mengapa? “Anak usia itu ingin diterima agar dia merasa aman,” kata Barbara Micucci, konselor sekolah dasar di King of Prussia, Pennsylvania.

Jika Anda sudah membolehkan anak memilih sendiri ranselnya dan sekarang dia tidak senang dengan pilihannya, minta dia menjelaskan alasannya. Jika dia sekadar menginginkan tas ungu bukan tas merah, mungkin Anda bisa memertahankan pendapat Anda, dengan mengingatkan kembali bahwa dia suka warna merah dan karena itu dia memilih tas merah. Namun jika ada masalah yang lebih besar terkait aktivitas sekolah–misalnya, ransel anak Anda tidak dilengkapi kantong khusus untuk wadah botol minum seperti tas milik teman satu kelasnya–katakan bahwa Anda akan memikirkan hal itu. Masalah seperti itu biasanya menghilang dalam beberapa hari, tapi jika isu tersebut terus mengganggu anak, mungkin Anda perlu berkompromi.

3. Semua anak kelas 1 sudah bisa membaca kecuali, tampaknya, anak Anda.

Si kecil melaporkan bahwa dialah “satu-satunya” anak yang tidak membaca buku cerita sendiri. Benarkah? “Meskipun hanya sedikit anak yang sudah bisa membaca mandiri, jika anak-anak itu adalah teman si kecil, dia merasa semua anak bisa membaca,” kata guru kelas 1 SD, Heather Bailey, dari St. Louis. Masalah bisa semakin sulit jika teman satu kelas sudah membaca buku cerita panjang karena anak-anak melihat transisi dari buku bergambar ke buku cerita panjang sebagai sebuah pencapaian besar. Namun, Bailey mengatakan, anak kelas 1 SD pada umumnya belum bisa membaca buku teks panjang hingga akhir tahun ajaran.

Khawatir anak Anda tidak berada di jalur yang benar? Diskusikan dengan guru kelas. Demi meningkatkan percaya diri anak seputar kemampuan membaca, beri pujian bahkan untuk pencapaian terkecil sekalipun dan bacakan cerita untuk si kecil. “Riset membuktikan anak yang dibacakan buku selama 15 menit setiap hari akan tumbuh menjadi pembaca yang lebih baik dibandingkan anak yang tidak dibacakan buku,” kata Bailey.

Terakhir, jadikan pelajaran membaca sebagai keceriaan sehari-hari: Anda bisa bermain “Aku melihat sesuatu yang diawali huruf F (atau A atau C),” sambil berkendara ke tempat les karate. Atau tanyakan kepada guru kata-kata apa yang perlu dipelajari anak, lalu tempelkan satu atau dua kata di pintu kulkas. Katakan bahwa kata itu adalah kode rahasia yang harus dipecahkan sebelum membuka lemari es untuk mengambil camilan.

4. Anak mengeluh karena dia tidak punya teman bermain saat istirahat.

Tunjukkan empati tapi gunakan bahasa yang netral agar tidak menjadi masalah yang lebih besar bagi anak, saran Christine Brennan, guru TK di Dobbs Ferry, New York. Cobalah, “Wow, tampaknya kamu bermain sendiri. Apa yang kamu mainkan?”

Ingat bahwa di awal-awal masa sekolah, anak-anak biasanya tidak mengucilkan seseorang dengan sengaja. Anak-anak yang bermain petak jongkok mungkin tidak menyadari jika anak Anda ingin bergabung. Maka ajari si kecil untuk berkata, “Hey, bolehkah aku ikut bermain?” Bisa juga teman sekelasnya bermain otoped setiap hari tapi anak Anda lebih tertarik bermain lompat tali–dan dia menginginkan seseorang untuk bermain bersama. Untuk kasus itu, katakan bahwa saat dia menuju arena lompat tali, dia mungkin bertemu seseorang yang juga menyukai permainan tersebut.

Si kecil masih mengeluh? Minta pengawas sekolah untuk memantau anak Anda di taman bermain, saran Leef. “Mungkin Anda akan mendapat laporan bahwa anak Anda tampak marah, berjalan mengitari taman dengan tangan bersedekap, membuat anak-anak lain ragu mendekati dia.” Lalu Anda bisa meminta si pengawas membantu si kecil mencari sekelompok teman bermain.

