6 Tips Meningkatkan Semangat Belajar Anak
Adalah hal yang wajar jika suatu saat anak Anda mengalami ‘school blues‘, yaitu semacam sindrom di mana anak mendadak ‘mogok’, malas bangun pagi dan ogah-ogahan berangkat ke sekolah. Mungkin ada sesuatu yang membuatnya merasa jemu melihat buku pelajarannya.
Kami punya beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk membangkitkan kembali semangat belajar buah hati Anda!
1. Rayakan keberhasilan
Sebagian besar orang tua cenderung terobsesi dengan prestasi di bidang akademis. Ironisnya, kita menganggap suatu hal biasa jika mendapati para orang tua yang mendaftarkan anak-anak mereka di berbagai kelas pelajaran tambahan dan bimbingan belajar, dengan asumsi bahwa semakin banyak tempat yang didatangi seorang anak untuk belajar maka semakin memuaskan pula nilainya.
Anak-anak juga manusia lho, Bunda. Mereka pasti pernah mengalami
suatu momen di mana ia merasa sangat lelah untuk belajar dan ingin
melupakan semua hal yang membuatnya tertekan. Rasa tertekan bukan hanya
buruk untuk kesehatan mental anak, tapi prestasi belajar mereka bisa
anjlok daripada tahun-tahun sebelumnya.
Kami sarankan agar Anda untuk selalu menghargai berapapun nilai yang
sudah mereka peroleh dalam ulangan, dan jangan sekali-kali mencela jika
ternyata nilai mereka sangat jelek. Misalnya anak Anda selalu mendapat
nilai 30 untuk nilai ulangan Matematikanya, jangan terlalu keras
memarahinya setelah Anda tahu bahwa ia selalu mendapat nilai 80 untuk
tugas mengarang. Setiap anak dikaruniai kemampuan yang berbeda, dan
tugas Anda untuk mendorongnya mengembangkan kemampuan di bidang yang
benar-benar disukainya.
2. Komunikasi
Jangan terus menerus membebani anak dengan pertanyaan tentang
peringkat dan nilai yang mereka dapatkan hari ini di sekolah.
Sebaliknya, Anda lebih baik duduk bersama mereka dan bertanya tentang
apa yang mereka pelajari hari ini di sekolah. Tanyakan tentang pelajaran
yang mereka sukai, dan minta mereka untuk mengajari Anda!
Anak-anak bukanlah satu-satunya golongan yang harus belajar di dunia
ini. Anda pun juga harus belajar! Ceritakan pada anak Anda tentang apa
yang Anda pelajari dengan menunjukkan sebuah artikel menarik atau gambar
dan foto-foto yang Anda lihat di koran, majalah atau internet. Dengan
demikian anak Anda akan menyadari bahwa belajar adalah sesuatu yang
dilakukan setiap hari dan tak mengenal kata berhenti. Bahwa belajar bisa
dilakukan dengan senang hati dan tanpa paksaan.
3. Pesiapan Matang
Adalah suatu bencana jika Anda mengawali pagi hari dengan tangisan
si kecil karena buku atau kaos kaki yang hilang. Untuk mencegah
terjadinya hal semacam ini, sebaiknya Anda menekankan pada pelajar kecil
Anda untuk mempersiapkan semua yang ia butuhkan pada malam hari
sebelumnya.
Meskipun anak harus belajar untuk pelajaran di hari berikutnya,
mengerjakan tugas atau menyalin catatan, selalu beri kesempatan pada
mereka untuk bermain di antara waktu belajar di rumah dan di sekolah.
Saya biasanya memberi kesempatan pada anak-anak untuk nge-game pada
siang hari sepulang sekolah atau sore hari. Dengan melakukan kegiatan
pelepas penat semacam ini diharapkan anak-anak akan berangkat sekolah
beserta pikiran dan sikap yang positif.
4. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kami sempat mengeluhkan padatnya kurikulum pendidikan di Indonesia belakangan ini, yang mengakibatkan anak-anak tak memiliki waktu untuk melakukan aktifitas sekolah di luar jam pelajaran/ kegiatan ekstra kurikuler. Padahal kegiatan ekstra kurikuler penting untuk pelajar pada jenjang pendidikan manapun agar mereka termotivasi untuk datang ke sekolah demi sesuatu hal yang bukan mata pelajaran.
Biarkan anak memilih kegiatan ekstra kurikuler yang mereka sukai,
misalnya futsal, sepak bola, bulu tangkis, catur, menggambar, band,
vokal, dll. Kegiatan olahraga baik untuk kesehatan fisik anak yang telah
duduk dan belajar selama berjam-jam. Sementara kegiatan kesenian akan
menyehatkan kesehatan mental dan membantu mereka mengekspresikan emosi
serta isi hati dengan cara yang positif.
5. Dukung Sepenuhnya
Usahakan untuk mengurangi penggunaan kata-kata negatif, seperti
'tidak', 'tidak bisa', 'jangan', 'kamu salah', dll. Kata-kata semacam
ini hanya akan membuat anak semakin tertekan dan kehilangan semangat
karena semua yang ia lakukan tetap salah di mata Anda.
Anda mungkin merasa telah bekerja siang malam demi anak-anak, dan
merasa kesal karena mereka tak menunjukkan rasa terima kasih berupa
prestasi yang layak Anda banggakan. Ingatlah selalu bahwa kebanggaan
dapat diraih melalui sebuah proses dan tak pernah terjadi secara instan.
Semua orang tua pasti ingin anaknya menjadi 'seseorang' ketika mereka
dewasa nanti. Namun saya rasa keberhasilan mendidik anak-anak menjadi
orang dewasa dengan perilaku positif jauh lebih penting.
6. Ingatkan Tentang Cinta
Kita tentu masih ingat betapa melelahkan dan beratnya hari-hari
sekolah yang harus kita lalui selama bertahun-tahun, dari SD hingga SMA.
Semasa SMA jam pelajaran terakhir adalah siksaan bagi saya (sepertinya
Anda juga kan?) karena harus berjuang melawan rasa kantuk, lapar dan
lemas.
Satu-satunya hal yang membuat saya bertahan adalah bayangan tentang rumah dan makan siang apa yang kira-kira disediakan Ibu saya hari ini. Pulang sekolah dan menemui masakan favorit di meja makan adalah 'sesuatu banget' buat saya. Semua rasa suntuk dan penat mendadak sirna begitu menyantap masakan Ibu!
Jika Anda ibu bekerja dan tak sempat memasak untuk anak-anak, Anda bisa melakukan hal lain untuk mengingatkan mereka bahwa cinta Anda menunggu mereka pulang sekolah. Misalnya dengan menyiapkan bekal berupa kue coklat favorit atau diam-diam menyisipkan pulpen bergambar tokoh kartun yang sudah lama ia inginkan.
Sumber : http://id.theasianparent.com/
Berbagi
Komentar