Cara Mengenal Bakat Anak
Cara mengetahui bakat anak tidak terlalu sulit. Anda hanya perlu melakukan pengamatan terhadap si kecil. Tidak tahu apa yang diamati? Inilah 5 cara menyingkap kecerdasan anak.
Perhatikan saat dia bermain. Apakah anak Anda menyukai permainan kelompok atau senang bermain sendiri? Apakah dia lebih sering berlarian atau duduk manis? Apa yang pertama kali menarik perhatiannya: menggambar, bermain video game, atau sepeda? Mengamati pilihan-pilihan anak akan memberi Anda petunjuk seputar bakat anak.
Beri pilihan sesungguhnya. Ketika Anda ingin si kecil punya minat terhadap musik, tentunya Anda akan mendaftarkan dia ke kelas piano atau tempat les vokal. Namun benarkah di situ letak minat dan keterampilannya? Bagaimana jika dia lebih suka bermain drum atau bass? Atau justru lebih suka bermain sepak bola? Orangtua perlu memahami bahwa anak akan menjadi dirinya sendiri, seberapapun keras usaha Anda mengarahkannya. Kuncinya membiarkan anak mengeksplorasi aneka kegiatan dan lihat aktivitas apa yang paling dia sukai. Jika Anda pikir si kecil suka musik, silakan daftarkan dia ke tempat les piano. Tapi katakan jika dia tidak menikmati bermain piano, dia boleh pindah ke alat musik lain.
Beri kesempatan untuk eksplorasi minatnya. Mungkin bagi Anda bermain video game hanyalah kegiatan yang buang waktu. Tapi jika anak menyukai grafis, animasi, dongeng, atau strategi, aktivitas tersebut bisa membangkitkan bakat terpendamnya. Ajaklah anak melakukan berbagai macam aktivitas lalu amati aktivitas apa yang dia paling nikmati. Bisa jadi disitulah letak bakat alaminya.
Beri kebebasan berekspresi. Jika sepulang sekolah anak mengeluarkan buku catatan dan mulai menulis cerpen karena dia menyukainya, mungkin Anda akan bahagia. Tapi bagaimana jika dia duduk dan menggambar kartun? Atau menjawab teka-teki silang? Ketahuilah itu cara anak mengekspresikan diri. Jika anak merasa dibatasi, bukan tidak mungkin dia akan berhenti mengekspresikan dirinya melalui cara-cara kreatif.
Berikan fasilitas dan pendampingan yang dibutuhkan anak. Tugas orangtua sebenarnya bukan mengajarkan, tetapi mendampingi anak agar dia dapat menemukan minatnya sendiri. Fasilitas tidak harus berupa kursus atau les, tapi bisa berupa dukungan untuk melakukan atau mengeksplorasi minatnya. Selamat mencoba
Sumber : http://parentsindonesia.com/
Berbagi
Komentar