5. Anak Anda mendapat catatan dari guru TK karena melanggar aturan.

Transisi, transisi! Dari karpet ke meja, dari meja ke antrean, antrean ke makan siang, makan siang ke waktu bermain, waktu bermain ke jam istirahat. Preschool umumnya tidak mengharuskan anak mengerjakan tuntutan yang ada di TK, dan menyesuaikan diri terhadap keseharian yang terstruktur kerap menimbulkan masalah perilaku, kata Robin Davis, guru TK di San Francisco. Mengapa? Anak-anak belum berpikir jangka panjang; jika si kecil sedang asik menyusun balok di waktu istirahat, dia tidak mau berhenti untuk mengantre di perpustakaan.

Bagaimanapun, jika anak Anda dipanggil karena melanggar aturan–termasuk perilaku agresif seperti memukul atau membangkang–dan tidak mau mematuhi petugas sekolah, buat janji bertemu dengan guru, meskipun anak Anda baru satu kali melakukan pelanggaran. Mungkin Anda juga punya sesuatu untuk diungkapkan (misalnya keberadaan adik bayi atau Anda baru kehilangan pekerjaan) sehingga guru punya pemahaman latar belakang masalah perilaku anak. Anda dan pihak sekolah bisa mencari pola dan membuat rencana disiplin. Jika, misalnya, anak Anda cenderung “bertingkah” di penghujung sesi prakarya, tanyakan kepada guru seputar kemungkinan melakukan pendekatan ekstra untuk membantu si kecil. (“Owen, kamu punya waktu sedikit lagi sebelum kita membereskan peralatan ini.”) Juga cari tahu petunjuk transisi yang digunakan guru di kelas. Jika dia menepuk tangan dan berkata, “Satu, dua, tiga, pandangan mata ke arah saya,” lakukan hal yang sama di rumah agar anak semakin akrab dengan petunjuk tersebut, kata Micucci. Terakhir, tanyakan guru apakah dia bersedia berkontribusi di “tabel stiker” yang Anda simpan di ransel anak, saran Micucci. Untuk satu hari kepatuhan di sekolah, dia mendapat satu stiker. Di rumah, dia bisa mendapat stiker lagi jika mau mengikuti aturan. Hal itu menunjukkan bahwa bersikap baik sama pentingnya di rumah dan di sekolah.

6. Si penggencet menyasar anak Anda.

Penggencetan atau bullying adalah salah satu kekhawatiran terbesar orang tua saat anak kembali ke sekolah, menurut survey Parents-Lands’ End belum lama ini. Namun sebelum Anda menghubungi sekolah dan memberi label penggencet kepada seorang anak, ingat bahwa hal itu sama seperti mengucapkan kata “bom” di bandara. Kata itu punya arti serius–memang sudah seharusnya demikian–sehingga Anda perlu menguji tuntas terlebih dulu. “Kami mendefinisikan penggencetan sebagai kekerasan berulang yang dilakukan oleh satu anak terhadap anak lain, tanpa perimbangan kekuatan dan tidak ada alasan melakukan hal itu,” kata Leef. Bullying adalah satu anak mengintimidasi anak lain, baik itu secara fisik, mental, atau keduanya.

Ingat bahwa jika anak Anda punya konflik dengan teman sekelas karena mereka berdua bersaing di kelas senam atau punya karakter keras kepala, itu bukan penggencetan. (Anda bisa membantu mereka berbaikan dengan meminta penasihat sekolah mengadakan sesi mediasi di antara mereka hingga masalah terpecahkan.) Satu cara bagus untuk mengidentifikasi bullying: Tanyakan kepada anak apakah dia tidak keberatan berbicara dengan si teman, kata Leef. “Jika dia menjawab, “Aku mau bicara dengan dia,” itu bukan penggencetan. Bicara penggencetan, ada faktor ketakutan yang jelas. Anak akan takut berinteraksi dengan si penggencet.”

Dalam kasus penggencetan, petugas sekolah akan memutuskan cara mendisiplinkan si penggencet–dan cara melindungi anak Anda. Untuk menjaga anak agar tidak menjadi korban penggencetan, beri dia kekuatan dengan cara mengajari bahasa tubuh dan perkataan yang asertif, kata Micucci. Dengan permainan pura-pura, minta anak berdiri tegak, menyilangkan kedua tangan dan berkata, “Stop. Kamu tidak boleh melakukan itu,” sebelum pergi dan mencari bantuan orang dewasa.

7. Anak Anda terus mendatangi klinik sekolah. Apakah dia benar-benar sakit?

“Jika ada anak yang sakit perut, saya minta dia pergi ke toilet; itu kerap membantu,” kata Jamie Nedwick, gru kelas 1 SD di Hasting-on-Hudson, New York. Jika perawat sekolah memanggil, pastikan dia sudah melakukan kunjungan ke toilet. Tidak demam, muntah, atau diare? Anak Anda mungkin dibolehkan kembali ke kelas; jika demikian, bicaralah dengan anak dan katakan Anda akan memeriksa saat Anda datang menjemput. Untuk menguji kebenaran sakit, ingatkan anak bahwa anak yang terlalu sakit untuk pergi ke sekolah artinya terlalu sakit untuk bermain bersama teman-teman. Jika dia tidak peduli, mungkin sebaiknya Anda membawa dia pulang.

Juga periksa emosi anak. “Anak yang sering datang ke klinik dengan keluhan sakit perut dan sakit kepala cenderung merasa cemas,” kata Leef. “Anak jarang mengatakan “Aku takut matematika,” sehingga mereka memilih pergi ke klinik dengan keluhan sakit perut di setiap jam pelajaran matematika.” Jika Anda mencium kecemasan, lakukan perbincangan segitiga dengan guru dan perawat untuk mencari jalan keluar bersama.

8. Anak Anda tidak mau membicarakan harinya.

Sebagian anak, apalagi anak-anak introvert, mungkin tidak suka memberi laporan, terutama di penghujung hari sekolah yang panjang. Tenangkan diri Anda. Hanya karena anak tidak mau bicara, bukan berarti dia tidak bahagia. Urungkan pembicaraan saat berkendara pulang ke rumah, dan tunggu hingga usai makan malam untuk memancing dia bercerita. Micucci menyarankan Anda menjadikan si kecil sebagai kontestan di tayangan pribadinya. Katakan, “Dalam skala 1 sampai 10, dengan 1 adalah menjengkelkan dan 10 luar biasa, berapa kamu menilai harimu di sekolah tadi?” Jika anak memilih 8, tanyakan, “Apa yang membuat nilai menjadi 8?” Anda juga bisa mencoba aktivitas santai agar anak mau bicara secara alami. “Ketika anak datang ke kantor saya, kami jarang sekadar bicara,” jelas Leef. “Kami menggambar atau bermain board game. Dalam sepuluh menit, seorang anak akan mengisahkan cerita kehidupannya.” [Oleh Mindy Walker]

Sumber : http://parentsindonesia.com/

Popular Posts

Dwi Prastyo
Dwi Prastyo
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

8 Tantangan Seputar Sekolah


“Aku suka sekolah.” Hanya sedikit kalimat yang bisa lebih indah dari ungkapan itu. Karena jika anak sukses di lingkungan pendidikan, besar kemungkinan dia juga sukses di dunia luar. Itulah sebabnya tanda-tanda awal permasalahan di sekolah (mengeluhkan guru, laporan kenakalan anak) dapat menekan tombol panik Anda. Kami membantu Anda mengatasi tantangan paling berat di sekolah.

1. Anak bersikeras bahwa gurunya membenci dia.

Jika kelas sudah berjalan selama beberapa hari, hati-hati mengomentari keluhan anak dan tekankan hal positif. Seusai sekolah, tanyakan, “Apa hal terbaik tentang sekolah hari ini?” bukan “Kamu lebih menyukai Ms. Gray hari ini?” Jika keluhan anak berlanjut hingga lebih dari satu minggu, buat janji pertemuan dengan sang guru untuk mendiskusikan keluhan anak, kata Sara Leef, konselor sekolah dasar di Brookline, Massachusetts.

Ya, ini bisa menjadi topik sulit untuk dikemukakan dengan guru karena terasa begitu pribadi, tapi jika tidak diungkapkan, “perasaan itu cenderung tumbuh menjadi masalah yang lebih besar, yang semakin sulit dipecahkan dengan tuntas,” jelas Leef. Sebelum Anda bertatap muka, secara santai persiapkan beberapa contoh keluhan anak yang menggambarkan mengapa dia merasa gurunya abai terhadapnya. Dan cobalah bersikap tenang saat memasuki ruang kelas agar Anda bisa fokus menyelesaikan masalah tersebut melalui kerja sama. Anda mungkin bisa memulai pembicaraan dengan kalimat, “Untuk beberapa alasan, anak saya merasa Anda tidak menyukai dia. Saya yakin dengan kita duduk bersama dan bicara, kita bisa menyelesaikan masalah ini.”

2. Anak Anda pulang di hari pertama sekolah dengan kecewa karena ranselnya kurang keren.

Mungkin Anda ingin si kecil pergi ke sekolah dengan tas ransel biru polos (tas dengan konstruksi kuat yang Anda suka, tanpa banyak hiasan konyol). Wahai orang tua, anak Anda tidak lagi berada di preschool. Penting bagi si anak SD untuk memilih perlengkapan sekolah sendiri–bahkan hingga hal terkecil seperti buku dan pensil–untuk alasan yang masuk akal. Mengapa? “Anak usia itu ingin diterima agar dia merasa aman,” kata Barbara Micucci, konselor sekolah dasar di King of Prussia, Pennsylvania.

Jika Anda sudah membolehkan anak memilih sendiri ranselnya dan sekarang dia tidak senang dengan pilihannya, minta dia menjelaskan alasannya. Jika dia sekadar menginginkan tas ungu bukan tas merah, mungkin Anda bisa memertahankan pendapat Anda, dengan mengingatkan kembali bahwa dia suka warna merah dan karena itu dia memilih tas merah. Namun jika ada masalah yang lebih besar terkait aktivitas sekolah–misalnya, ransel anak Anda tidak dilengkapi kantong khusus untuk wadah botol minum seperti tas milik teman satu kelasnya–katakan bahwa Anda akan memikirkan hal itu. Masalah seperti itu biasanya menghilang dalam beberapa hari, tapi jika isu tersebut terus mengganggu anak, mungkin Anda perlu berkompromi.

3. Semua anak kelas 1 sudah bisa membaca kecuali, tampaknya, anak Anda.

Si kecil melaporkan bahwa dialah “satu-satunya” anak yang tidak membaca buku cerita sendiri. Benarkah? “Meskipun hanya sedikit anak yang sudah bisa membaca mandiri, jika anak-anak itu adalah teman si kecil, dia merasa semua anak bisa membaca,” kata guru kelas 1 SD, Heather Bailey, dari St. Louis. Masalah bisa semakin sulit jika teman satu kelas sudah membaca buku cerita panjang karena anak-anak melihat transisi dari buku bergambar ke buku cerita panjang sebagai sebuah pencapaian besar. Namun, Bailey mengatakan, anak kelas 1 SD pada umumnya belum bisa membaca buku teks panjang hingga akhir tahun ajaran.

Khawatir anak Anda tidak berada di jalur yang benar? Diskusikan dengan guru kelas. Demi meningkatkan percaya diri anak seputar kemampuan membaca, beri pujian bahkan untuk pencapaian terkecil sekalipun dan bacakan cerita untuk si kecil. “Riset membuktikan anak yang dibacakan buku selama 15 menit setiap hari akan tumbuh menjadi pembaca yang lebih baik dibandingkan anak yang tidak dibacakan buku,” kata Bailey.

Terakhir, jadikan pelajaran membaca sebagai keceriaan sehari-hari: Anda bisa bermain “Aku melihat sesuatu yang diawali huruf F (atau A atau C),” sambil berkendara ke tempat les karate. Atau tanyakan kepada guru kata-kata apa yang perlu dipelajari anak, lalu tempelkan satu atau dua kata di pintu kulkas. Katakan bahwa kata itu adalah kode rahasia yang harus dipecahkan sebelum membuka lemari es untuk mengambil camilan.

4. Anak mengeluh karena dia tidak punya teman bermain saat istirahat.

Tunjukkan empati tapi gunakan bahasa yang netral agar tidak menjadi masalah yang lebih besar bagi anak, saran Christine Brennan, guru TK di Dobbs Ferry, New York. Cobalah, “Wow, tampaknya kamu bermain sendiri. Apa yang kamu mainkan?”

Ingat bahwa di awal-awal masa sekolah, anak-anak biasanya tidak mengucilkan seseorang dengan sengaja. Anak-anak yang bermain petak jongkok mungkin tidak menyadari jika anak Anda ingin bergabung. Maka ajari si kecil untuk berkata, “Hey, bolehkah aku ikut bermain?” Bisa juga teman sekelasnya bermain otoped setiap hari tapi anak Anda lebih tertarik bermain lompat tali–dan dia menginginkan seseorang untuk bermain bersama. Untuk kasus itu, katakan bahwa saat dia menuju arena lompat tali, dia mungkin bertemu seseorang yang juga menyukai permainan tersebut.

Si kecil masih mengeluh? Minta pengawas sekolah untuk memantau anak Anda di taman bermain, saran Leef. “Mungkin Anda akan mendapat laporan bahwa anak Anda tampak marah, berjalan mengitari taman dengan tangan bersedekap, membuat anak-anak lain ragu mendekati dia.” Lalu Anda bisa meminta si pengawas membantu si kecil mencari sekelompok teman bermain.

5. Anak Anda mendapat catatan dari guru TK karena melanggar aturan.

Transisi, transisi! Dari karpet ke meja, dari meja ke antrean, antrean ke makan siang, makan siang ke waktu bermain, waktu bermain ke jam istirahat. Preschool umumnya tidak mengharuskan anak mengerjakan tuntutan yang ada di TK, dan menyesuaikan diri terhadap keseharian yang terstruktur kerap menimbulkan masalah perilaku, kata Robin Davis, guru TK di San Francisco. Mengapa? Anak-anak belum berpikir jangka panjang; jika si kecil sedang asik menyusun balok di waktu istirahat, dia tidak mau berhenti untuk mengantre di perpustakaan.

Bagaimanapun, jika anak Anda dipanggil karena melanggar aturan–termasuk perilaku agresif seperti memukul atau membangkang–dan tidak mau mematuhi petugas sekolah, buat janji bertemu dengan guru, meskipun anak Anda baru satu kali melakukan pelanggaran. Mungkin Anda juga punya sesuatu untuk diungkapkan (misalnya keberadaan adik bayi atau Anda baru kehilangan pekerjaan) sehingga guru punya pemahaman latar belakang masalah perilaku anak. Anda dan pihak sekolah bisa mencari pola dan membuat rencana disiplin. Jika, misalnya, anak Anda cenderung “bertingkah” di penghujung sesi prakarya, tanyakan kepada guru seputar kemungkinan melakukan pendekatan ekstra untuk membantu si kecil. (“Owen, kamu punya waktu sedikit lagi sebelum kita membereskan peralatan ini.”) Juga cari tahu petunjuk transisi yang digunakan guru di kelas. Jika dia menepuk tangan dan berkata, “Satu, dua, tiga, pandangan mata ke arah saya,” lakukan hal yang sama di rumah agar anak semakin akrab dengan petunjuk tersebut, kata Micucci. Terakhir, tanyakan guru apakah dia bersedia berkontribusi di “tabel stiker” yang Anda simpan di ransel anak, saran Micucci. Untuk satu hari kepatuhan di sekolah, dia mendapat satu stiker. Di rumah, dia bisa mendapat stiker lagi jika mau mengikuti aturan. Hal itu menunjukkan bahwa bersikap baik sama pentingnya di rumah dan di sekolah.

6. Si penggencet menyasar anak Anda.

Penggencetan atau bullying adalah salah satu kekhawatiran terbesar orang tua saat anak kembali ke sekolah, menurut survey Parents-Lands’ End belum lama ini. Namun sebelum Anda menghubungi sekolah dan memberi label penggencet kepada seorang anak, ingat bahwa hal itu sama seperti mengucapkan kata “bom” di bandara. Kata itu punya arti serius–memang sudah seharusnya demikian–sehingga Anda perlu menguji tuntas terlebih dulu. “Kami mendefinisikan penggencetan sebagai kekerasan berulang yang dilakukan oleh satu anak terhadap anak lain, tanpa perimbangan kekuatan dan tidak ada alasan melakukan hal itu,” kata Leef. Bullying adalah satu anak mengintimidasi anak lain, baik itu secara fisik, mental, atau keduanya.

Ingat bahwa jika anak Anda punya konflik dengan teman sekelas karena mereka berdua bersaing di kelas senam atau punya karakter keras kepala, itu bukan penggencetan. (Anda bisa membantu mereka berbaikan dengan meminta penasihat sekolah mengadakan sesi mediasi di antara mereka hingga masalah terpecahkan.) Satu cara bagus untuk mengidentifikasi bullying: Tanyakan kepada anak apakah dia tidak keberatan berbicara dengan si teman, kata Leef. “Jika dia menjawab, “Aku mau bicara dengan dia,” itu bukan penggencetan. Bicara penggencetan, ada faktor ketakutan yang jelas. Anak akan takut berinteraksi dengan si penggencet.”

Dalam kasus penggencetan, petugas sekolah akan memutuskan cara mendisiplinkan si penggencet–dan cara melindungi anak Anda. Untuk menjaga anak agar tidak menjadi korban penggencetan, beri dia kekuatan dengan cara mengajari bahasa tubuh dan perkataan yang asertif, kata Micucci. Dengan permainan pura-pura, minta anak berdiri tegak, menyilangkan kedua tangan dan berkata, “Stop. Kamu tidak boleh melakukan itu,” sebelum pergi dan mencari bantuan orang dewasa.

7. Anak Anda terus mendatangi klinik sekolah. Apakah dia benar-benar sakit?

“Jika ada anak yang sakit perut, saya minta dia pergi ke toilet; itu kerap membantu,” kata Jamie Nedwick, gru kelas 1 SD di Hasting-on-Hudson, New York. Jika perawat sekolah memanggil, pastikan dia sudah melakukan kunjungan ke toilet. Tidak demam, muntah, atau diare? Anak Anda mungkin dibolehkan kembali ke kelas; jika demikian, bicaralah dengan anak dan katakan Anda akan memeriksa saat Anda datang menjemput. Untuk menguji kebenaran sakit, ingatkan anak bahwa anak yang terlalu sakit untuk pergi ke sekolah artinya terlalu sakit untuk bermain bersama teman-teman. Jika dia tidak peduli, mungkin sebaiknya Anda membawa dia pulang.

Juga periksa emosi anak. “Anak yang sering datang ke klinik dengan keluhan sakit perut dan sakit kepala cenderung merasa cemas,” kata Leef. “Anak jarang mengatakan “Aku takut matematika,” sehingga mereka memilih pergi ke klinik dengan keluhan sakit perut di setiap jam pelajaran matematika.” Jika Anda mencium kecemasan, lakukan perbincangan segitiga dengan guru dan perawat untuk mencari jalan keluar bersama.

8. Anak Anda tidak mau membicarakan harinya.

Sebagian anak, apalagi anak-anak introvert, mungkin tidak suka memberi laporan, terutama di penghujung hari sekolah yang panjang. Tenangkan diri Anda. Hanya karena anak tidak mau bicara, bukan berarti dia tidak bahagia. Urungkan pembicaraan saat berkendara pulang ke rumah, dan tunggu hingga usai makan malam untuk memancing dia bercerita. Micucci menyarankan Anda menjadikan si kecil sebagai kontestan di tayangan pribadinya. Katakan, “Dalam skala 1 sampai 10, dengan 1 adalah menjengkelkan dan 10 luar biasa, berapa kamu menilai harimu di sekolah tadi?” Jika anak memilih 8, tanyakan, “Apa yang membuat nilai menjadi 8?” Anda juga bisa mencoba aktivitas santai agar anak mau bicara secara alami. “Ketika anak datang ke kantor saya, kami jarang sekadar bicara,” jelas Leef. “Kami menggambar atau bermain board game. Dalam sepuluh menit, seorang anak akan mengisahkan cerita kehidupannya.” [Oleh Mindy Walker]

Sumber : http://parentsindonesia.com/

Berbagi